Lesath

329 37 27
                                    

Setelah menata barangku di Apartemen dengan baik 2 hari lalu, aku kemudian memutuskan untuk pulang ke Kyoto bersama Cedric. Dan benar saja, rumah yang dulu nampak terawat oleh kakek dan nenekku sekarang sudah terlihat sedikit tak terurus. Meski kondisi rumah masih dalam keadaan baik, namun rumput dan tanaman di taman sudah sangat tak terawat.

Setelah aku membersihkan bagian dalam rumah dari banyak debu dan menata tempat makan dan tidur Cedric selama di sini, kemudian aku memilih untuk berbelanja. Karena hari sudah sore, jadi aku bergegas untuk membeli makan sekaligus bahan masakan untuk beberapa hari kedepan. Aku sedikit takut jika hari sudah gelap, terlebih aku hanya sendirian disini.

Lingkungan perumahan ini nampak tak jauh berbeda dari terakhir kali aku kemari ketika kakek meninggal. Setelah memilih beberapa bahan makanan di swalayan terdekat, aku mulai mengantri untuk membeli makan malamku. Jujur saja aku sudah sangat lapar mengingat seharian sibuk membersihkan rumah.

Ketika aku tengah berjalan kaki menuju rumah, langkahku terhenti karena sebuah suara yang memanggilku.

"Rion,......"

Dari ekor mataku aku bisa melihat sosok laki-laki yang posisinya tak jauh dariku. Namun aku lebih memilih untuk tetap fokus pada aspal di depanku tanpa mau memandangnya balik. Bahkan ketika dia maju satu langkah untuk mendekatiku, aku lebih memilih untuk memundurkan diriku satu langkah ke belakang.

Aku tak mau melihat balik dan juga tak mau menyahuti sapaan yang baru saja dia lontarkan. Setelah mengetahui responku, seolah sadar dengan keadaan dia tak lagi berusaha mendekatiku. Sehingga aku memutuskan untuk masa bodoh seolah tak melihat dan mendengar apa-apa melewatinya begitu saja.

Suasanan sore yang hening dan hanya menyisakan suara gesekan sepatuku dengan aspal membuatku semakin sadar akan suara langkah kaki lain yang tak jauh dariku. Namun aku tetap mengabaikannya begitu saja, dan orang tersebut juga seolah paham dengan tidak mengucapkan apa-apa lagi.

Hingga ketika aku sampai di depan rumah dan mulai merogoh kunci yang ada di saku celanaku, orang itu kembali berucap.

"Aku senang kembali bertemu denganmu, dan aku bersyukur kau baik-baik saja"

Ucapnya pelan, namun aku dengan jelas masih bisa mendengarnya. Memilih tetap sibuk memasukkan kunci dan membuka gerbang. Aku dapat merasakannya yang berada lumayan jauh dariku seolah memberiku ruang.

"Aku meminta maaf atas apa yang terjadi padamu" ucapnya sebelum diriku memasuki gerbang dan menutupnya kembali. Seolah tuli dan buta tak mengetahui apa-apa dan tak mengenalnya.

Setelah berhasil masuk ke dalam rumah, yang kulakukan pertama kali adalah terduduk dengan tangan tremor dan nafas yang berat. Air mataku sudah mulai menggenang karena merasa takut. Setelah menunggu sedikit tenang barulah aku segera masuk ke dalam rumah.


RUI POV

Seperti biasa setelah musim klub berakhir, aku pulang ke Kyoto. Sore ini aku akan berlari kecil mengitari perumahan. Lagian aku terlalu suntuk di rumah karena Ibu tengah sibuk mengurus barang-barang untuk dibawa ke acara pernikahan Mika 3 hari lagi di Tokyo.

Tengah asik joging dengan earpod yang berada di telingaku tiba-tiba pandanganku teralihkan dengan kehadiran seseorang. Sosok perempuan yang tengah berjalan pelan sembari membawa kantong belanjaan di salah satu tangannya.

 Sosok perempuan yang tengah berjalan pelan sembari membawa kantong belanjaan di salah satu tangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
YELLOW WOODTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang