Naruto sangat mengantuk berat di jam pembelajaran akhir. Efek begadang semalaman membaca buku di perpustakaan. Ia hampir tertidur ketika Hinata membangunkannya untuk praktek membunuh monster.
"Membunuh ... Monster?" gumamnya pelan lalu tersadar saat semua orang sudah mulai meninggalkan ruangan.
Ia belum pernah membunuh monster tapi untuk membunuh manusia ia sudah terbiasa melakukannya. Tapi ini bukan dunianya yang dulu, ini dunia baru dan ia adalah makhluk terlemah disini.
"Ayo cepat! Aku tahu, kau tidak akan bisa membunuhnya seperti biasa!" Hinata menarik pergelangan tangan Naruto hingga gadis itu hampir terjungkal dan terseret keluar dari dalam kelas.
Naruto diam mengikuti hingga sampai di halaman belakang sekolah yang merupakan lapangan yang cukup luas dan berbatasan langsung dengan hutan larangan.
Di ujung lapangan terdapat sebuah bangunan besar dan sebuah kerangkeng di tarik keluar dari bangunan itu. Ada banyak monster di dalam kerangkeng dan di jaga ketat oleh dua orang penjaga.
“Hinata ….”
“Hm?” timpal Hinata malas.
“Aku sedikit lupa ingatan karena kepalaku sempat terbentur.”
“Lalu?” tanya Hinata tertarik dan kini ia pun fokus kepada Naruto di sebelahnya.
“Para penjaga tingkat berapa?” dari yang Naruto baca setiap ahli sihir memiliki tingkatan.
Seperti suaminya itu sudah termasuk tingkat tinggi tapi dia belum tahu untuk tingkatnya berapa, karena ada sepuluh tingkatan dalam katagori ahli sihir.
Untuk menjadi seorang guru maka minimal tingkat enam dan untuk menjadi seorang profesor maka dia harus berada di minimal tingkat empat. Para bangsawan tinggi biasanya tingkat tiga dan dua, lalu untuk para jenius maka mereka sudah masuk tingkatan bintang. Yang mana tingkat bintang sudah berada di atas tingkat satu.
Kaisar sendiri berada di tingkat bintang tiga. Level tertinggi. Sementara rakyat biasa berada di level sembilan dan sepuluh untuk para rakyat jelata.
Sedangkan Naruto sendiri lebih rendah dari rakyat jelata, karena itu ia di remehkan.“Mereka rendah, mereka hanya tingkat tujuh.” Jawab Hinata serius.
“Bukankah seorang guru⎼”
“Mereka hanya penjaga biasa.” Potong Hinata cepat.
“Hari ini kita akan berlatih membunuh monster level lima.” ujar sang guru menjelaskan.
Bahkan monster juga memiliki tingkatan, biasanya mereka membunuh monster level tujuh dan enam. Namun hari ini berbeda, nanti untuk menghadapi ujian kelulusan maka mereka harus bisa membunuh monster level tiga.
“Kapan kita akan ujian kelulusan?” Naruto melirik Hinata.
“Enam bulan lagi.”
“Aa ….” Ia harus bisa menjadi ahli sihir yang hebat dalam kurun waktu enam bulan. Ia harus membuktikan kepada semua orang bahwa dia mampu. Tapi bagaimana bisa jika mananya sendiri sangat lemah?
“Ayo duduk disini.” Hinata mengajaknya untuk duduk di sebuah tribun bersama siswa lainnya selagi menunggu giliran.
Pertama anak bernama Shikamaru maju lebih dulu. Dia menggunakan sihir dengan elemen bayangan. Dari cara dia bertarung, Naruto bisa mengambil kesimpulan bahwa pemuda itu sangat hebat namun malas.
Lalu Ten-ten, dia murid yang hebat dan dari pakaiannya yang bergaya timur sepertinya dia memang dari benua timur. Dia juga hebat dalam penggunaan senjata.“Dia gadis yang di taksir kakakku.” Ujar Hinata pelan.
“Siapa? Dia?” timpal Naruto melirik Hinata lalu kembali melihat ke arah Tenten.

KAMU SEDANG MEMBACA
General Wife
Fiksi PenggemarSeorang agen intelijen gagal dalam melaksanakan misinya hingga ia mati tertembak di sebuah dermaga dan jatuh ke dalam lautan. Dia pikir dia akan mati tetapi dia malah berusaha untuk menyelamatkan seorang gadis muda yang tenggelam bersama dengannya...