14

290 19 2
                                    


Dalam kondisi setengah sadar, tangan kiri Kaira meraba sisi kasur di sebelahnya. Ia menautkan alis sebab tempat yang semalam di tempati oleh Azarin terasa kosong. "bubu," gumam Kaira membuka mata, dan mengangkat kepalanya menjauhi bantal.

Kaira bangkit  dari kasur lalu  turun dari ranjang, ia memakai sandal bermotif kepala kelinci pada bagian atas tali sendalnya sebelum menapakan kaki pergi dari sana. "apa mungkin bubu di kamar mandi kali ya?" pikir Kaira sambil menyugar rambutnya kebelakang.

Sesampai ia di depan pintu berwarna gray tersebut, tangan kanan Kaira terulur memegang knop sekaligus memutarnya. Kaira memberi ruang kurang dari seperempat untuk dirinya, setelah itu ia menyembulkan kepala di balik daun pintu, dan mengedarkan pandangan mencari keberadaan Azarin di ruangan berukuran segi empat itu. "ngga ada di sini," gumam Kaira menarik kepalanya, dan menutup pintu kamar mandi kembali. "apa bubu udah ke bawah duluan kali ya?" tak ingin hanya menerka-nerka di depan pintu kamar mandi, Kaira pun akhirnya memilih beranjak pergi dari sana.

Setelah keluar dari kamar, dan menuruni satu persatu anak tangga. Ia juga sempat melewati setiap ruangan di mansion itu hingga akhirnya, Kaira tiba di ruangan persegi yang memang dikhususkan sebagai ruang makan di mansion tersebut.

Di ruangan tersebut terdapat berbagai macam furniture. Seperti pada bagian kiri ruangan, terdapat sebuah kulkas berisikan berbagai jenis buah-buahan, serta minuman. Mulai yang berlabel hingga berbotol polos, lalu pada  bagian kanan ruangan terdapat lemari yang menyimpan alat makan lengkap dari brand/merk  ternama, sedangkan meja makan yang mengumpulkan keluarga Juvenus, posisinya berada di tengah-tengah ruangan.

Disana sudah ada Sean, Maxtrim, Jingga, dan juga Selly. Bersama para chef yang di tugaskan melayani mereka, mengambil hidangan untuk mereka santap pagi ini. Jingga yang reflek menoleh ke arah Kaira, mengangkat alis dan juga kedua sudut bibirnya ke atas. "morning sayang, udah bangun?" Jingga berdiri dari kursi yang ia tempati lalu berjalan menghampiri Kaira yang berjalan berlawanan arah dengannya.

"Tadi bubu ke sini ngga ma?"

Jingga menautkan alis, dan memanyunkan bibir mendengar pertanyaan yang dilayangkan oleh Kaira. "ngga tuh. Kita belum lihat batang hidung istri kamu dari tadi sayang." Jingga memutar kepala, menatap satu persatu orang-orang yang berada di meja makan. "ya kan?"

"Kamu udah cek tempat lain di mansion ini belum?" tanya Maxtrim yang duduk di depan meja makan bagian ujung memastikan.

Jingga berjalan beriringan dengan Kaira ke sisi kanan meja, ia merangkul bahu Kaira menggunakan lengan kanannya.

"Belum pa. Aku baru ngecek di sekitar kamar, habis itu kesini. Soalnya aku pikir bubu lagi sarapan tanpa ngajakin aku."

Salah seorang chef wanita yang berdiri di belakang kursi kosong yang berseberangan dengan kursi yang di tempati oleh Selly, menarik kursi untuk ditempati  Kaira.

Jingga menuntun Kaira duduk di sana sebelum duduk di kursi kosong yang bersebelahan dengan Kaira.

Berbeda halnya dengan Maxtrim, tatapan pria itu turun ke arah garpu dan pisau yang sempat ia gunakan untuk memotong roti isi coklat di piringnya. "mungkin istri kamu udah berangkat duluan ke sekolah, soalnya setiap sabtu ada mata pelajaran wajib di SMA Juvenus, namanya ekstrakurikuler. Setiap murid wajib memilih satu dari opsi yang di kasih sama pihak sekolah."

Jingga mengambil piring miliknya yang berisikan roti selai matcha pemberian chef wanita yang baru saja kembali dari meja yang sebelumnya pernah Jingga tempati. "kamu bisa mengikuti ekstrakurikuler itu mulai hari ini sayang, karna mama udah bicara dengan mis Letta, guru biola. Agar memasukkan nama kamu ke dalam daftar peserta didiknya." 

AZKA :life after marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang