09

872 65 9
                                    

●●●

Hye yoon melirik perlahan Wooseok yang sedang menyetir disebelahnya itu, satu hal yang paling Hye yoon sukai dari Wooseok adalah saat pria itu sedang fokus dengan sesuatu. Entah kenapa pria itu terlihat jauh lebih tampan saat sedang fokus seperti sekarang ini.

Gadis itu tampak menggembungkan pipinya pelan, pasti sangat menyenangkan jika dia adalah kekasih pria itu sekarang. Siapa sih yang tidak mau menjadi kekasih dari pengusaha sukses dan tampan seperti Wooseok? tentu banyak wanita yang ingin berada di posisi itu, tidak terkecuali dirinya.

Tatapan gadis itu pun beralih ke bibir Wooseok. Selama mengenal pria itu, Hye yoon rasanya baru sekarang memperhatikan bibir Wooseok, gadis itu jadi membayangkan bagaimana rasanya jika dicium oleh bibir pria itu.

Kepala Hye yoon menggeleng cepat, "kenapa kau jadi mesum begini Hye yoon-ah," gadis itu memukul pelan kepalanya, bisa-bisanya dia berpikiran mesum seperti tadi.

Sedangkan Wooseok, pria itu tampak menatap binggung Hye yoon yang dari tadi bertingkah aneh, sebetulnya dari tadi fokus pria itu terbagi antara jalanan dan Hye yoon yang dari tadi sibuk sendiri. "Kau kenapa Hye yoon-ah?," ujar pria itu setelah mobilnya berhenti dilampu merah.

Hye yoon hanya menggeleng pelan, tidak mungkin juga kan dia bercerita dengan Wooseok tentang hayalanya tadi. Bisa-bisa pria itu langsung menurunkanya dari mobil sekarang.

"Kau tidak sakit kan?," tangan pria itu kini terangkat menyentuh pelan kening Hye yoon.

Nafas Hye yoon tercekat bersamaan dengan matanya yang menerjab pelan. Bagaimana tidak, wajah pria itu kini hanya berjarak beberapa senti saja dari wajahnya.

Plak

"Oppa mian!," Hye yoon menutup mulutnya tak percaya, karena sudah terlalu gugup gadis itu sampai tidak sadar menampar kuat pipi Wooseok.

Sedangkan Wooseok, pria itu tampak mengusap pelan pipinya yang ditampar oleh gadis itu tadi. "Ada apa denganmu Hye yoon-ah?," pria itu menatap bingung Hye yoon, jujur saja dia masih syok dengan tamparan tiba-tiba gadis itu barusan.

"Mian, aku tidak sengaja!," gadis itu langsung memalingkan wajahnya dan merubah posisinya menghadap kedepan kembali.

Pria itu hanya menghela nafas pelan dan kembali menjalankan mobilnya setelah lampu berubah menjadi hijau.

"Gomawo oppa, aku masuk dulu," gadis itu langsung membuka pintu mobil Wooseok dan bergegas keluar dari mobil pria itu. Jujur saja dia sebenarnya malu karena menampar Wooseok tadi.

Baru saja beberapa langkah berjalan, gadis itu sudah di kejutkan oleh kehadiran pria tinggi yang dia temui beberapa hari yang lalu.

"Seokwoo-ssi!," mulut gadis itu menganga lebar. Bagaimana tidak, pria itu kini tengah berdiri disamping mobil dengan membawa bucket bunga ditanganya.

Pria itu melangkah pelan menuju Hye yoon. "Hai, Hye yoon-ssi. Maaf mengganggu waktumu, tujuanku kesini adalah untuk meminta maaf kepadamu," ujar pria itu setelah berada dihadapan Hye yoon yang masih tampak syok dengan kehadiran pria itu.

"Anni, wae!?," gadis masih terlihat syok dan binggung sekarang, dia pikir pria dihadapanya ini sudah bodoh amat atau bahkan ilfil dengan dirinya setalah gadis itu marah-marah hari itu. Tapi ternyata dugaan gadis itu salah.

"Ah!, maaf ya aku tidak bermasud membuatmu terkejut," pria itu tampak menggaruk tengkuknya pelan. Jujur saja butuh beberapa hari bagi dirinya untuk berani menemui Hye yoon setelah kejadian waktu itu.

"Eh tidak!, aku hanya-,"

"Kau sudah menemukanya?."

Hye yoon dan Seokwoo langsung menoleh bersamaan saat mendengar suara tersebut, dapat dilihat sekarang Wooseok yang sedang melangkah mendekati kedua orang itu.

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang