🌷 So Pretty (1/2) 🌷

60 11 2
                                    

Warning:

Older! Sabo

Ace & Luffy are twin bros

Maybe OOC

Happy reading!

・。°*. ゚・。°*. ゚・。°*. ゚・。°*. ゚・。°*. ゚・。°*. ゚・。°*.

Ace tidak tahu dari mana datangnya sebuah perasaan asing ini. Bagi seorang anak kelas 4 sd yang hanya tahu caranya bermain sampai lupa waktu, merasakan pipinya merona hanya karena sentuhan sederhana dari anak laki-laki lain terdengar terlalu dewasa untuknya.

Saat itu, Ace tengah main balap sepeda dengan adik kembarnya, Luffy, mengelilingi komplek perumahan mereka. Bodohnya Ace yang mencoba mencari jalan pintas agar dirinya tidak dikalahkan terus-menerus oleh adiknya sendiri. Padahal dia sendiri tahu rute yang biasa mereka lalui adalah rute paling aman dan sepi.

Saat sedang mengebut sambil tertawa dalam hati karena ia pikir akan sampai di garis finish lebih dulu, Ace justru melihat seorang anak laki-laki seumurannya baru saja akan menyeberang jalan.

Kaget, Ace segera mengerem mendadak. Ia jatuh dengan konyolnya di depan laki-laki yang sama kecilnya dengan dirinya. Ace menangis sejadi-jadinya saat lututnya berdarah.

Ace tahu dia memang cengeng, bahkan lebih cengeng daripada adiknya sendiri. Tapi seandainya saat itu dia tidak menangis keras sampai ingusnya keluar, mungkin anak laki-laki itu tidak akan mengobatinya.

Dia tidak banyak bicara, namun sentuhan lembut tangannya pada kaki Ace menunjukkan betapa tulus ia mengobati luka Ace, mengabaikan fakta bahwa dirinya nyaris menjadi korban kegilaan Ace sendiri.

"Nah, kakimu sudah ditutup plester luka. Kamu tidak perlu menangis lagi." Ucap laki-laki itu setelahnya, membuat Ace menurut dan berhenti terisak.

Tidak nampak sorot keramahan dari mata bulatnya, tapi tidak pula ia nampak marah. Wajahnya benar-benar datar. Namun, tangannya masih sanggup terulur setelah melakukan hal-hal merepotkan barusan.

"Ayo, aku antar pulang. Kamu pasti tidak bisa berjalan sendirian, kan?"

Ace menerima uluran tangan itu. Ia berjalan pincang dengan si laki-laki berambut pirang itu yang memapahnya.

Meski Ace tidak tahu namanya, dan laki-laki itu pun tidak tahu nama Ace, tapi ia merasa berada dalam pertolongan orang yang tepat. Jika Luffy yang melihatnya jatuh tersungkur barusan, paling-paling Luffy akan menertawainya dulu sebelum benar-benar menolongnya.

Semburat merah muncul di kedua pipi Ace. Ia tahu ini konyol, tapi wajah si rambut pirang ini nampak begitu bercahaya di bawah terik matahari.

Indah sekali.

🌷🌷🌷

Bertahun-tahun berselang, Ace bertemu kembali dengan anak laki-laki yang menolongnya itu di sma. Di acara orientasi siswa baru, Ace baru menyadari bahwa dia adalah kakak kelasnya. Semua itu terlihat jelas dari seragam dan tanda pengenal yang ia pakai.

Ace ingin sekali menyapanya, tapi dia ragu. Belum tentu juga laki-laki itu masih mengenalnya. Pertemuan mereka saat itu benar-benar terbilang singkat. Ace hanya sempat berterima kasih tanpa meminta berkenalan terlebih dulu.

Di hari pertamanya mengikuti klub basket, Ace dibuat semakin terkejut kala melihat laki-laki yang sudah mencuri perhatiannya itu memperkenalkan diri sebagai kapten tim.

Ace menganga hingga rahangnya hampir jatuh. Luffy yang melihatnya sampai harus mencubit perut Ace agar ia berhenti melamun seperti orang bodoh.

"Woi, jangan melamun, Ace."

Story of Us • AceSaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang