"Ya, aku masih di Bali. Aku akan kembali ke Jerman. Ya, aku memutuskan untuk tidak pergi ke Sepang. Ada orang yang akan menggantikanku."
Sky menutup sambungan teleponnya dengan Bernice. Matanya menatap langit-langit kamar. Bukan kamar yang sebelumnya, karena setelah terbangun dari tidurnya pagi ini ia memutuskan untuk berpindah hotel. Persetan dengan misi move on-nya. Yang ingin ia lakukan hanyalah pergi sejauh mungkin dari Marc.
Nathan? Apakah pria itu akan mencarinya?
Sky terkekeh. Mana mungkin Nathan mencarinya. Sky juga sudah tidak peduli jika Nathan akan mengatakan yang sebenarnya pada Marc saat mereka bertemu.
Sky segera meraih ponselnya saat sebuah notifikasi masuk ke ponselnya.
Mr. Thomson
Sky, kami mengirimkan pengganti untukmu pergi ke Sepang. Tapi sebagai gantinya, kau harus mengurus sampai proses shooting iklan Marc dan Alex selesai saat di Circuito De Jerez."Arghhhh! Tidak bisakah anda mengirimkan orang di bidangnya untuk mengurus semuanya Mr. Thomson?" umpat Sky pada layar ponselnya yang gelap.
***
Nathan berdiri terpaku di depan pintu kamar Sky. Ia sudah mengetuknya, namun bukan Sky yang keluar dari kamar.
"Hati-hati, Bung. Ia pandai berlari."
Kalimat dari Marc itu kembali menggema di pikirannya. Apakah kebersamaannya dengan Sky hanya sesingkat itu? Kebersamaan tanpa ada kata 'halo' dan 'good bye' nyatanya membuat Nathan selalu memikirkan gadis itu.
Nathan menghela napasnya. Langit di negara barunya baru saja berwarna, sekarang rasanya akan kembali monokrom. Seandainya saja ia tau ini akan terjadi mungkin dirinya tidak akan meninggalkan kamar Sky pagi tadi dan memilih tertidur sampai sesore ini.
Pikiran Nathan menerawang mengingat apa yang terjadi selama dua hari ini, hingga semalam saat Sky mabuk.
Bagaimana rasanya dicintai sedemikian dalam oleh Sky?
Dengan langkah berat ia meninggalkan tempat itu sambil sesekali menoleh ke belakang, berharap Sky muncul dari balik pintu dengan mata birunya.
Bodoh! Mengapa ia tidak pernah meminta nomer kontak Sky sebelumnya? Lalu ia tertawa hambar. Benar kata Sky, seseorang berubah bodoh saat jatuh cinta dan patah hati. Dan sekarang, di mana ia bisa menemukan Sky? Jerman? Di sela-sela tembok Berlin atau ia harus menyusuri pedestrian terpanjang di Eropa--Heidelberg Old City?
Nathan menggenggam erat ponselnya tepat saat benda pipih itu bergetar.
"Baiklah, aku akan segera datang," ucapnya saat tersambung dengan orang di seberang sana.
Nathan mengambil langkah lebar menuju mobil yang sudah di sewanya untuk mengantarkan dirinya ke tempat yang sudah dijanjikan.
"Kau sendirian? Di mana Sky?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Gezellig || Nathan Noel Romejo Tjoe-A-On || Marc Marquez
FanfictionMarc itu cinta mati Sky. Namun sayang cinta Sky ditolak dan ia mendapati Marc sudah menggandeng kekasih barunya. Rasa sakit hatinya membuat Sky pergi untuk menepi. Bali adalah tempat yang dipilihnya. Alih-alih menjauhkan diri dari semua yang berbau...