Lasciami Andare [HYUCKREN]

sembilanbelas

Life is pain
But
Love is more that's pain

Dorr

Prang

Kaca dibelakang tubuh haechan kini pecah berserakan tak bersisa akibat dari peluru yang dilepaskan oleh istrinya. Renjun melemparkan senjatanya dan jatuh terduduk ketika ia melihat bayangannya sendiri yang tengah menangis dan kacau dicermin tadi sehingga ia murka dan menembaknya.

Renjun menangis dengan kedua tangannya yang mencakup wajahnya dengan tersedu-sedu. Ia menangis meratapi ketidakberdayaannya sendiri hingga membuat ia marah dan benci kepada takdirnya. Renjun ingin lari dan membenci Haechan karena telah membuatnya hidup seperti ini namun ia sendiri tidak sanggup. Hatinya tidak bisa, melihat wajah suaminya dan anak-anaknya yang menangis kencang membuat renjun tidak berdaya.

Haechan menghampiri istrinya dan memeluk tubuh ringkih itu. Tangannya mengelus punggung renjun untuk menenangkan, ia mengucapkan kata maaf berkali-kali untuk istrinya. Namun ada hal yang tidak renjun ketahui, suaminya tengah menampilkan sebuah seringaian diwajah dinginnya. Lee Haechan itu perwujudan dari iblis yang sesungguhnya.

Haechan bahkan bisa dengan mudah menghindari tembakan istrinya jikalau renjun memang berniat untuk membunuhnya dan pergi kepelukan Anna. Haechan tidak akan segan-segan mematahkan kakinya dan mengurungnya disini agar renjun tidak akan pergi kemana-mana. Sudah susah-susah didapatkan, masa mau dibiarkan lepas begitu saja. Jangan harap Haechan mau melepaskan istrinya dengan mudah karena itu tidak akan pernah terjadi.

Haechan hanya memainkan peran dan memanfaatkan kepolosan serta kebaikan hati istrinya agar ia bisa membangun citra dirinya dengan mudah. Seperti apa yang tengah ia lakukan sekarang. Dengan sedikit drama dan tekanan yang dia berikan kepada renjun tadi akan memudahkan haechan untuk menarik kembali istrinya kedalam jebakannya. Huang renjun tidak akan bisa bersikap tega untuk membunuhnya dan meninggalkan anak mereka begitu saja. Haechan sudah paham akan sifat baik istrinya itu. Dan beruntung lah karena keputusan yang renjun ambil membuat haechan tidak perlu repot-repot untuk menyakitinya.

"Maafkan aku sayang, sekarang kau sudah memilihku jadi mari besarkan anak kita bersama. Kau tidak perlu merasa bersalah, yang harus disalahkan itu aku. Kau bisa memulai hidup baru dan melupakan masa lalumu demi anak-anak kita. Aku mohon jangan begini lagi" ucap haechan.

Renjun hanya diam tidak menjawab perkataan suaminya. Akan tetapi tangannya beralih untuk membalas pelukan haechan. Dan Haechan anggap itu adalah sebuah jawaban iya yang diberikan oleh istrinya.

.

.

.

Bugh!

Bugh! 

Bugh! 

Mark tengah terkapar dilantai sembari melindungi kepalanya yang saat ini mendapatkan pukulan dari lee haechan. Pria bule itu mengunjungi haechan dikantornya bermaksud untuk melaporkan tentang proyek mereka sekaligus memberikan ucapan selamat atas kelahiran anaknya dengan renjun. Akan tetapi ia tidak menyangka jika dirinya akan mendapatkan sebuah bogeman tiba-tiba dari temannya itu.

"Sudah Lee kau bisa membunuhnya. Mark tidak sepenuhnya salah! " lerai Jeno.

Haechan berhenti memukuli temannya dan keluar dari ruangannya dengan tubuh yang masih diselimuti oleh emosi. Sedangkan Jeno kini tengah membantu Mark untuk bangun dan berdiri.