DITOLAK

9 2 0
                                    

"maaf, aku lagi tidak ingin berpacaran. Aku lagi fokus untuk pendidikan, dan aku tidak pernah pacaran sekalipun." Ah sial, kata-katanya membuatku ingin menangis. Itu berarti sama saja dia menolak ku kan? Tapi tak apa, aku akan terus mengejarnya secara brutal dan ugal-ugalan sampai dia menjadi milikku, hoho.

Aku pun tetap mengirimkan pesan kepadanya, walaupun kebanyakan pesanku hanya di baca saja.

Singkat cerita, besok ada jam agama. Aku pun berdoa kepada Tuhan, meminta supaya besok jam agama ada tugas kelompok dan kita sekelompok. Sebenarnya aku kurang menyukai tugas kelompok karena biasanya aku yang mengerjakan semuanya sendiri. Tapi kali ini tak apa, demi bisa mengobrol dengan mas crush apapaun akan ku lakukan.

Keesokan harinya, sepertinya Tuhan mendengar doaku. Benar saja, ada tugas kelompok yang diberikan dan kelompoknya kita sendiri yang tentukan. Aku benar-benar senang, dan lebih senangnya lagi, Ronaldo mengajakku sekelompok dengannya dan juga Bharata. Aku pun mengiyakan karena selain itu tujuan utamaku, aku juga tidak dekat sama yang lain kecuali mereka berdua. Btw di kelompok itu, hanya kami bertiga dan aku sendiri cwe dan ketua kelompoknya adalah Ronaldo.

Kami pun chatan untuk membahas tugas, yah walau pada akhirnya aku yang mengatur semuanya tapi tak apa. setidaknya aku bisa chatan sama Bharata juga >//<

Kami membuat grup agar lebih mudah menghubungi satu sama lain. Awalnya mengechat Bharata sangat sulit, karena dia hanya read tapi tidak menjawab. Aku yang agak kesal, terus-terusan mengetagnya di grup agar Bharata merespon. Akhirnya ia pun merespon dan aku pun membagi tugas kami masing-masing. Karena aku malas menjelaskan panjang lebar di grup, aku pun mengatakan bahwa aku akan menjelaskan tugas-tugas mereka lebih rinci besok disekolah.

Besoknya, aku memanggil mereka dan membahas soal tugas itu. Aku kesal sekali saat sedang menjelaskan, Bharata malah asik dengan temannya yang lain. Saat itu aku kurang enak badan, jadi saat aku melihatnya begitu aku pun langsung memarahinya.

"dengar ga sih?" tanyaku kepada Bharata dengan nada marah.
"iya, dengar kok" jawabnya sambil melihat ke arahku dan memberikan senyuman.

Sial, aku benar-benar langsung luluh hanya karena responnya. Tapi aku harus tetap mengontrol tingkahku, karena aku ingin terlihat profesional di depan Bharata.

Sangat lucu bukan? Tapi siapa sangka yang ku kira bakal menyenangkan malah berakhir membuatku ingin menangis?

aku bertahan karena Dirimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang