Renjun, laki-laki dewasa berusia 29 tahun yang telah menikah 4 tahun lalu dan telah dikaruniai seorang anak perempuan lucu. Renjun kini bekerja di perusahaan Neo Culture Technology di seoul sebagai asisten manager terpercaya.
"Renjun kamu dipanggil pak jhonny untuk menghadap keruangannya" ucap ningning salah satu temannya.
"Ah baiklah aku akan segera kesana, terimakasih ningning" balasnya.
Ceklek
Bunyi pintu ruangan berderit. Seorang laki-laki gagah terlihat tengah duduk sembari memeriksa beberapa berkas-berkasnya. Renjun kemudian berjalan cepat untuk menghadap pak jhonny, manager galak dikantornya.
"Permisi, bapak manggil saya ada perlu apa ya pak" tanya renjun.
Terdengar suara helaan nafas dari pak jhonny. Nampaknya beliau sangat lelah setelah seharian duduk dan harus berurusan dengan berkas-berkas sialan yang nyatanya adalah sumber uang bagi perusahaan tempat ia bekerja. "Jadi begini renjun, kamu tau kan kalau proyek kita yang baru ada diitali dan harus ada yang menghandle disana sedangkan Hendery sedang saya tugaskan untuk menghandle proyek yang ada di Amerika, jadi saya berharap kamu mau mengambil tanggung jawab untuk mengurus proyek kita yang ada disana" beber pak jhonny tanpa harus basa-basi.
"waduh gimana ya pak, saya harus tanya istri saya dulu soalnya anak saya juga masih kecil kalau untuk ditinggal dalam kurun waktu yang lama" jawab renjun tak enak hati.
Kening jhonny mengkerut mendengar jawaban renjun. Sembari menghela nafasnya kemudian dia berucap "Saya tau kamu bisa saya andalkan renjun, lagipula ini salah satu kesempatan besar juga buat kamu menangani suatu proyek yang nanti bisa jadi jalan cemerlang untuk karir kamu kedepannya"
Sebenarnya renjun ingin menolak, pasalnya mengurus proyek diluar negri tidak hanya sepekan atau dua pekan tapi membutuhkan waktu berbulan-bulan sedangkan dia tidak tega jika harus meninggalkan Anna istrinya sendiri mengurus anaknya dirumah. Meski ragu akhirnya renjun mengiyakan permintaan atasannya tersebut lantaran perintah kali ini memang jhonny terdengar sangat tegas dan tak mau dibantah.
"kalau begitu saya pamit dulu ya pak mau beres-beres sekalian sebentar lagi juga jam pulang"
"iya silahkan renjun, Bicarakanlah dengan istrimu malam ini dan saya harap kali ini kamu tidak mengecewakan saya"
"Baik pak permisi"
.
.
.
Renjun kini tengah berada dimeja makan bersama anak dan istrinya. Suasana diruang makan nampak hening karena istrinya anna sangat tidak menyukai kebisingan ketika sedang makan.
"Kalo udah selesai nanti kamu langsung kekamar ya nak jangan lupa cuci kaki terus bobo"
"iya siap mama"
Renjun hanya diam memperhatikan interaksi anak dan istrinya. Pikirannya menerawang haruskah ia meninggalkan keluarganya dalam beberapa waktu kedepan? Rasanya dia tak tega dengan anna dan belum siap juga jika harus menahan rindu dengan putri kecilnya itu. Akan tetapi perintah pak jhonny tidak bisa ia abaikan begitu saja karena ini menyangkut dengan karirnya.
"Sayang, nanti kalau sudah selesai langsung kekamar ya ada yang mau aku omongin"
"iya mas bentar ya kamu kekamar aja dulu nanti aku nyusul"
Anna telah menyelesaikan pekerjaannya didapur dan segera bergegas masuk kekamarnya.
"Mas" dapat anna lihat suaminya tengah duduk mengahadap jendela kamar mereka dan tersentak kaget. Namun tak lama kemudian senyum tipis terpatri diwajah renjun.
"sini mas mau ngomong sesuatu"
Anna berjalan menghampiri suaminya, lantas duduk disampingnya dan siap memperhatikan apa yang akan dikatakan oleh suaminya, karena sepertinya dapat ia lihat dari gelagat sang suami jika ini begitu penting.
"Mas dapet amanat dari manajer mas untuk ikut andil megang proyek perusahaan yang ada di itali kamu keberatan gak? "
Anna terdiam beberapa saat sampai akhirnya dia menjawab suaminya. "Aku sih gapapa mas, adek juga udah masuk sekolah kan jadi aku punya waktu buat ngurus rumah juga"
"kamu beneran gapapa mas tinggal? "
"aku gapapa mas, jangan diambil pusing mas pergi aja aku sama adek janji kami akan baik-baik aja disini"
"Maafin mas ya sayang" renjun membawa anna kepelukannya sembari mengecup pucuk kepala istrinya dengan sayang.
.
.
.
"Papa nanti bawa mainan yang banyak ya pa"
Hari ini adalah hari keberangkatannya ke itali dan renjun menatap anaknya yang terlihat antusias itu dengan sendu.
"iya sayang nanti papa bawa mainan yang banyak. Kamu jangan nakal ya dengerin apa kata mama"
"otay papa" anaknya menjawab sambil cekikikan.
"sayang mas berangkat ya, mobil kantor udah ada didepan buat jemput mas"
"iya hati-hati ya mas, aku bakalan baik-baik aja kok sama adek. Kamu jangan lupa makan ya kalau disana pokoknya gak boleh telat makan"
"pastinya, mas janji sama kamu nanti kalau udah sampai mas kabarin ya."
"iya mas hati-hati" renjun mengecup kening istrinya, kemudian berjalan pelan menuju pintu rumah mereka. Langkahnya sangat berat dan hatinya juga gelisah entah karena apa ia tidak tau.
"pai pai papa" senyum manis anaknya menjadi hal terakhir yang ia lihat sebelum ia menutup pintu rumahnya dan bergegas ke bandara.
Breaking news, pesawat nct airlines yang sedang menuju ke italia kini telah jatuh dilaut dan dikabarkan banyak penumpang yang tidak selamat dikarenakan proses evakuasi yang terbilang tidak mudah karena cuaca dan alat yang masih terbatas.
Anna memandang televisi rumahnya dengan berlinang airmata dan tak lama kemudian dia jatuh pingsan.
Dari arah pintu terlihat anaknya yang berlari cepat menghampiri mamanya dan mengecek anna yang kini sedang tak sadarkan diri sembari memanggil sang ibu dan menangis.
"mama bangun ma hiks"
Tbc
Hai semuanya, maafkan kalo ada typo ya soalnya laptop ku rusak jadi terpaksa ngetik pake hp terus males revisi dan langsung aku publikasi hehe.
Oh ya cerita ini mungkin gak bakal begitu panjang ya disetiap chapternya.
Dah gitu aja pai pai...
KAMU SEDANG MEMBACA
Lasciami Andare [HYUCKREN]
FanfictionRenjun pemuda yang telah menikah dan memiliki seorang anak tidak menyangka jika ia harus menjalani hidup yang bagaikan mimpi buruk semenjak dipindah tugaskan oleh kantornya untuk sebuah perjalanan bisnis di italia. Dikurung dalam sebuah kemewahan ba...