🌹Pacaran, Yuk (2/4)🌹

83 15 0
                                    

Malam hari, dengan satu tangan menggandeng lelaki yang lebih pendek darinya, satu tangan lain lelaki itu gunakan untuk menelepon nomor seseorang. Sayang sekali, nomor yang dituju belum juga mengangkat.

Law, lelaki itu jadi bingung sendiri. Malam ini dia berhasil jadian sama Luffy, jadi secara otomatis dia mau menghubungi Sabo untuk mengabari kabar bahagia ini.

Tangan Luffy berpindah mengalung di perut Law, membuat wajah Law memerah detik itu juga. Mereka ini sedang berjalan di trotoar loh, tapi Luffy nggak ragu buat menunjukkan rasa cintanya pada Law.

Law bahkan hampir nangis tadi. Dia pikir kedekatakan mereka selama ini masih kurang kalau untuk level jadian, tapi rupanya berhasil. Apa Law bilang, memang Ace itu satu-satunya penghalang baginya untuk mendapatkan hati Luffy seutuhnya. Sekarang, begitu Ace sibuk kencan dengan Sabo, waktu Law untuk berduaan dengan Luffy semakin banyak.

"Kak Law, nelpon siapa sih dari tadi? Terus kita mau ke mana?"

"Luffy sayang, kita mampir ke rumah temen kakak dulu, ya. Sebentar aja. Habis ini kakak anterin kamu pulang."

Luffy terkikik mendengar panggilan Law. "Ih, padahal baru jadian tapi udah dipanggil sayang."

Law tersenyum manis dan mendaratkan sebuah kecupan di pipi Luffy. "Kamu juga boleh kok manggil sayang ke kakak. Kakak bakal seneng banget."

Pipi Luffy bersemu, lalu dia mengangguk. "Oke, kak Law sayang. Btw temen kakak yang mana, sih? Aku nggak pernah lihat kak Law punya temen di sekolah. Jangan bilang ini selingkuhan kakak."

Menyadari raut wajah Luffy yang berubah dari bersemu jadi cemberut, Law buru-buru menggeleng.

"Mana mungkin kakak punya selingkuhan, sayang? Baru juga kita jadian, masa udah selingkuh aja? Ini temen osis kakak, kok. Dia orang baik. Dia berjasa besar buat hubungan kita."

Luffy membulatkan matanya. "Oh, ya? Dia bantuin kak Law biar jadian sama aku?"

Law mengangguk pelan. "Iya, makanya kakak mau ketemu dia sebentar. Sekalian mau bilang makasih."

Sebenarnya sekaligus mau bertanya kenapa Sabo belum juga meminta imbalan darinya, padahal aturan dari awal Sabo jadian dengan Ace, Sabo sudah boleh menerima hadiahnya.

"Wah, hebat juga dia. Aku juga mau bilang makasih kalau gitu." Tatapan Luffy berpencar ke segala arah, berusaha memahami jalan-jalan dan bangunan asing ini.

Nggak lama setelah mereka masuk gang perumahan, tatapan Luffy terpaku pada sebuah pemandangan aneh di depan sebuah rumah.

Luffy buru-buru mengguncang lengan Law untuk ikut melihat apa yang dia lihat.

"Kak Law, lihat. Itu kak Ace."

Law yang sibuk dengan ponselnya mendadak mengikuti arah pandang Luffy. Di saat itu juga dia kaget karena Ace ternyata ada di depan rumah Sabo. Lebih mengejutkannya lagi, Sabo juga ada di sana.

Melihat Luffy yang nampak girang ingin menghampiri Ace, Law menahannya. Dia juga meminta Luffy untuk menutup mulut dan menunggu mereka di sini saja. Daripada ketahuan dan mengganggu pembicaraan keduanya.

Sial, di saat begini, kenapa Law harus bertemu Ace? Bisa-bisa nanti Luffy diseret pulang.

Sibuk mencari cara untuk menjauh, tiba-tiba saja pembicaraan antara Ace dan Sabo berubah menjadi sebuah ciuman. Baik Law maupun Luffy membelalak nggak percaya.

Tapi ciuman itu nggak lama karena Sabo mendorong Ace dan pergi begitu aja. Semua terlihat jelas dari sini. Di saat itu juga, Ace kelihatan murung. Law dan Luffy mau nggak mau jadi mematung. Canggung dengan situasi yang ada.

Story of Us • AceSaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang