Malam semakin larut dan angin darat semakin kencang berhembus menuju lautan lepas. Tanda-tanda kapal akan berlabuh belum juga terlihat, sementara semua orang sudah bersiap di tempat mereka masing-masing dan saling memantau. Sementara itu seorang wanita dewasa dengan seragam pakaian serba hitam sama seperti yang lainnya sedang berdiri di sebelah container hitam seraya menatap lautan lepas dengan pandangan kosong.
Sepasang permata kuningnya seketika melirik saat seorang pria mendekatinya dari arah belakang.“Mengingat masa lalu?” tanyanya dengan nada pelan.
Dirinya pernah menceritakan masa lalunya kepada pria itu. Ayahnya seorang pelaut dan meninggal dunia karena di terjang ombak di tengah lautan. Tapi dia bukan ayah yang baik, dia menikah wanita selingkuhannya ketika ia berumur enam tahun.
Sementara ibunya sibuk mengencani banyak pria lalu menyiksanya ketika kesal. Untunglah ibu tirinya baik dan selalu memberinya makan yang cukup layak meski ayahnya terkadang kesal melihatnya sebagai parasit.Ayah meninggal ketika ia berusia tujuh tahun, ibunya lalu menghilang entah kemana. Ibu tirinya tidak sanggup menghidupinya karena dia juga memiliki anak kembar. Tapi dirinya masih boleh tinggal di rumah itu oleh ibu tirinya. Setiap hari ibunya hanya mampu memberi mereka bertiga makan nasi yang sedikit lalu ikan hasil mencuri di pasar.
Hingga suatu hari ia ketahuan mencuri ikan di dermaga lalu di pukuli oleh pria dewasa. Lalu datanglah pria dewasa lain yang menyelamatkannya. Sejak itu hidupnya berubah. Dirinya di latih sebagai mesin pembunuh dan akhirnya bergabung menjadi anggota Nihon Intellegent Service, karena kemampuannya yang luar biasa. Ia di tempatkan menjadi agen khusus nasional dengan level agen hitam, hampir tidak ada yang tahu wajahnya seperti apa karena selalu di tutupi masker dan kaca mata hitam.
Lalu pria di belakangnya saat ini adalah anak satu-satunya yang di miliki oleh pria yang menyelamatkan hidupnya.
“Aku bertanya-tanya bagaimana rasanya hidup secara bebas?” ujarnya membalas.
Ia benar-benar ingin merasakan kehidupan yang normal tapi itu hanyalah angan saja. Bahkan saat ini dia tidak memiliki nama sama sekali bahkan dia lupa dulu namanya siapa. Sejak pria itu menyelamatkannya, ia selalu di panggil “Putriku” dan pria di belakangnya memanggilnya One-chan. Di dalam lembaga pun ia di panggil dengan kode nama “Rubah Merah”Adik-adik tirinya hidup secara normal bahkan ia membantu mereka hingga lulus bangku universitas. Setidaknya ia harus membalas perbuatan baik ibu tirinya yang menyayangi dirinya meskipun sejak hari itu mereka tidak pernah lagi bertemu. Ia pun sangat menyadari bahwa ibunya tirinya masih mencari keberadaannya hingga saat ini, wanita tua itu terus menyusuri pantai dan dermaga berharap bisa bertemu putri suaminya.
“Aku saja tidak tahu.” pria itu terkekeh pelan. Pria itu sama seperti dirinya, di kurung dan di latih sebagai mesin pembunuh.
“Ah.” dia sedikit merasa lega dan waspada ketika sebuah kapal kecil mulai terlihat. Ia menekan alat yang terpasang di telinganya, “Semuanya waspada, target terlihat.” ujarnya dan bersiap di posisi begitu juga dengan saudaranya itu.
Sebuah mobil box hitam muncul dan berhenti, lima orang pria bersenjata keluar dari sana dengan sangat berhati-hati hingga akhirnya kapal berlabuh dan menurunkan banyak peti kayu.Kode di turunkan dan mereka semua keluar menyerang para pria itu yang di duga membawa senjata api ilegal beserta obat-obatan terlarang yang saat ini sedang marak di kalangan remaja bahkan bisa menyebabkan kematian dalam hitungan menit jika di konsumsi secara berlebihan dalam waktu berdekatan.
Suara letusan senjata api, suara kaki yang berlari dan suara pukulan yang keras terdengar nyaring menemani malam yang sepi di dermaga itu.
Sementara itu di tempat lain, di sebuah pantai yang begitu luas dan indah. Seorang wanita berambut panjang berwarna kuning cerah tengah berdiri di pinggir pantai, kulitnya putih dengan tubuh yang begitu kurus, poninya panjang menutupi sebagian wajahnya. Bibirnya pucat tanpa warna dan kedua matanya terlihat begitu sayu dan kosong.
Ia mengenakan dress selutut berlengan panjang berwarna putih polos, kedua kakinya terlihat lecet karena dia berjalan tanpa alas. Ia memejamkan kedua matanya seraya mendongak menatap langit malam yang gelap.
Suara deburan ombak terdengar di telinganya dan air laut mulai membasahi kedua kakinya. Ia pun kembali menatap lautan luas di depannya dengan kosong. Namun dengan pasti ia kembali berjalan ke depan hingga perlahan tubuhnya masuk ke dalam air dan tenggelam.
Suara tembakan kembali terdengar dan ia terkejut saat rasa panas menjalar di dadanya. Ia tertembak.
“One-chaaaan!”
“Rubah Merah tertembak!”
Dor! Dor! Dor!
Ia pun memuntahkan darahnya. Ayah angkatnya pasti akan marah karena dia sudah gagal dalam misi kali ini. Dua tembakan terakhir berhasil mengenai jantung dan kepalanya. Ia terlalu banyak melamun karena memikirkan hidup bebas di luar sana padahal ayah angkatnya sudah melarangnya untuk memikirkan hal itu. Ini salahnya!
“One-chaaaan!!!”Dor!
Tubuhnya terasa melayang ke belakang tempat ke laut lepas, dan akhirnya ia jatuh menghantam laut. Sakit, sangat sakit tapi ia tidak bisa berbuat banyak. Ia terdiam cukup lama ketika akhirnya ia bisa melihat bagaimana lautan yang selama ini takuti.
Sakit karena luka tembak di kepala dan dada tidak lagi ia rasakan. Kini ia merasakan ketenangan meski kini ia tahu ia akan mati dan mungkin inilah rasanya detik-detik menuju kematian.
Ia pun berbalik ke dalam lautan untuk melihat gelapnya samudra di bawah sana. Namun ia malah terkejut saat melihat seorang gadis muda berambut kuning cerah dengan dress berwarna putih tampak melayang di bawah sana.
Ia terdiam cukup lama hingga akhirnya ia melihat gadis muda itu membuka kedua matanya lalu tersenyum kecil ke arahnya. Gadis itu merentangkan kedua tangannya ke depan seolah meminta bantuan kepadanya.
Ia pun berenang semakin jauh ke dalam lautan tapi gadis itu semakin turun dan menjauh darinya. Ia pun mengerahkan semua tenaganya untuk berenang semakin ke dalam dan semakin dalam hingga kini hanya ada kegelapan namun anehnya ia bisa melihat gadis itu semakin dekat kepadanya.
Sedikit lagi! Ia pun mencoba meraih kedua tangan gadis itu hingga akhirnya berhasil. Kedua tangan mereka saling menyatu dan menggenggam. Ia terdiam cukup lama karena terpesona akan kecantikan gadis muda di hadapannya saat ini hingga tanpa ia sadari gadis itu melepaskan kedua tangannya lalu memeluk tubuhnya seolah mencari perlindungan.
Tidak apa, batinnya lalu memeluk gadis itu erat. Tidak apa, batinnya berusaha menenangkan gadis muda di pelukannya itu. Kamu aman, batinnya lagi lalu ia pun merasakan kantuk yang luar biasa. Ia memejamkan kedua matanya lalu sebuah cahaya berwarna emas menerangi keduanya dan seketika pula bulan di langit memancarkan cahaya yang begitu terang untuk beberapa saat.
..
.
Bersambung~

KAMU SEDANG MEMBACA
General Wife
FanfictionSeorang agen intelijen gagal dalam melaksanakan misinya hingga ia mati tertembak di sebuah dermaga dan jatuh ke dalam lautan. Dia pikir dia akan mati tetapi dia malah berusaha untuk menyelamatkan seorang gadis muda yang tenggelam bersama dengannya...