🐥 Jealous (1/2) 🐥

120 16 0
                                    

Ace dan Sabo adalah sepasang kekasih sejak dua minggu lalu. Harusnya saat ini mereka sedang mesra-mesranya, tapi acara pertukaran pelajar membuat semua rencana yang Ace susun untuk terus bersama Sabo jadi berantakan.

Memang sih perginya Sabo ke universitas lain hanya berlangsung satu bulan saja, tapi tetap saja Ace kangen. Sejak pacaran, mereka bahkan belum pernah berciuman. Ini sangat memalukan bagi Ace, karena baik Yamato, Marco, atau Zoro selalu mengoloknya.

"Anak kecil saja sudah bisa ciuman tanpa pacaran. Dasar payah."

Begitulah kurang lebih ucapan mereka, membuat Ace kesal setengah mati. Garpu kantin di tangannya kala itu hampir saja patah kalau saja ibu kantin tidak memberikan tatapan tajam padanya.

Tapi hari-hari suramnya itu sudah berlalu, karena sekarang ia akan segera bertemu Sabonya lagi. Hari ini Sabo akan pulang.

Ace berjalan keluar dari kelasnya siang ini sambil bersenandung, khas orang yang sedang bahagia. Dia jadi membayangkan akan mendapatkan pelukan dari Sabo nanti begitu sampai di rumah.

Sejujurnya Ace ingin menjemput pacar kesayangannya itu, tapi Sabo bilang dia akan langsung turun di depan rumah menggunakan bus dari kampus. Nanti malam baru mereka bisa bertemu.

"Cie yang mau bertemu pacar." Yamato menyenggol perut Ace hingga hampir jatuh ke tangga.

Ace melotot dan hampir memukul Yamato balik. "Jangan mendorongku dengan tenaga dalammu, Yamato. Aku bisa saja berguling ke bawah. Bagaimana kalau aku jadi cacat dan harus masuk rumah sakit, lalu tidak jadi bertemu Sabo malam ini?"

Yamato terbahak mendengarnya. "Lihat si cupu ini banyak tingkah karena pacarnya pulang."

"Ayo taruhan, apakah dia akan dapat ciuman pertamanya hari ini?" Zoro menyahut dari samping.

"Eh, itu terlalu mudah. Bagaimana kalau malam pertama?" Marco yang paling tua di antara mereka membuat taruhan candaan barusan berubah terlalu jauh.

Wajah Ace jadi memerah karena malu. "Apa-apaan? Aku bukan orang cabul seperti kalian. Diam saja dan jangan rusak hariku, atau akan kuadukan kalian ke Sabo."

Yamato menatap jijik pada Ace yang lagi-lagi banyak tingkah. "Kudoakan kamu tidak jadi bertemu Sabo untuk satu minggu ke depan."

Tapi Ace menulikan telinganya, ia lebih memilih melanjutkan perjalanannya untuk pulang ke rumah sambil berlarian seperti anak kecil.

🐥🐥🐥

"Kak Ace, kak Sabo betul-betul sudah pulang? Ayo kita ke sana. Aku kangen sekali dengan kak Sabo."

Luffy adalah adik kandung Ace yang usianya baru saja menginjak 17 tahun. Meski mereka hanya terpaut 3 tahun, tapi tingkah Luffy masih kenakakkan. Seperti saat ini, dia begitu berbinar saat mendengar kabar bahwa Sabo sudah pulang. Padahal Luffy juga baru kenal Sabo sejak dua hari pasca Ace dan Sabo jadian.

Ace mengusak pelan rambut Luffy. "Tunggu sebentar, Luffy. Aku belum menerima telepon dari Sabo. Kita biarkan dia istirahat dulu. Baru setelahnya kita bisa main sepuasnya ke sana. Oke?"

Luffy merengut. "Yah, padahal aku sudah bersemangat. Kalau tidak jadi, aku mau main dengan temanku yang lain saja."

"He? Kamu mau keluyuran ke mana malam-malam begini?"

Luffy tersenyum misterius, membuat Ace curiga. "Rahasia. Tapi aku janji akan pulang sebelum tengah malam."

Ace hampir marah karena berani-beraninya Luffy yang masih sma ingin main sampai tengah malam, bukannya belajar, tapi dering telepon memecahkan konsentrasinya.

Story of Us • AceSaboTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang