AWAL MULA BERJUMPA

18 3 0
                                    

"Hah... aku benar-benar bosan disini. Kenapa jam agama aku selalu sendiri sih? Yah, salahku juga karena punya teman beda agama semua. Tapi ini serius aku duduk sendiri gini?" ngomelku dalam hati sambil tiduran di atas meja.

Sekarang adalah jam agama dan aku duduk sendiri. Tapi tak apa lah, aku juga malas berkenalan sama orang-orang. Omong-omong, kami gabung kelas dengan X-4 dan aku kelas X-3. Kali ini pelajaran agama di kelasku, jadi aku hanya perlu duduk manis sambil menunggu guru dan teman-teman dari kelas X-4 datang ke kelasku. Ah, disini aku tidak terlalu kenal mereka. Hanya 1 2 orang yang ku kenal karena mereka dulu adalah teman SD dan SMP ku.

Singkat cerita, guru pun masuk kelas dan kita diminta memperkenalkan diri satu per satu. Huh, ini melelahkan sebenarnya tapi biarlah, aku pun lagi tidak semangat untuk belajar hari ini. Rasanya ingin cepat-cepat pulang dan rebahan di kasurku tersayang.

"Hai semuanya, perkenalkan nama saya Bharata" ucap seorang pria yang duduk di belakangku. Entah kenapa disaat dia memperkenalkan diri, semua perhatianku tertuju kepadanya. Rasanya, aura dari dia sangat berbeda dari yang lain. Aku bingung apa arti semua ini? Tapi aku pun menghiraukan semua itu karena aku lagi malas dekat dengan orang lain.

Tak terasa aku sudah sebulan di sekolah ini, rasanya masih hampa dan tidak ada semangat. Tapi aku masih penasaran sama pria yang bernama Bharata itu. Aku pun iseng mencari biodata dirinya dan aku mendapatkannya. Ternyata nilai akhirnya tidak terlalu buruk, kami hanya beda 2 skor, tapi masih aku yang unggul. Aku pun jadi penasaran banget sama pria itu. Sialnya untuk dekatin dia pun sangat susah, kehidupannya benar-benar private dan sepertinya teman-teman nya pun cwo semua?

Aku pun menceritakan hal ini kepada Enai, satu-satunya teman dekatku di sekolah ini. Aku juga menyuruhnya untuk meminta nomor salah satu temannya Bharata yang bernama Praditya. Enai pun memberikan nomor ponsel Praditya itu kepadaku. Sulit dipercaya ternyata semudah ini?

Tanpa pikir panjang, aku pun mulai mengirim pesan kepada Praditya. Entah kenapa dia seperti tahu bahwa aku mau meminta nomor Bharata. Akhirnya dengan izin Bharata, Praditya pun memberikan nomor ponsel Bharata kepadaku.

"Tapi setahuku, Bharata pernah memberitahuku bahwa ia lagi menyukai kakak kelas, tapi gatau yang mana orangnya" deg, jantungku serasa di tusuk. Ntah kenapa aku jadi merasa sesak. Tapi tak apa, hanya menyukai doang kan? Tapi, sepertinya aku akan kalah dengan orang yang dia suka.

aku bertahan karena Dirimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang