DENOUMENT 01

1.5K 142 12
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


SELAMAT DATANG SEMUANYA DI CERITA BANG HAIKAL DAN MBAK ADEL

SEMOGA KALIAN SEMUA SUKA YAAAA

☘️☘️☘️☘️

“Kedatangan saya ke sini karena memiliki niat baik dan ingin meminta ijin juga restu Om serta Tante.” Terdengar jeda untuk sesaat. “Saya ingin menikahi putri yang telah kalian besarkan dengan sangat baik dan tumbuh menjadi seorang gadis ceria yang memikat.”

Dan Haikal merasa baru saja memuntahkan batu berukuran besar dengan berat satu ton dari dalam dada setelah mengungkapkan tujuan barusan. Raga yang ketegangannya baru berkurang itu kembali membeku kala suara berat menyahuti ucapannya dengan dingin, “Apa pekerjaan kamu tadi?”

Ditanyai begitu oleh laki-laki usia senja yang duduk dengan tenang di sofa yang tepat berada di depan matanya, Haikal pun berdehem. “Saya bekerja di bidang proyek kontruksi sejak lima tahun terakhir, kini berada dinaungan salah satu kantor yang bertempat di pusat kota Bandung.”

“Oh, tukang bangunan ternyata.”

Mendapati kata-kata tersebut dengan mudah keluar dari mulut ayahnya Adel, Haikal pun memelototkan mata. “Bukan Om.”

“Lah, kamu kerja ngebangun bangunan gitu ya kalau di kontruksi?”

Haikal meringis, memang tidak salah, tapi tidak benar juga jatuhnya.

“Jadi kalian sudah kenal dan akrab berapa lama?”

“Adel kan udah cerita masalah itu ke Ayah sebelumnya.”

Ahmad menatap sang putri yang kini duduk di samping istrinya. “Ayah enggak nanya sama kamu loh Del. Ayah nanya sama laki-laki asing yang tiba-tiba datang ke rumah dan mau lamar kamu, mau ngambil kamu dari Ayah.”

Adel meringis tak enak kepada Haikal yang malah balik tersenyum.

“Sudah cukup lama kok Om, kami kenal saat Adel pertama tinggal di rumah kakaknya.”

“Belum satu tahun kan ya?” ungkap Ahmad, menanyakan lebih detail.

“Belum Om.”

“Terus kenapa kamu mau menikahi Adel sementara kamu sendiri belum tahu Adel ini orang yang seperti apa? Asal kamu tahu, semua orang di awal pertemuan selalu menunjukan sisi baik, sisi yang akan membuatnya terlihat menarik. Yang buruk-buruk dan yang jelek-jelek kelihatannya belakangan. Kamu apa sudah siap dan enggak takut melihat sisi kelam Adel?”

Dan tentu mendengar pertanyaan barusan, Adel merasa tersinggung. Wanita itu memajukan tubuhnya. “Ayah kenapa menjelekan Adel kayak gitu, emang apa sisi kelam Adel menurut Ayah? Adel enggak seburuk itu.”

“Betul Om, saya yakin Adel tidak seburuk itu. Bagaimana pun selama beberapa bulan terakhir, kami sudah intens bertemu dan dari semua waktu yang sudah kami lewati, saya bisa menilai bahwa Adel wanita yang baik. Pun kalau memang nanti ada sisi kelamnya, saya akan menerima hal tersebut dengan lapang dada. Karena sebagai manusia, saya juga memiliki sisi yang sama dengan Adel. Saya tentu tidak sempurna.”

Denoument Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang