BENCI

8 1 0
                                    

Malam sebelum presentasi, aku mengirimkan materi yang akan di bahas besok kepada Bharata agar dia membuat PPT. Sebenarnya aku bisa membuatnya sendiri, tapi ini adalah tugas kelompok dan dia juga bersedia membuatnya jadi aku percayakan ke dia 100%.

Aku mengirimkan materi sekitar jam 9 malam, dia seharusnya belum tidur jam segitu. Tapi entah kenapa feelingku waktu itu sangat tidak enak. Sampai tengah malam Bharata belum mengirimkan PPT-nya kepadaku ataupun membalas pesanku. Tapi aku masih berpositif thinking kalau dia sudah membuat dan lupa mengirimkannya kepadaku.

Keesokan harinya, aku tidak melihat Bharata di sekolah. Padahal ini sudah pukul 08.30 dan dia tidak mungkin setelat ini. Aku rasa, dia tidak masuk? Tapi mengapa? Aku mengirim pesan kepada Bharata, menanyakan dimana dia. Aku berharap dia centang 1, sialnya centang 2. Disitu aku mulai panik dan aku pun mencoba menanyakan keberadaannya kepada teman-teman sekelasnya. Jawaban mereka adalah "Bharata hari ini tidak masuk, tidak ada keterangan" deg, disitu jantungku serasa di tusuk dan badanku gemetar. Bukan karena aku tidak bisa bertemu dengannya, tapi karena dia belum mengirimkan PPT kepadaku. Sebenarnya aku bisa presentasi sendiri tanpa PPT, tapi kalau ada PPT kan nilai kami jadi lebih tinggi.

Aku pun mengirim pesan kepada Bharata berupa omelan karena dia tak masuk dan tidak memberitahuku. Setelah mengirimkan pesan kepadanya, tanpa pikir panjang aku pun memblokir nomornya dan semua akun sosmed nya. Aku juga langsung keluar dari grup tanpa menjelaskan alasannya kepada mereka. Ah, aku benar-benar emosi saat itu, rasanya ingin menangis saja. Tapi aku tahan semuanya. Sampai saat jam agama, guru agama menanyakan kelompok mana yang sudah siap presentasi boleh maju kedepan. Aku pun menjelaskan dulu kepada guru agama bahwa kali ini aku presentasinya sendiri karena Ronaldo izin ga masuk karena lagi mempersiapkan diri untuk ikut turnamen, sedangkan Bharata tidak ada keterangan sama sekali. Guru agama pun memaklumi dan menyuruhku presentasi sendiri, tentu saja nilaiku lebih besar daripada mereka berdua. Guru agama pun membolehkanku presentasi tanpa menggunakan PPT dan memberiku waktu untuk menghafalkan materinya.

Untung saja waktu bagianku presentasi, jam pelajaran sudah habis dan aku mendapat giliran presentasi minggu depan. Sebenarnya aku tidak enak sama Bharata yang telah ku marahi padahal presentasi kelompok kami pun di undur minggu depan. Tapi tak apa, setidaknya dia tahu bahwa aku tidak suka diperlakukan begitu.

Ronaldo yang sadar kalau aku telah keluar dari grup tanpa alasan pun menanyakannya secara pribadi kepadaku. Aku menjelaskan semuanya, dan Ronaldo mengirimkan sebuah story kepadaku. Saat aku lihat, ternyata itu adalah foto Bharata dan teman-temannya yang sedang di bioskop. Aku tidak peduli soal itu, yang membuatku kesal adalah dia tidak masuk, seperti meng-ghostingku dan dengan enaknya ternyata dia pergi ke bioskop?! Disitu aku ngomel-ngomel kepada Ronaldo, dia pun menenangkanku.

Sungguh, kejadian ini sangat ku benci.

aku bertahan karena Dirimu.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang