"Kimimela, dimana ponselku?!"
Beberapa langkah Kimi mundur masuk ke kamar Ghaaziy lagi. Dia menggeram kesal melihat Ghaaziy yang uring-uringan mencari sebuah ponselnya. Lagi dan lagi dia yang namanya akan disebut! Kimi hanya mampu menghela nafas pelan lalu berpura-pura ikut mencarikan.
"Kimimela, sudah ada belum?" Ghaaziy menyamperi Kimi yang sedang mengangkat bantal sofa.
Kimi melirik sinis ke arah Ghaaziy. "Kalau nanya-nanya cari sendiri, nih!"
Pria itu langsung diam. Tapi tindakannya yang selalu mengikuti gerakan Kimi bikin Kimi kesal. Ghaaziy menarik baju Kimi kala Kimi melangkah keluar kamar. "Cari dulu ponselku, Kimi!"
"Astaghfirullah, Sir! Saya ini malu sekali, loh!" Kimi tampak frustasi mendongak sambil menutup matanya.
"Kenapa?" tanya Ghaaziy, tidak tahu.
"Anda belum pakai kemeja, please!" Kimi putar badan lalu melangkah jauh untuk turun menyiapkan sarapan pagi ini.
Ghaaziy kembali masuk kamar lalu segera mengenakan kemeja. Ketika masih melilitkan dasi di lehernya dia tampak heran ketika mendengar suara dering ponsel dari arah meja kecil. Ghaaziy pun menyamperi dan ambil ponsel yang ada dibawah tumpukan majalah-majalah.
'Crazy Money'. Nama itu tertera jelas di layar ponsel yang diketahui Ghaaziy milik Kimi. Karena Kimi sedang sibuk bikin sarapan, Ghaaziy berinisiatif mengangkatnya. Begitu tersambung, Ghaaziy masih diam untuk tahu lebih dulu siapa itu Crazy Money.
"Kimimela Maureen Binti Xyan Fox, kamu dimana ya, Nak?" Rupanya itu suara pria paruh baya yang mungkin Papanya Kimi. Ghaaziy belum menyahut karena masih mencerna Binti yang disebut oleh Papa Kimi.
"Selamat pagi, Pak Xyan!"
Di kediaman rumah besar Xyan, Xyan terkejut mendengar suara pria di ponselnya. Dia mengusap dada ketika tahu anak kecilnya satu bulan terakhir ini tinggal bersama pria! Astaga, Xyan harus banyak-banyak sabar supaya awet muda dan selalu di cintai istri tercinta.
"Kamu siapa? Berani-beraninya tinggal bersama anakku! Kamu tidak tahu siapa aku?" Nada bicara Xyan berubah kesal setengah mati karena sudah di bohongi oleh anak-anaknya.
Ghaaziy ketawa kecil. "Tentu saya sangat tahu, Pak Xyan. Anda seorang pengusaha makanan instan sehat yang pemasarannya sudah menembus internasional."
"That's alright! Tapi siapa dirimu?"
"Saya Ghaaziy, Pak!" Ghaaziy berucap lembut tapi tegas. Dia melangkah keluar kamar untuk mengawasi Kimi yang sedang memasak di dapur. Walaupun tak nampak, tapi suara benturan benda dapur terdengar sampai lantai atas saking sunyinya rumah.
Xyan tersenyum tipis mendengarnya. "Bawa pulang anakku dan temui aku setelahnya."
"Baik, Pak. Nanti malam saya akan ke rumah Pak Xyan." Ghaaziy tersenyum tipis.
"TURUN, SIR! SARAPAN SUDAH SIAP!" Teriakan Kimi bikin Xyan geleng-geleng kepala. Anaknya itu suka sekali memasak dan Xyan tidak bisa mencegahnya. Tapi kalau masalah pekerjaan lain, Xyan akan menginterogasi Ghaaziy nanti malam!
"Aku tutup. Selamat pagi!" Xyan memutus sambungan.
Ghaaziy menyimpan ponsel Kimi di saku. Hatinya menghangat karena sarapan sudah siap di santap. Pemandangan seperti ini belum pernah terbesit tapi sekarang malah sudah terwujud. Kurangnya hubungan mereka hanya sebatas pertanggung jawaban selama 6 bulan, selanjutnya Kimi akan fokus pada pendidikannya. Dan Ghaaziy? Pria itu akan kembali di sibukkan oleh kerja dan kerja. Tapi, entahlah! Lihat saja nanti.
"Sarapan hari ini adalah kentang goreng crispy dan untuk minumnya sesuai jadwal hari Rabu yaitu jus campuran wortel dan tomat. Selamat makan, Sir!"
Ghaaziy menepuk kepala Kimi sebelum duduk. "Selalu sederhana tapi aku suka," Ia berkata kenyataan. Makanan Kimi lezat dan layak jika Kimi menjualnya di Caffe.
Kimi mengangguk singkat. Tipis senyuman di berikan Ghaaziy yang selalu tampil maskulin setiap paginya. Keduanya sarapan dengan waktu singkat namun belum juga beranjak sampai beberapa menit. Kimi yang peka pun bertanya, "Ada yang ingin dibicarakan?"
"Ponsel kamu ada dimana?"
"Dikamar," jawab Kimi.
Ghaaziy mengeluarkan ponsel dari sakunya. "Kalau begitu ini milik siapa?"
Dengan polosnya Kimi menjawab, "Milik Kimi."
"So?"
"Apa yang terjadi? Saya emang benaran bawa 2 ponsel dan 1 iPad kemari, Sir! Yang hitam ketinggalan di kamar Anda dari 2 hari yang lalu dan seharusnya sudah saya ambil tadi subuh! Tapi, kok?" Kimi meneguk segelas air lemon dengan anggun supaya tidak terlihat bahwa dia sedang malu!
"Tapi apa, hm?" Ghaaziy memiringkan sedikit kepalanya sambil alisnya terangkat sebelah. Perempuan bergamis hijau itu pipinya jelas merona! Ghaaziy gemas dibuatnya.
Kimi berdiri tegap. "Ini sudah hampir pukul 7, Sir! Segera bersiap untuk berangkat kerja karena Pak Carli sudah siap."
"Baik." Ghaaziy juga beranjak.
"Siapa itu Crazy Money, Kimimela?" Ghaaziy mencoba memancing kekesalan Kimi pagi ini.
"Dia Pria berotot!" Kimi kelepasan asal menjawab. "Maksud saya dia Papa saya dan tubuhnya berotot!" lanjutnya.
Tatapan dingin Ghaaziy berikan pada Kimi yang malah merasa canggung. "Kalau saya?" Suara serak nan lembut itu lagi-lagi bisa menggoyahkan iman Kimi!
"Kalau Anda lebih-lebih, Sir!" Kimi menjawab lantang. Tubuhnya kaku ketika sadar dengan ucapannya.
"Lebih-lebih? Thanks, Kimimela Maureen." Ghaaziy mendekati Kimi lalu mencolek hidung Kimi yang sudah merona makin merona. Lucunya, batin Ghaaziy. Tak terhitung Ghaaziy merasa gemas dengan Kimi yang kelihatan tegas tapi malu-malu.
"Jika Papamu Crazy Money. Sebutan yang pantas untukku apa?" Ghaaziy menunduk supaya dapat melihat Kimi yang fokus membuat simpul untuk dasi belum siap tadi.
Kimi mengalihkan matanya ke arah Ghaaziy lalu tertawa kecil. Tangannya merapikan kerah kemeja Ghaaziy lalu bertanya lugu, "Apa itu penting?" Senyuman khas centil perempuan remaja di pancarkan kepada pria di hadapannya.
"Hanya bertanya saja."
Mendengar nada suara Ghaaziy yang lebih rendah, Kimi mengulum senyuman. Lalu tangan yang masih bertengger di bahu kokoh Ghaaziy itu memberikan kesan menggoda di manik mata tajam milik Ghaaziy. Tinggi mereka hampir setara, maka Ghaaziy tak perlu merendahkan tubuh. Namun, ada satu hal yang Ghaaziy tahan yaitu untuk tidak menyentuh pinggang Kimi!
"Saya ada beberapa sebutan yang pas untuk Anda, Sir! Listen to me, okay?" Kimi tersenyum kiri sekilas lalu melanjutkan ucapan, "Di opsi pertama Anda pantas disebut Bayi Dugong. Di opsi kedua Anda juga pantas disebut Bayi Beruang! Segeralah di pilih, Sir!"
Ghaaziy menyambar jas di sandaran kursi. "Saya berangkat. Assalamualaikum!"
"Waalaikumussalam, Mi Amour." Kimi menahan diri untuk tidak peduli dengan Ghaaziy yang berdiri tegap karena ucapannya.
"Bawakan bekal yang lezat! No comment!" Ghaaziy berucap tegas.
Kimi melangkah cepat untuk menyusul Ghaaziy. "No! I'm so busy for today, Sir!"
"Let's see, Kimi!" Ghaaziy menutup kaca mobil seraya melajunya mobil Jeep miliknya.
Kimi menggeram kesal. "Gue enggak tahu mau senang atau sedih! Hafalan melulu perasaan, HUAA~~"
Tbc.
Vote and Komentar ya pembaca tercintakuu❤️❤️
Tidak update kemarin² karena red day 😉😉Tungguin bab selanjutnya ya>>
KAMU SEDANG MEMBACA
A Naughty Little Butterfly
RomanceKehidupan remaja Kimimela di porak-poranda oleh laki-laki masa lalunya. Tinggal satu atap pasti menumbuhkan benih-benih cinta diantara mereka. Ghaaziy hanya bisa ditaklukkan oleh keberadaan Kimi dan Kimi bisa sembuh dari traumanya dari perlakuan Gha...