3. Kasus Pembunuhan Pencuri

2 1 0
                                    

Matahari telah terangkat seperempat derajat. Dave menutup satu buku novel, pertanda ia telah selesai membaca seluruh isi kisahnya. Bola matanya merah, garis hitam dan kantung mata yang cukup tebal. Terlihat sekali kalau Dave tidak tertidur semalaman. Alasannya tentu karena ia membaca buku novel yang tebal itu semalaman suntuk.

"Kisah detektif kecil ini memang sangat luar biasa. " Katanya sambil menaruh novel yang kitaia pegang ke meja sebelum akhirnya membaringkan tubuh di sofa panjang yang sedari tadi ia duduki.

Laki-laki itu menutup matanya dan mencoba untuk tertidur. Hanya saja beberapa detik sesaat setelah kelopak matanya turun suara pintu yang terketuk terdengar di penjuru ruangan yang sunyi. Seseorang pasti mengetuk pintu ruangannya, Dave menyadarinya, hanya saja ia tidak memedulikannya dan terus fokus untuk memindahkan kesadarannya ke alam mimpi.

"Oi buka pintunya. Aku tahu kau di dalam." Kini tidak hanya ketukan namun suara wanita berteriak ikut terdengar dari balik pintu.

Suara wanita itu cukup mengganggu di telinga namun Dave tetap diam tak bergeming sama sekali. Itu dikarenakan ia mengenal suara tersebut. Lebih tepatnya ia mengenali wanita yang saat ini berada di luar kantornya..

"Buka pintunya detektif pemalas, aku tahu kau ada di dalam." Wanita itu berteriak tak menyerah meskipun tak ada jawaban yang ia terima. "Kesabaranku mulai habis. Buka pintunya atau aku dobrak sekarang juga." Kali ini wanita tersebut tidak hanya mengeluarkan kalimat perintah namun juga mengeluarkan kalimat ancaman yang lagi-lagi tidak membuat Dave bergerak sama sekali dari sofanya.

Brakkk!!

Pintu di dobrak dengan keras. Seorang wanita muda sekitar 25 tahun, berambut pendek dengan tubuh tinggi dan lengan yang cukup berotot sedang menjinjing tas masuk ke dalam ruangan dengan santai. Ia berjalan ke arah sofa dan mendapati kalau orang yang ia cari-cari sedang meringkuk membelakangi arah pintu.

"Aku tahu kau tidak tidur, cepat duduk atau aku akan menghajarmu sekarang juga."

Laki-laki itu membangunkan tubuhnya dengan perlahan dan berbalik arah lalu menunjuk pintu yang telah terbuka. "Kau harus memperbaikinya nanti, Linda."

Linda Melantika adalah nama dari wanita yang mengenakan pakaian kaos berkerah dibalut rompi jingga bertuliskan bareskrim. Ia merupakan seorang inspektur dalam satuan kriminal yang ada dalam kepolisian.

"Akan aku suruh anak buahku nanti untuk membenarkannya." Ucap wanita itu kemudian duduk di sofa yang ada di depan Dave.

"Lagipula aku tidak akan mendobraknya kalau kau mau membukanya."

"Kau kan bisa datang lagi lain waktu." Balas Dave dengan nada malas-malasan.

"Apa! Datang lagi lain waktu? Memangnya kau pikir datang ke kantormu ini tidak kena macet? Aku sudah bilang jangan menyewa kantor di sini, kenapa kau menyewa kantor di jalan bakar yang setiap jamnya pasti padat kendaraan. Siapa yang mau kau tiru?" Linda menaikan nada bicaranya.

"Soalnya di sini murah! Jangan salahkan aku. Lagian bukankah tugas kalian sebagai polisi untuk mengurai kemacetan." Merasa kesal dengan apa yang dikatakan oleh wanita yang ada dihadapannya membuat Dave juga menaikan nada bicaranya.

"Haaa?! Polisi juga tiap hari bertugas agar tidak terjadi kemacetan, tapi karena jumlah kendaraan yang begitu banyak membuat kemacetan sulit dicegah." Linda menaikkan nadanya lebih tinggi lagi, merespon apa yang Dave lakukan. Setelahnya mereka berdua terengah-engah dan saling mengatur nafas mereka berdua kembali.

"Jadi, apa yang membuatmu, ke sini?" Ucap Dave sambil mengatur nafasnya agar stabil seperti semula.

"Sebelum itu. Aku akan mengambilnya air dulu di kulkasmu. Kau ingin aku ambilkan kopi apa gimana?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 23 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Deduksi Detektif Dave Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang