Song Mingi [⚠mpreg]

76 8 0
                                    

Yunho duduk sendirian di ruang tunggu klinik, merasakan campuran antara kegembiraan dan kecemasan.

Ini adalah kunjungannya yang kesekian kalinya ke dokter kandungan sejak dia mengetahui dirinya hamil. Biasanya, Mingi, suaminya, selalu ada di sampingnya, menggenggam tangannya dan memberikan dukungan.

Namun, kali ini berbeda. Mingi harus dinas ke luar negeri untuk waktu yang tidak ditentukan. Mereka tidak tahu kapan Mingi bisa pulang.

Saat namanya dipanggil, Yunho berdiri dan berjalan ke ruang pemeriksaan. Dokter menyapanya dengan senyuman hangat. "Bagaimana kabarmu, Yunho?"

Yunho tersenyum tipis. "Baik, dokter. Tapi aku merasa sedikit gugup. Ini pertama kalinya aku datang sendirian."

Dokter mengangguk memahami. "Tidak apa-apa, Yunho. Kita akan melakukan USG hari ini untuk melihat perkembangan bayimu dan mengetahui jenis kelaminnya."

Yunho berbaring di meja pemeriksaan, merasakan gel dingin yang dioleskan ke perutnya. Saat layar monitor menampilkan gambar bayi, hati Yunho berdebar-debar. Dokter mengamati layar dengan seksama dan kemudian tersenyum.

"Selamat, Yunho. Bayi kalian sehat dan kuat. Dan, kita sudah bisa mengetahui jenis kelaminnya."

Yunho menelan ludah, matanya berkaca-kaca. "Apa jenis kelaminnya, dokter?"

Dokter memberikan sebuah senyum hangat. "Selamat, kalian akan memiliki seorang putri."

Air mata kebahagiaan mengalir di pipi Yunho.

Dia segera meraih teleponnya begitu keluar dari ruang pemeriksaan. Dia ingin segera memberi tahu Mingi kabar baik ini. Dengan tangan gemetar, dia menekan nomor Mingi dan menunggu dengan tidak sabar.

Mingi mengangkat telepon setelah beberapa nada dering. "Halo, Yunho. Bagaimana pemeriksaannya?"

Yunho tersenyum lebar, meskipun Mingi tidak bisa melihatnya. "Kabar baik, Mingi. Kita akan punya seorang putri!"

Mingi terdiam sejenak, lalu terdengar suara haru dari seberang telepon. "Seorang putri... Yunho, itu luar biasa! Aku sangat bahagia."

Mereka berbicara sejenak tentang kabar baik itu, lalu Yunho mengutarakan niatnya. "Aku ingin mengadakan acara baby shower sekalian gender reveal. Aku berharap kamu bisa pulang untuk acara itu."

Mingi mendesah panjang. "Yunho, aku sangat ingin berada di sana. Tapi aku masih harus dinas dan belum tahu kapan bisa pulang."

Yunho merasa kecewa, tapi dia berusaha untuk tetap kuat. "Aku mengerti, Mingi. Tapi aku ingin kita merayakannya bersama-sama."

Mingi mencoba menghibur Yunho. "Aku tahu, sayang. Tapi kamu bisa mengadakan acara itu bersama teman-teman kita. Mereka akan mendukungmu. Aku janji akan menelepon dan ikut merayakan dari jauh."

Yunho awalnya ragu, tapi akhirnya dia setuju. "Baiklah, aku akan mengadakan acara itu dengan teman-teman. Tapi aku akan sangat merindukanmu."

Mingi tersenyum dari seberang telepon. "Aku juga akan sangat merindukanmu. Jaga diri dan bayi kita baik-baik, Yunho. Aku mencintaimu."

Yunho menutup telepon dengan perasaan campur aduk. Dia tahu dia harus kuat dan melanjutkan persiapan acara itu tanpa Mingi di sisinya. Dengan dukungan dari teman-teman mereka, Yunho mulai merencanakan acara baby shower dan gender reveal. Dia ingin acara itu menjadi momen yang istimewa dan penuh kebahagiaan, meskipun Mingi tidak bisa hadir secara fisik.

Hari acara tiba, dan rumah mereka dipenuhi oleh teman-teman dekat dan keluarga. Dekorasi berwarna biru dan pink menghiasi ruangan, memberikan sentuhan manis pada suasana. Yunho mengenakan pakaian yang nyaman dan berusaha tetap ceria, meskipun hatinya terasa kosong tanpa Mingi di sampingnya.

Lily of the Valley 💮 bottom!Yunho [⏯]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang