Bab 4 Perpisahan

21 12 1
                                    

Di persimpangan jalan Budi dan Rudy terhenti sesaat. Mereka berdua mengobrol berdiskusi untuk memutuskan tujuan mereka selanjutnya. Di persimpangan jalan ada 3 arah yang bisa dituju dan disitu terdapat petunjuk arah bertuliskan nama kotanya dan slogannya masing - masing. Untuk jalan arah ke kiri nama kotanya adalah left city dengan slogan kota kebaikan, lalu jalan arah lurus nama kotanya adalah above city dengan slogan terdepan, dan jalan arah ke sebelah kanan nama kotanya adalah right city dengan slogan kebenaran.
   Karena ada 3 pilihan jalan yang berbeda untuk dituju itu membuat kedua saudara kembar ini bingung. Nampaknya mereka berdua memiliki tujuan yang berbeda, namun juga tidak ingin berpisah.

   " Hey Budi bagaimana ini kita mau pilih jalan yang mana? "
   " Sudah jelas pilih jalan yang kanan, ayok ikut gua Rudy ini pilihan terbaik. "
   " Kalau pilihan terbaik ya harusnya pilih jalan kiri dong Budi. Hati gua maunya ke kota left city. Tuh lihat slogannya aja kebaikan. "
   " Lu harus pintar mikir dong Rudy, orang baik itu selalu berada di jalan kebenaran. Jangan sampai salah langkah Rudy, ikut gua aja yuk jangan ngelawan deh jangan bikin ini semua jadi rumit. "
   " Gak Budi justru lu yang harus ikut gua. Lu harus sadar dan lu harus berubah jadi orang baik. "

   Perbedaan tujuan keduanya membuat pertengkaran mereka berlangsung lama.
   " Rudy ayok ikut gua. "
   " Enggak. Lu yang harus ikut gua. "
   Keduanya saling tarik menarik tangan mereka ke arah berlawanan. Sampai akhirnya mereka kecapekan dan memutuskan berpisah.
   " Yaudah lah kita pisah aja. Jangan menyesal lu ya Rudy. "
   " Ih lu yang jangan menyesal nantinya Budi gak pilih jalan jadi orang baik. "
   Mereka pun jalan berpisah ke tujuannya masing - masing. Namun mereka berdua tetap sambil menengok ke belakang berharap ada yang mau mengalah atau berubah pikiran.

   Ternyata sama sekali tidak ada yang berubah pikiran diantara mereka berdua. Kelihatannya mereka saling tidak peduli kepada saudaranya, padahal di hatinya mereka sedih berpisah dengan saudara sendiri.
   " Si Rudy bodoh kenapa lu gak nurut aja sih apa kata gua. ( Menangis sedih). "
   Di sisi jalan yang lain Rudy juga menangis.
   " Budi kenapa sih? kenapa dia gak mikir? padahal udah jelas seharusnya pilihan paling tepat itu kebaikan. "
   Larut dalam kesedihan sambil berjalan, mereka berdua pun benar - benar berpisah tidak terlihat lagi dari pandangan masing - masing.

   Waktu sudah lama berlalu Budi dan Rudy harus move on yakin dengan jalan yang di tuju.
   Budi di perjalanan sendirian nampak tenang mengamati suasana sekitar jalan, di samping kanan dan kirinya banyak sekali pohon besar berdiri tegak.
   " Yeah lupakan kejadian yang telah berlalu, fokus di waktu sekarang. "
   Budi sudah menguatkan mentalnya sendirian.
   " Hmm... Gua bawa tas di dalam tas gua ada makanan daging yang tersimpan. Gua coba makan ah, dan agar rasanya terasa enak gua bakar pakai kekuatan sendiri aja kali ya. "
   Budi pun memakan makanan daging ayam item miliknya sendiri.

   Budi menikmati sekali makanan miliknya, karena terasa enak sekali untuk dimakan daging ayamnya. Sambil makan Budi terus memikirkan kira - kira kota seperti apa yang menjadi pilihan olehnya. Kota yang akan terlihat indah, besar atau luas, bersih, bercahaya, ramai atau sepi dan sebagainya.
   " Gua gak pernah berhenti ngebayangin kota di dunia ini akan terlihat seperti apa. Karena wajar kan jika lu sendiri penasaran ingin tahu tempat baru yang akan dilihat jadi tempat lu tinggal nantinya seperti apa. Apalagi tempatnya berbeda dunia, kemungkinan akan terlihat sederhana minimalis, natural, alami menyatu dengan alam. Maksud gua pasti tempatnya akan terasa segar banyak rerumputan dan tumbuhan subur seperti itulah kira - kira. "
   Bayangan yang dipikirkan Budi membuat waktu yang telah berjalan, sudah berjalan begitu lama tanpa disadari.

   Sebelum kembali melanjutkan perjalanan Budi berkeliling di tempat sekitar tidak jauh hanya berjarak dekat dari tempat dia makan beristirahat. Budi memastikan suasana di sekitar aman atau tidak berbahaya. Dan sekalian hanya sekedar iseng mencari tahu lebih banyak pengetahuan di dunia ini, siapa tahu ada yang bisa dijadikan pengetahuan baru.
   " Nampaknya suasana di sekitar sini aman saja tidak ada bahaya. Atau mungkin bahaya itu belum datang saja. "
   Budi sangat berani tidak takut dengan situasi apapun.
   " Gua pengen deh cepat - cepat bertemu orang lagi disini. "
   Budi kembali duduk dan melamun bosan.
   " oh tidak gua bosan. Tidak mau ada bahaya tapi mau ketemu orang. "

Kebenaran dan KebaikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang