"Nona?" Matsuri baru saja masuk ke dalam kamar dan bingung melihat Naruto yang terdiam memandang keluar jendela.
Melihatnya seperti itu, ia jadi mengingat Nonanya yang dulu selalu berdiam diri dan melamun memandang jendela. Sementara Nonanya yang sekarang sedikit lebih banyak sudah berubah.
Menghela napas pendek, Naruto berbalik memandang Matsuri yang bingung menatapnya.
"Nona sudah waktunya makan siang." ujarnya mengingatkan.
"Matsuri,"
"Iya?"
"Saya ingin memotong rambut saya."
"Eh ... Anda mau memotong rambut?"
"Hm." Naruto mengangguk pasti dan Matsuri tersenyum lebar melihatnya.
"Saya akan mengundang pelayan salon kesini." ujarnya semangat dan Naruto hanya mengangguk.
Matsuri segera mengantar Naruto menuju ruang makan dan bertepatan dengan Sasuke yang baru saja tiba bersama Kakashi di belakangnya.
"Saya permisi." Kakashi menundukkan kepalanya singkat sebelum keluar dari ruang makan.
"Saya akan segera memanggil pelayan salon, dan setelah makan anda bisa memotong rambut." bisik Matsuri dan di angguki pelan oleh Naruto. Matsuri menundukkan kepalanya dengan hormat kepada Sasuke sebelum ikut keluar.
Naruto melirik Sasuke yang baru saja duduk dan memulai makannya dengan tenang. Naruto ikut makan, bagaimanapun juga ia harus tetap menghormati Sasuke jika ia ingin hidupnya di dunia ini aman.
Sasuke seorang Pangeran sekaligus Jenderal, posisinya yang tinggi tentu akan menjadi tameng yang bagus untuk Naruto jika suatu hari nanti ia terlibat masalah.
"Saya akan kembali ke Wilayah Selatan siang ini." ujar Sasuke setelah menyelesaikan makannya, ia juga sempat memperhatikan Naruto makan.
"Hati-hati." sahut Naruto pelan lalu melirik Sasuke seraya meletakan sendok dan garpunya.
Sasuke mengangguk singkat dan beranjak pergi meninggalkan ruang makan.
Menghela napas pendek, Naruto mengambil gelas dan minum sebelum beranjak pergi dari ruang makan. Ia melihat beberapa prajurit tampak sibuk keluar masuk seraya membawa banyak tas dan peti-peti kayu yang entah apa isinya.
Naruto melihat di halaman depan mansion, beberapa kereta kuda ada disana dan sedang di isi banyak peti kayu dan perlengkapan lainnya. Para ksatria yang lain tampak mengobrol satu sama lain seraya berkemas.
"Ada Nyonya muda." seseorang berbisik lalu mereka semua menoleh ke arah Naruto. Namun setelahnya mereka membuang muka.
"Mereka tidak memiliki rasa hormat kepadaku." ucap Naruto pelan.
Mungkinkah mereka semua membencinya karena dia lemah? Apakah kekuatan sihir sangat penting dan berarti sehingga mereka bisa dengan mudah untuk meremehkannya?
"Apa yang sedang kamu lakukan disini?"
Naruto berbalik dan melihat Sasuke menatapnya dingin seperti biasa. Pria itu tampak gagah dengan baju zirahnya yang serba hitam, lalu di tangan kirinya ada pegang yang juga berwarna hitam pekat.
Pria yang suram, pikirnya.
"Masuklah, ini bukan tempatmu." ujarnya tajam.
Naruto menaikan sebelah alisnya merasa terhina, "Jika ini bukan tempatku. Maka aku akan pergi dari mansion ini." ujarnya ketus dan berlalu dari hadapan Sasuke.
"Apa maksudmu?!" Sasuke berbalik menatap kepergian Naruto.
"Kau yang bilang ini bukan tempatku." jawab Naruto tanpa berbalik lalu tak lama sosok Matsuri muncul menghampirinya, "Matsuri, kita kembali ke mansion Namikaze." ujarnya mengagetkan Sasuke.
Sasuke lantas berjalan cepat dan meraih lengan Naruto dengan kuat.
"Tetaplah di tempat ini!" ujarnya penuh penekanan dan suara yang dalam.
"Sakit." sahut Naruto pelan menatap tajam kedua bola mata Sasuke.
"Berhenti membuat masalah!" ujarnya mendesis.
"Apa kau tuli? Tanganku sakit." timpal Naruto dengan suara lebih tegas.
Banyak prajurit di belakang Sasuke sampai terdiam tidak percaya mendengar perkataan Naruto bahkan Matsuri tampak syok di tempatnya.
"Bukankah kau menikah denganku untuk menaikkan derajatmu? Maka sadarilah posisimu." Naruto menghentakkan tangannya dari cengkraman Sasuke hingga terlepas.
"Wah dia besar kepala sekarang." ujar seorang prajurit kesal.
Sasuke mendengus tidak percaya mendengarnya, "Apa kau juga tidak menyadari posisimu saat ini?" balas Sasuke tajam lalu tak lama ia menarik tangan Naruto kuat untuk mengikutinya ke lantai dua menuju kamar pria itu.
Sasuke membuka pintu dengan kasar lalu kembali menutupnya dengan bantingan yang cukup keras.
"Lepaskan aku!" seru Naruto keras. Sialnya tubuh ini sangat lemah sehingga ia cukup sulit untuk melawan Sasuke.
"Kyaaaaa!!!" ia berteriak keras saat Sasuke mendorong tubuhnya jatuh ke tempat tidur, "Apa yang kamu lakukan?!" teriaknya lagi saat Sasuke kini berada tepat di atas tubuhnya.
"Kau!" Naruto mencoba mendorong tubuh Sasuke menjauh tapi tidak mudah, tubuh pria itu sangat keras dan lebih besar darinya.
Sasuke menahan kedua tangan Naruto sehingga kini gadis itu tidak bisa berbuat apa-apa bahkan kedua kakinya kini tertahan oleh tubuh Sasuke.
"Asal kamu tahu. Sudah sangat lama aku menahan diri." bisik Sasuke di telinga Naruto, "Jadi jangan membuatku berbuat lebih." Sasuke menekan bibirnya di leher Naruto, mencium aroma gadis itu yang selalu memabukkan dirinya.
"Lepaskan aku," ucap Naruto pelan karena merinding akan sikap Sasuke. Jujur saja, ia tidak pernah di sentuh pria secara sensual seperti ini!
Sasuke semakin menurunkan tubuhnya hingga akhirnya menempel dengan tubuh Naruto yang membuat gadis itu sesak. Tangan yang tadi menahan salah satu tangan Naruto kini beralih ke arah dada.
"Yaaaak!" teriak Naruto histeris saat Sasuke menyentuhnya bahkan dengan cara yang kasar.
Sasuke lantas sadar dan segera bangkit dan melihat wajah Naruto merah padam dengan kedua mata yang merah menahan tangisan yang akan segera tumpah.
Menghela napas kasar, Sasuke segera menyingkir dari tubuh Naruto dan beranjak pergi dari dalam kamar.
"Dasar mesum!" teriaknya sebelum Sasuke keluar dari kamar.
"Jika kamu berani kembali ke mansion Namikaze. Aku pastikan kamu akan mengalami lebih dari ini." ujarnya mengancam sebelum keluar dari kamar meninggalkan Naruto yang benar-benar syok.
"Dasar brengsek!" desisnya kesal seraya memeluk dirinya sendiri.
.
.
.

KAMU SEDANG MEMBACA
General Wife
FanfictionSeorang agen intelijen gagal dalam melaksanakan misinya hingga ia mati tertembak di sebuah dermaga dan jatuh ke dalam lautan. Dia pikir dia akan mati tetapi dia malah berusaha untuk menyelamatkan seorang gadis muda yang tenggelam bersama dengannya...