Part 17

1.9K 149 1
                                    

Waktu terus berlalu begitu, hari diganti hari, minggu  diganti minggu, dan bulan diganti bulan. Sudah beberapa bulan semenjak raja Fandricko bertransmigrasi kedalam tubuh seorang pemuda bernama Erland.

Dan sejauh ini, semuanya sudah terlihat lebih baik dari awalnya. Erland sudah bisa menerima kehidupan barunya, dan sudah mulai terbiasa dengan itu.

Hari libur semester telah tiba, saat ini Keluarga Dixon tengah menyiapkan barang-barang yang akan mereka bawah.

Karena sesuai janji mereka pada Erland beberapa bulan yang lalu, bahwa ketika libur tiba mereka akan membawa Erland ke City of glory.

"Sayang, Erland dimana?" Tanya Dania kala melihat sang putra sulung hanya turun sendiri.

"Masih dikamarnya, dia bilang akan menyusul," jawab Alden.

"Baiklah, tapi kalau sepuluh menit dia masih belum ada, tolong susul dia. Kita harus segera sarapan, agar tidak ketinggalan pesawat!" Ujar Dania dan diangguki oleh putranya.

Sedangkan disisi lain_

Erland kini tengah duduk dipinggiran kasurnya, sambil menatap gambar yang dia temukan di internet tentang kerajaan yang ada di City of glory.

Hatinya tiba-tiba menjadi gelisah, perasaannya menjadi tidak karuan. Entah mengapa dia menjadi seperti ini.

Bukankah ini keinginannya sendiri? Bukankah memang dirinya yang meminta agar keluarganya membawanya kesana?

Dia ingin pergi untuk melihat kerajaan nya yang telah hancur semenjak kematiannya, bukan?

Lalu kenapa perasannya seperti ini.

“Tujuan saya datang kemari adalah untuk melamar putri anda menjadi istri saya.”

Erland memegang dada kirinya, yang dimana jantungnya berdetak dengan cepat.

Benar!

Kota itu telah menyimpan banyak kenangan untuknya, itu adalah tanah dimana dia dilahirkan, dan tempat dimana dia bertemu dengan wanita yang sangat dia cintai, namun pada akhirnya mengkhianati nya juga.

“Kau adalah ratuku, dan akan menjadi satu-satunya hingga aku mati.”

Tidak!

Erland segera membuang keraguan yang ada dihatinya, dia tetaplah harus ke kota itu. Dia harus melihat keadaan kerajaannya.

Tok!

Tok!

Tok!

"Dek, ayo sarapan dulu. Nanti kita telat, loh!" Ujar Alden dari depan kamar sang adik.

"I-ya kak!" Erland menepis semua pikirannya. Dia segera bangkit dan keluar dari kamar.

"Maafkan aku," ucapnya kepada Alden, membuat sang kakak tersenyum hangat sambil mengusap rambutnya.

"Tidak apa-apa," tutur Alden dengan suara yang sangat lembut. "Jadi, ayo kita turun untuk sarapan!" Ujarnya lagi, membuat sang adik mengangguk.



꒰⁠⑅⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠꒱⁠˖⁠♡♡⁠˖⁠꒰⁠ᵕ⁠༚⁠ᵕ⁠⑅⁠꒱



Setelah memakan waktu kurang lebih dua jam, disinilah keluarga Dixon berada. Di City of glory.

"Kita ke apartemen yang udah disewa papa mu dulu, ya! Hari ini kita istirahat dulu, besok baru jalan-jalan. Okay?" Dania menatap kedua anaknya. Maniknya sempat melihat kekecewaan dari mata si bungsu, namun dengan cepat si bungsu mengubah nya.

"Okay, Ma!" Sahut Alden.

Mereka pun menaiki mobil dan menuju ke sebuah gedung apartemen, diperjalanan Erland tidak henti-hentinya menatap kagum kota ini.

♔ Transmigration King ♔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang