lima

1.5K 130 14
                                    









"Apa dia sudah sadar? " sebuah suara asing terdengar ditelinga Anna. Perlahan matanya terbuka dan menyesuaikan cahaya dirumah sakit tempat ia dirawat.



"Mama sudah bangun? " itu suara anaknya. Anna berusaha untuk bangun dari ranjangnya dengan susah payah. Kejadian dimana ia yang jatuh pingsan karena mendengar berita suaminya yang mengalami kecelakaan pesawat seketika terlintas diotaknya.





Anna tidak kuasa menahan tangisnya,  ia menangis lagi dengan keras dan sang anak hanya bisa memeluknya dengan tatapan bertanya-tanya. Mamanya ini kenapa? Putri kecilnya masih belum mengerti kenapa mamanya bisa sampai seperti ini.



Setelah lelah menangis Anna baru sadar jika sedari tadi dia tidak hanya sendirian disini dengan putrinya. Ada seorang pria asing yang kini tengah duduk dan memandanginya dengan iba.



"maaf, aku terlalu larut dengan diriku sampai tidak menyadari ada orang lain disini, anda siapa? " Anna bertanya.


Pria itu berjalan menghampiri ranjangnya dan duduk dikursi tunggu yang disediakan untuk menemani pasien. "Perkenalkan aku Mark tetangga baru anda, putri kecil anda berlarian untuk meminta tolong dan kebetulan aku baru saja pindahan hari ini" jelas mark.

"Ah begitu ya, maaf ya merepotkanmu Mark si" sesal anna.


"tidak apa-apa nuna, oh ya siapa namamu nuna? "


"Aku Huang Anna, dan ini putriku Huang Tera"

"senang berkenalan dengan kalian, hai juga putri cantik " sapa mark kepada tera.


"hai juga om" anak itu tersenyum lucu menjawab sapaan mark hingga membuat gemas siapa saja yang melihatnya.


"Oh ya ngomong-ngomong apa aku bisa pulang sekarang mark si? "


"Tentu, dokter tadi sudah bilang kalau nuna boleh pulang jika sudah siuman, dan panggil aku mark saja jangan terlalu formal hehe"


"Baiklah terimakasih mark, kau juga bisa memanggilku anna"


"kalau boleh tau kenapa kau bisa pingsan anna?" tanya mark penasaran .


"Aku melihat berita ditelevisi jika pesawat yang ditumpangi suamiku mengalami kecelakaan" jawab anna dengan sendu, matanya kini kembali berkaca-kaca.


"Ah maafkan aku sudah bertanya hal itu, seharusnya aku bisa menahan rasa penasaran ku tadi tapi aku hanya khawatir kepadamu makanya aku bertanya"


"tidak apa-apa mark" jawab anna dengan senyuman lemah.


"Mark bisakah kau mengantarku pulang? Maaf merepotkan mu lagi tapi aku harus segera mengabari keluarga besar ku untuk melihat evakuasi korban yang mungkin saja ada suamiku, siapa tahu dia masih hidup"

"baiklah tidak merepotkan kok kau tenang saja anna"

Mark membantu anna untuk turun dari ranjang dan mengambil alih anak perempuan kecil itu untuk ia gendong agar segera pulang. Sebenarnya Mark merasa iba dengan Huang Anna dan anaknya tapi ia juga ingin Haechan merasa bahagia dengan pilihannya. Walaupun salah akan tetapi mark tahu jika haechan mencintai renjun dengan tulus. Selama ini sahabat nya itu selalu tersiksa dan menderita, Haechan tidak pernah benar-benar merasa hidup. Maka dari itu ia berharap jika dengan bantuannya ini, haechan bisa meraih kebahagiaannya Perlahan dengan orang yang dicintainya.

"Suamimu memang masih hidup Anna, tapi kau tidak akan pernah kubiarkan untuk bertemu dengannya, Maaf. " batin Mark.










.


.



.










Renjun mengerjapkan matanya perlahan setelah bangun dari tidur pulasnya. Badannya sakit sekali, rasanya tulang-tulang renjun seolah remuk semua. Ia mencebikkan bibirnya kesal. Sialan sekali si Haechan itu! Dia memaksanya bercinta dengan kasar dan bahkan ini pertama kalinya untuk renjun menjadi pihak bawah tapi pria itu seolah acuh tak acuh saat mendengar teriakan kesakitan milik renjun kemarin.

"Huh awas saja kau Haechan! " sungutnya. Renjun mencoba untuk bangun dan duduk bersandar. Kepalanya masih sedikit pusing dan perutnya lapar sekali. Ia baru sadar jika sekarang dirinya sudah memakai piyama. Apa haechan yang memakaikannya? Baguslah kalau pria itu masih memiliki rasa peduli terhadapnya.





Ceklek

Pintu kamar terbuka, Haechan menampilkan senyum sumringah ketika dirinya mendekati renjun dan duduk disisi yang kosong. Sedangkan renjun kini tengah memandangnya sengit penuh permusuhan.


"kau sudah bangun sayang? "


"Menjauh dariku dasar brengsek!" umpat renjun.


"Apa kau lapar sayang? Mau dibawakan makanan kesini hm? Aku bisa menyuruh bibi margaretha atau mortimore untuk melayani dan membantumu sayang"


"Aku tidak butuh haechan si, yang kuinginkan hanya pergi dari sini,  Minggir!" renjun berupaya untuk turun dari kasur akan tetapi haechan kini tengah menahan pergelangan tangannya dengan kuat hingga memerah.



"lepaskan aku! Kau tuli ya? Dasar bajingan! " renjun terus memberontak kuat akan tetapi tenaganya tidak cukup untuk melawan haechan hingga akhirnya dia berhenti. Sial! tangannya sakit sekali.


"Dengar renjun sekarang kau istriku, harus berapa kali kukatakan kalau kau tidak akan pernah pergi kemana mana! " bentak haechan.


Renjun marah sekali mendengar perkataan konyol haechan. Menikah huh? Yang benar saja! Renjun tidak sudi menikah dengan orang seperti haechan apalagi dirinya juga bukan gay. Renjun pria normal dan memiliki istri bahkan anak.



"Dalam mimpi mu haechan! Aku tidak akan pernah sudi menjadi istrimu sialan! " teriak renjun.


Haechan memijat pelipisnya pelan, percuma saja dia bicara dengan renjun saat ini. Renjun masih belum bisa menerima ini semua dan butuh waktu tentunya. Haechan paham itu, akan tetapi mendengar perkataan renjun yang ingin pergi dari sisinya membuat haechan menggila, ia tidak mau lepas kontrol dan berakhir menyakiti renjunnya. Maka dari itu ia akan mengalah untuk kali ini saja.


"kau juga jangan pernah bermimpi untuk berani melangkah keluar dari rumah ini renjun, atau kakimu akan kupatahkan." tegas haechan penuh penekanan. Intonasinya sangat tenang namun juga mengandung sebuah ancaman. Renjun bisa merasakan kalau perkataaan haechan bukanlah bualan semata. Ia merinding dan nyalinya seketika menciut.


"Aku akan menyuruh bibi margaret untuk membawakanmu makanan, kau istirahat saja disini" Jelas haechan.


Renjun hanya diam memandangi punggung
Haechan yang berlalu. Kini perasaan takut dan gusar menghantui pikirannya. Hal yang sedang ia alami sekarang bagaikan sebuah mimpi buruk yang datang menimpanya. Renjun mengigit bibirnya gelisah. Ia hanya ingin pulang.













Tbc


Jangan lupa vote dan komen ya biar aku semangat. Makasih.
Happy reading.

Sellena.



Lasciami Andare [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang