tujuhbelas

1.2K 112 13
                                    











Renjun terbangun dari tidurnya ditengah malam karena terusik oleh rasa sakit diperutnya. Sungchan bilang itu terjadi karena kontraksi palsu. Dia dan Haechan besok harus pergi kerumah sakit untuk persiapan operasi caesarnya.


"Haechan" renjun mencoba untuk membangunkan suaminya dengan menepuk pipi haechan pelan, seperti apa  yang dia lakukan juga sebelumnya jika perutnya terjadi kontraksi palsu.

"Kenapa hm? " tanya haechan dengan suara seraknya.


"Perutku sakit lagi" keluh renjun.


"Baby tolong biarkan mama tidur dengan nyenyak ya" ucap haechan sembari mengelus perut istrinya.


Renjun memejamkan matanya sambil menikmati elusan tangan haechan diperutnya yang sekarang sudah terasa lebih baik. Sudah sekitar sepuluh menit sejak haechan mengelus perutnya dan sekarang tangan itu berhenti bergerak. Renjun membuka matanya kembali saat mendapati suaminya kembali terpejam mengarungi mimpi. Ia lalu menepuk pipi haechan lagi.


"Haechan bangun, ayo antarkan aku ke kamar mandi" pintanya.

"eung" gumam haechan.

"Ayooo bangunnn! " renjun mencubit perut suaminya dengan kencang hingga membuat haechan memekik sakit dan terbangun.

"Sakit sayang" keluh haechan sambil mengusap perutnya sendiri yang sakit sehabis dicubit istrinya.

"Habisnya kau sih tidak bangun-bangun" renjun mencebikkan bibirnya kesal.


"Iya maaf. Moma ini mau apa? "

"Aku ingin buang air kecil"

"Baiklah"


Haechan turun dari ranjang dan berjalan kesisinya untuk membantu renjun bangun dan berdiri. Perutnya yang sudah besar membuat renjun kesulitan bahkan hanya untuk bangun sendiri, belum lagi kakinya yang membengkak membuatnya tidak bisa berjalan dengan normal bila tidak dibantu.


Tangan haechan melingkar dipinggang istrinya dan ia dengan sabar menuntun renjun untuk berjalan pelan ke kamar mandi. Istrinya itu tidak suka bila digendong. Status renjun yang pernah menjadi dominan dulu membuat egonya terluka bila ia harus digendong haechan kemana-mana dan beruntungnya untuk hal ini haechan mau mengalah dan tidak memaksanya.


Haechan bersandar dipintu sembari terkantuk-kantuk selagi ia menunggu istri kecilnya selesai dengan urusannya. Renjun tersenyum kecil ketika ia memandang haechan yang terkantuk-kantuk lucu. Sedikitnya dia merasa beruntung mendapatkan suami yang selalu sigap dan perhatian seperti haechan. Ia pun segera menuntaskan urusannya agar suaminya dapat tidur kembali.

"Terimakasih" ucap renjun saat ia sudah kembali berbaring dikasur dengan nyaman.

"Tentu sayang" Haechan menaikan selimut mereka dan mengecup kening istrinya sebentar lalu kembali mengarungi mimpinya.









.








.









.












"Apa semuanya sudah siap? " tanya haechan.

"Sudah tuan, perlengkapan semuanya sudah saya masukkan dimobil yang lain" jawab Mortimore.

"Baguslah. Terimakasih paman kami pergi dulu" pamit haechan.

"Tentu tuan, semoga semuanya lancar " balas Mortimore.

Lasciami Andare [HYUCKREN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang