07

659 61 17
                                    

●●●

Hye yoon menghempas kasar lengan Jae wook setelah cukup jauh menarik lengan pria itu menjauh dari Wooseok. "Aish!, harus kah aku bilang kalau aku sama sekali tidak tertarik dengan dirimu Jae wook-ssi!," gadis memejamkan mata seraya berkacak pinggang.

Jae wook tampak tersenyum pelan, "apakah aku terlihat peduli?, lagi pula kau juga tidak mempunyai kekasih kan, jadi sah-sah saja kalau aku mendekatimu," ujar pria itu seraya melipat tanganya diatas dada.

"H-hei!, kami itu belum berpacaran, bukan tidak berpacaran," Hye yoon ingin sekali merutuki dirinya yang sedang gugup sekarang, kenapa juga dia harus mengatakan hal bodoh sepertu ini.

Ucapan gadis itu membuat Jae wook tertawa sumbang. "Kau jangan terlalu naif Hye yoon-ssi, jelas-jelas pria itu mengatakan kata "bukan" bukannya "belum" seperti yang kau katakan," bibir pria itu makin tersenyum lebar saat melihat Hye yoon mengepalkan tanganya.

"Kau jangan sok tau!," tubuh gadis itu tampak bergetar menahan malu dan emosinya saat ini.

"Aku bukan sok tau, aku hanya mengatakan dari apa yang ku lihat. Kau tau Hye yoon-ssi mengejar pria yang sama-sekali tidak menyukai mu itu adalah tindakan yang bodoh. Dan, tidak seharusnya seorang gadis itu mengejar seorang pria, karena menurutku itu tidaklah pantas," Jae wook menghela nafas pelan, sejujurnya pria itu tidak bermaksud mengatakan hal tersebut. Namun, entah kenapa dia tidak suka melihat Hye yoon melakukan hal tersebut.

"Benar!, aku memang bodoh, kau tidak salah karena memang inilah aku. Jadi, kau tidak perlu ikut campur dengan urusanku ini!," mata gadis itu tampak berkaca-kaca, dia akui memang ucapan Jae wook benar dan Hye yoon tidak bisa menyakal hal tersebut.

"Maaf aku tidak bermaksud ikut campur urusanmu. Tapi jujur Hye yoon-ssi, kau itu cantik dan aku yakin banyak pria yang menyukaimu yang mungkin lebih dari pria yang kau sukai itu," Jae wook menatap serius Hye yoon, dirinya ingin sekali menyadarkan gadis dihadapanya ini.

"Terima kasih atas perhatian mu Jae wook-ssi, aku permisi dulu," Hye yoon pun langsung bergegas menjauh dari Jae wook sebelum air mata sialanya ini turun dihadapan pria itu.

Jae wook berusaha mengapai lengan gadis itu, namun gerakan Hye yoon yang cukup cepat membuat Jae wook hanya mampu menatap punggung gadis itu yang terus menjauh darinya. "Tidak semuanya yang terlihat baik, itu baik Hye yoon-ssi," ucap pria itu pelan.

-

Disalah satu bar terlihat dua orang gadis yang sedang duduk, salah satu gadis yang tak lain adalah Hye yoon sudah tampak mabuk. "Byeon wooseok sialannn," Hye yoon memekik pelan dengan air mata yang terus turun ke pipi gadis itu.

Dan, disebelah gadis itu sudah terlihat Jieun yang menatap prihatin sahabatnya itu. Tangan Jieun kali ini terangkat mengusap pelan punggung Hye yoon, sejujurnya saat pernikahan Yoona sudah selesai, Hye yoon menelpon dirinya dalam kondisi yang sudah mabuk. Gadis itu pun langsung bergegas pergi ketempat Hye yoon berada, karena Jieun tau bagaimana Hye yoon ketika mabuk.

"Hye yoon-ah, sudah minumnya. Ayo kita pulang," sudah tiga jam mereka berada disini dan entah sudah kali keberapa Jieun mengatakan hal tersebut.

Tangisan Hye yoon makin menjadi, gadis itu makin meraung saat mengingat perkataan Jae wook tadi.

Jieun langsung bergegas menutup mulut gadis itu."Yak!, Hye yoon-ah berhenti menangis ayo kita pulang," kali ini tangan Jieun berusaha menarik tubuh Hye yoon.

"Jieun-ah apakah aku itu sangat bodoh," ujar gadis itu setelah sedikit tenang.

"Tidak Hye yoon-ah, ayo kita pulang sekarang ya," dengan susah payah Jieun menarik Hye yoon untuk keluar dari tempat tersebut. Hingga akhirnya Hye yoon mau mengikuti Jieun untuk keluar.

TROUBLE MAKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang