[UNEDITED]
Sweatdrop adalah reaksi Shinra dan Kanna yang baru saja datang. Mendengarkan ocehan Kunikida yang membicarakan tentang anggaran yang harus dikeluarkan hanya untuk melakukan renovasi kantor yang rusak akibat dari penyerangan.Selain Kunikida, Yosano juga mengeluhkan bagaimana penyerangan sebelumnya berhasil mengganggu tetangga tempat agensi berada. Shinra menghela nafasnya sembari mengacak lembut poninya. Kanna sendiri hanya memejamkan kedua matanya sebelum berjalan mendekati Ranpo.
Menghela nafasnya kasar, Shinra menatap roti yang ia beli kini sudah hancur, "sialan. Roti yang bisa diberikan sebagai hadiah untuk tetangga malah hancur. Sial. Kunikida-kun, jangan lupa belikan mereka bingkisan buah dan juga manisan."
"Sudah ku catat, Mitsuki-san. Jangan khawatir." Balas Kunikida dengan nada kesalnya.
"Nice." Ucap Shinra sembari mengacungkan jempol kepada Kunikida.
Atsushi masih terdiam. masih mencoba memproses apa yang terjadi sebelum dengan ringannya Kenji melempar satu persatu orang yang menyerang agensi keluar jendela. Kanna melihat tiap kali Kenji melempar orang-orang dari Port Mafia itu.
Sesekali mengucapkan selamat tinggal pada mereka yang Kenji lempar keluar jendela. Entah kenapa rasa puas menyelimuti Kanna ketika melihat orang-orang itu di lempar keluar jendela.
Kini yang melihat keluar jendela sudah ada Yosano dan juga Kenji. menatap orang-orang di bawah sana. tidak lupa juga Kanna sesekali mengutarakan candaan kepada keduanya tentang korban lemparan Kenji keluar jendela. Berhasil membuat keduanya tertawa karenanya.
Shinra sendiri kini sudah duduk di sebelah Ranpo yang tengah menikmati ramune yang ia beli sebelumnya. Shinra pun menguap sembari meregangkan tubuhnya sebelum bersandar pada bahu detektif ahli tersebut. Hanya untuk dengan cepat Ranpo sentil karena pakaian wanita itu bau rokok. Membuat wanita itu melempar dirinya sendiri jauh dari Ranpo.
"Kau seharusnya memikirkan bagaimana cara untuk berkontribusi disini. Satu-satunya yang bisa kamu lakukan adalah bersih-bersih."
Perkataan Kunikida berhasil mengejutkan pemuda harimau tersebut. Ia terdiam untuk sesaat sebelum air mata menetes dari kedua matanya dan kekehan lolos dari bibirnya. Sadar lebih cepat, Shinra menoleh ke arah Atsushi dan cukup terkejut ketika melihat pemuda itu tengah menangis.
Perempat imajiner muncul di wajah Kunikida yang tengah sibuk menulis di buku memonya sebelum menatap Atsushi. Sama halnya seperti Shinra yang terkejut melihat Atsushi yang menangis.
"Apa yang kamu tangisi?" Tanya Kunikida.
Shinra menatap datar Kunikida, "ugh, pria itu. Tidak bisakah dia lembut sedikit?"
"Mana bisa. Aura-aura guru matematikanya terlalu kuat untuk itu." Balas Kanna yang kini sedang dipeluk oleh Ranpo.
Merasa malu karena Kunikida sadar dirinya sedang menangis, Atsushi pun dengan cepat membalikkan tubuhnya. Menangkis perkataan Kunikida sebelum pria berkacamata itu mendekat. Menatap profil samping Atsushi yang matanya masih berlinang air mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
ärcǎņẽ
Fanfic[Written in Bahasa] x «BSD FanFict» 𝐚𝐫𝐜𝐚𝐧𝐞: [𝐚𝐝𝐣.] 𝐬𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭, 𝐦𝐲𝐬𝐭𝐞𝐫𝐢𝐨𝐮𝐬, 𝐮𝐧𝐝𝐞𝐫𝐬𝐭𝐚𝐧𝐝 𝐛𝐲 𝐨𝐧𝐥𝐲 𝐟𝐞𝐰. rahasia adalah hal yang paling krusial di dalam setiap kehidupan manusia. entah itu mereka menyembunyikan sen...