15

311 15 0
                                    

Kaira memperlambat langkah saat ia berada di pojok luar ruangan biola, Kaira memantau kondisi di dalam ruangan biola yang telah ramai oleh murid-murid yang berasal dari berbagai tingkat dan jurusan disekolah itu, lewat pinggir jendela.

"Astaga, rame banget. Gimana cara masuknya ya?" pikir Kaira mengigit bibir bawahnya gamang, "mana orang-orang di dalem duduk berkelompok lagi. Kelasnya udah mulai belum ya," gumam Kaira mengopek sudut ibu jari kanannya gelisah. "gue harus ngapain dulu ya sebelum masuk."

Setelah adegan dramatis yang ia alami di teras ruangan tari tadi, Kaira pergi seorang diri dari sana, berbekal petunjuk yang di berikan oleh miss Melati. Sebenarnya sebelum memberi petunjuk tentang denah lokasi ruang biola, miss Melati sempat menawarkan diri untuk mengantar Kaira langsung hingga ke depan pintu ruangan biola, akan tetapi Kaira menolaknya, dan memilih pergi sendiri.

Dari arah berlawanan seorang siswi yang juga menyandang tas biola sama seperti Kaira, memiliki tinggi badan kurang satu centi dari Kaira, memiliki alis melengkung rapi, muka oval, serta memiliki style rambut curtain cut berwarna hitam legam, tak putus memandangi punggung Kaira. Sejak dirinya tak sengaja melihat punggung Kaira dari kejauhan. "kayak kenal, tapi siapa ya?"

Siswi tersebut berhenti di belakang Kaira, ia mengulurkan tangan kiri menepuk bahu Kaira. Sontak Kaira terperanjat, ia langsung memutar badan kebelakang menatap si pelaku.

"Lo…, Kaira kan?" tanya siswi tersebut menunjuk wajah Kaira, "anak baru yang dateng bareng Arin kemarin di kelas?" lanjutnya lagi.

Kaira tak menggubris, dan mengerlingkan mata ke arah name tag yang berada di bagian dada kanannya. Seakan bisa membaca pikiran Kaira, ia mengulurkan tangan kanan di depan Kaira.

Kaira menjabat tangan siswi tersebut, tak lama berselang siswi tersebut memperkenalkan diri. "gue Meysa Ardnan Nasuta, panggil aja Eca. Kita sekelas, gue duduk di depan Althaf," jelasnya secara rinci. "lo pasti tahu Althaf kan? Sahabat cowo Arin yang duduk di sebelah dia"

Kaira mengangguk sebelum bersuara, "gue Kaira Novadi Arthiland, panggil aja Kaira," ucap Kaira menyudahi jabatan tangan mereka terlebih dulu.

Kaira memperbaiki tali tas biola yang ia sandang lalu pergi dari hadapan Meysa. "Kaira tunggu!"

Meysa memperlebar langkah agar bisa berjalan beriringan dengan Kaira. "btw lo hobby main biola juga ya?" tanya Meysa, menatap tas biola berukuran sedang yang di sandang oleh Kaira.

"Iya."

"Trus lo baru akan daftar, atau gimana nih ceritanya?"

"Udah daftar. Mama yang daftarin langsung ke miss Letta." 

Meysa beroh ria lalu memutar kepala menatap lurus kedepan. "berarti nyokap lo, salah satu anggota ibu-ibu sosialita kelas elit SMA Juvenus dong, ya? Soalnya cuma ibu-ibu sosialita kelas elit yang dekat dengan semua guru-guru disini."

Mereka menapakan kaki melewati pintu utama, atensi beberapa orang dari berbagai kelompok di ruangan tersebut tertuju ke arah mereka sekilas. "gue juga ngga tahu, soalnya belum tanya sama ibu gue."

"Ibu?" tanya Meysa menautkan alis bingung.

"Tadi bukannya lo nanyain nyokap gue?" tanya Kaira memastikan.

Kaira berjalan ke arah kursi kosong yang berada di pojok ruangan sendirian, meninggalkan Meysa yang masih mencerna maksud dari ucapannya di depan kelas.

Setelah duduk di sebuah kursi kosong yang berada di sana, Kaira menurunkan tas biola yang ia sandang hati-hati lalu meletakkannya di atas lantai.

Tak ingin ambil pusing, Meysa kembali menapakan kaki untuk menghampiri Kaira. "Btw lo udah lihat trending topik di grup chat kelas kita kemaren belum?" tanya Meysa yang sebentar lagi akan tiba di hadapan Kaira.

AZKA :life after marriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang