8

2.6K 129 13
                                    

"Ugh...." Di sebuah kamar yg sangat luas dengan full warna abu abu, tepatnya di kasur yg terdapat seseorang yg tengah tertidur.

Orang itu adalah Dean, saat perjalanan tadi Dean sempat tertidur karena kelelahan.

Mata Dean yg sepenuhnya terbuka langsung menatap sekitarnya dengan bingung.

'Gw dimana njir? Jangan jangan di culik lagi?!' Dean langsung mendudukkan tubuhnya dan hendak turun dari tempat tidur.

"Awhh... Anjing pinggang gw rasanya remuk asu..." Dean langsung memegang pinggangnya yg terasa sangat sakit.

Dean pun langsung mengurungkan niatnya untuk pergi dari kamar yg luas tersebut.

Kruukk~

"Asem... Jam berapa sih anjir? Anjeng! Gw tidur berapa jam cok?! Dah jam satu malam" Dean terkejut bukan maen saat melihat jam di hpnya yg ada di atas naskas.

Keadaan kamar saat ini gelap, hanya di terangi oleh cahaya rembulan yg lewat dari kaca pemisah antara kamar dan balkon.

"Gw laper... Pengen makan ayam geprek... Huhu" Dean langsung ambruk kembali ke kasur dan langsung memeluk bantal yg dia gunakan untuk tidur.

Larut dalam tangisan buayanya membuat Dean tak menyadari keberadaan seseorang yg tengah menatapnya dengan gemas.

Orang itu adalah Xavier yg duduk di pojok ruangan dekat dengan kaca pemisah antara kamarnya dengan balkon.

"Xavier mana sih... Jangan jangan dia tidur di kamar lain? Haaaa.... Laper... Bunda... OH IYA! GW LUPA BUAT NGASIH TAU BUNDA SAMA AYAH!! Aduh... Gimana nih, pasti bunda sama ayah khawatir... Ya tuhan gw harus gimana, masa ngasih kabar jam segini??? Tapi dari pada enggak ngasih kabar sama sekali... Duh! Kuota gw habis... Huwaaaaa! Betapa sialnya hidup gw hiks" Xavier mengulum senyumnya saat mendengar ocehan Dean diselingi dengan tangisan.

Xavier meletakkan laptop yg ada di pangkuannya ke sebelahnya dan melepas kacamatanya.

Xavier langsung berdiri dan menghampiri Dean tanpa suara membuat Dean tak sadar sama sekali.

"Kenapa hm?" Dean langsung terdiam saat mendengar suara Xavier dan langsung menolehkan kepalanya.

Mata hazel milik Dean langsung bersi tatap dengan mata hitam legam milik Xavier yg tepat di depannya.

Lebih tepatnya berada di atasnya.

"Se - sejak kapan kamu ada disini?" Dean langsung memalingkan wajahnya ke arah lain dengan pikiran yg kemana mana.

"Dari kamu bangun tidur dan langsung mengoceh dan berkata kasar" Xavier duduk di sisi kasur dengan tangannya yg mengelus kepala Dean.

Wajah Dean langsung memerah karena tingkahnya disaksikan oleh Xavier.

Dean langsung menyembunyikan wajahnya di bantal yg dia peluk.

"Kamu lapar?" Dean menganggukkan kepalanya pelan.

Xavier langsung berdiri dan menarik tangan Dean agar berdiri juga.

"Aduh! Pelan pinggangku sakit!" Dean langsung memegang pinggangnya yg terasa sangat nyeri.

Xavier langsung menyentuh pinggang Dean dan mengusapnya perlahan, "aku terlalu kasar ya mainnya?"

Dean menganggukkan kepalanya dengan bibir mengerucut sebal.

Xavier tertawa pelan dan langsung mencium bibir Dean, "ayo kita ke restoran punya temenku"

"Tunggu, emang restoran temenmu belum tutup jam segini?" Xavier tersenyum dan menganggukkan kepalanya pelan.

Xavier menggendong tubuh Dean dan langsung keluar dari kamarnya, Dean menatap sekitar lorong yg gelap hanya diterangi oleh cahaya bulan.

Xavier berjalan menuruni tangga, Dean masih menatap sekitar dan menemukan sebuah lift.

"Kenapa gak pake lift?" Dean sedikit memundurkan tubuhnya untuk dapat menatap wajah Xavier.

"Kalo udah malem biasanya liftnya dimatiin" Dean menganggukkan kepalanya mengerti dan kembali memeluk leher Xavier.

Walaupun sedikit bingung.

Saat hendak mencapai dasar, Dean mendengar suara orang yg berbincang dan bercanda gurau.

"Siapa itu?" Xavier melirik ke arah ruang tamu dan menatap 5 perempuan dan 3 laki laki yg masih bercanda gurau.

"Temen temennya adikku" Dean mengerutkan keningnya bingung, untuk apa teman teman adiknya Xavier berkunjung pada jam dua pagi?

"Kak Xavier! Lama gak ketemu" Dean memundurkan tubuhnya dan menolehkan kepalanya ke kiri, ke ruang tamu.

Perempuan yg tadi menyapa Xavier dengan senyuman langsung melunturkan senyumnya dan menghentikan langkahnya.

Dean sedikit terpesona dengan wajah perempuan yg menyapa Xavier tadi, sangat cantik dan imut.

Xavier yg mengetahui bahwa Dean terpesona dengan perempuan tersebut langsung menarik dagu Dean.

"Natapnya jangan lama lama" Xavier mencium bibir Dean tepat didepan teman teman adiknya dan perempuan yg masih berdiri tadi.

"Wih! Dah nemu calon kakak ipar lu? Keren bang" Dean melirik ke arah perempuan yg tengah duduk ala ala preman di sofa tunggal.

Wajah perempuan tersebut cukup mirip dengan Xavier, sedangkan Xavier tak peduli sama sekali.

Xavier lanjut berjalan keluar dari rumah dengan menggendong Dean.

"Perempuan yg memanggilmu 'bang' tadi siapa?" Dean bertanya dengan pelan.

"Adik aku" Xavier berjalan ke garasi dan membuka pintu mobilnya dan masuk kedalam.

Dean yg dipangku oleh Xavier hanya menelusupkan wajahnya ke bahu lebar Xavier 'kok jantung gw dag dig dug ya? Jangan jangan gw punya penyakit jantung...'

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You are 𝐌𝐈𝐍𝐄Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang