Tidak terasa sudah setengah tahun kami tidak pernah berinteraksi lagi. Sekarang kami duduk diatas kelas XI & kelas kami tidak di rolling jadi sistemnya adalah saat jam mapel pilihan kami akan ke kelas sesuai mapel masing-masing. Siapa sangka ternyata aku sekelas sama Bharata saat mapel informatika & antropologi, ditambah lagi kami juga sekelas saat jam agama dan pjok yang membuatku jadi tambah bersemangat. Sebenarnya, aku sudah mempunyai pria lain tapi entah kenapa Bharata benar-benar sulit untuk ku lupakan:( jahat? tapi itulah faktanya. Aku senang karena kami hampir setiap hari sekelas walaupun kami tidak pernah berinteraksi lagi.
Sekarang adalah hari sabtu, baru seminggu kami masuk sekolah tapi terasa seperti sebulan. Aku lagi chatan dengan Praditya sekarang, dia ngasih info kalau dia menjadi perwakilan sekolah untuk mengikuti olimpiade. Dia menanyaiku apakah aku ikut juga atau tidak, dan aku hanya menjawab tidak karena aku emang ga di kasih info apa-apa soal olimpiade kali ini. Tidak lama dari itu, teman sekelasku menawariku untuk mengikuti olimpiade yang baru saja aku dan Praditya bahas. Tentu saja aku mengiyakan karena keahlianku hanyalah di bidang akademik. Praditya juga menginfokanku kalau Bharata pun menjadi salah satu perwakilan sekolah dalam olimpiade ini. Tentu aku sangat bersemangat karena aku bisa merasakan moment yang sama seperti OSN tahun kemarin.
Aku telah di add dalam grup olimpiadenya dan benar aja kalau Bharata pun ada. Namun ada yang aneh, kenapa di list bidang studi tidak ada nama Bharata? Seharusnya dia mengikuti olimpiade matematika, namun kenapa tidak ada namanya? Ah, sepertinya namanya lupa di tulis.
Ntah kenapa perasanku sangat gelisah, rasanya seperti kali ini Bharata tidak ikut apalagi dia tidak merespon padahal dia ada di dalam grup. Seharusnya dia melapor kan? Disaat kepalaku diliputi banyak pertanyaan, Praditya pun mengirimkanku pesan yang sangat mengejutkan.
Perasaanku sangat campur aduk mendapatkan kabar itu. Berarti, kami tidak akan ketemu lagi? Ya Tuhan, sesak banget menerima pesan itu. Rasanya seperti mimpi buruk. Bagaimana aku bakal menghadapi hari-hari kedepan tanpa dia?
Tanpa sadar aku ketiduran dengan keadaan nangis. Aku bangun dengan perasaan sedih dan hampa, aku berharap ini semua adalah mimpi tapi nyatanya tidak. Seharusnya hari minggu ini aku pergi jalan-jalan namun karena kondisiku yang tidak memungkinkan, aku pun mengurung diri di kamar seharian tanpa makan dan minum dan hanya menghabiskan waktu dengan menangis. Aku pun sempat bermimpi bahwa senin besok Bharata sudah berangkat. Aku bangun dengan perasaan tidak enak dan sesak di dada.
Tak terasa hari pun telah berhenti ke senin lagi, hah.. aku benar-benar sedang tidak ingin bersekolah tapi aku tidak tahu harus beralasan apa dan akhirnya aku memutuskan untuk tetap sekolah. Aku hampir saja telat mengikuti upacara bendera tapi untung saja pagar sekolah belum di tutup dan aku masih bisa masuk. Aku mencoba melirik ke arah barisan Bharata berharap dia masih bersekolah hari ini. Sialnya aku tidak melihatnya. Kali ini kami tidak berbaris bersampingan namun berjarak 2 baris dan aku baris di barisan kedua dari depan, jadi sulit untukku untuk melihat Bharata. Aku bertanya kepada teman sekelasku yang berbaris tepat di belakangku
"dimana Bharata? Aku tidak melihatnya. Apakah dia tidak masuk?" tanyaku kepada temanku itu sambil gemetar karena aku sangat takut kalau Bharata benaran tidak datang.
"itu dia ada disana" tunjuk temanku ke arah barisan Bharata.
Ah, lega sekali rasanya karena mimpiku semalam tidak menjadi kenyataan dan aku bisa menjalankan hari senin ini dengan sedikit semangat karena kekhawatiranku tidak menjadi kenyataan. Namun kesenangan itu hanya sesaat, ternyata jadwal pelajaran kami di ganti lagi dan saat aku lihat ternyata aku hanya sejam mapil dengan Bharata saat jam informatika. Aku sedih karena peluang kami ketemu jadi makin sedikit. Sial, seharian ini aku benar-benar tidak mood untuk bersekolah. I hate monday.
KAMU SEDANG MEMBACA
aku bertahan karena Dirimu.
Romanceseorang gadis remaja yang iseng menyukai pria terpintar di sekolahnya hanya untuk menambah alasan ia bertahan di sekolah tersebut.