Jangan lupa vote dan komen ya teman-teman, terima kasih :)
***
Arsen terbangun dari tidurnya, saat ia mendengar suara ribut dari ruang tamu. Ia melihat jam yang tertempel di dinding, menunjukkan pukul 10 siang. Gerakan tiba-tiba saat ingin beranjak dari tempat tidur membuatnya sadar bahwa kakinya sedang tidak baik-baik saja.
"Arghh! Bangsat!"
Arsen memegang kakinya sendiri yang tidak sengaja tertekuk. Ia meluruskannya kembali sambil mengurutnya pelan.
Hari ini, hari sabtu. Jika biasanya hari libur Arsen isi dengan olahraga pagi, namun kali ini ia harus istirahat total untuk pemulihan kakinya. Dan sialnya karena sibuk memikirkan Nara kemarin, ia jadi ketiduran hingga menjelang siang. Sehingga ia lupa membeli tongkat untuk menopang jalannya.
"Nar, Nara!" panggil Arsen.
Sedang yang dipanggil langsung lari terbirit-birit ke kamar Arsen. Tadi malam Nara tidur di ruang tamu karena Arsen tidak mengizinkannya masuk. Laki-laki itu belum makan sama sekali, makannya hari ini Nara memasak banyak makanan untuknya.
"Arsen, ada apa?"
Dengan hati-hati Nara membuka pintunya. Ia melihat Arsen yang sudah duduk bersandar di atas ranjang. Kakinya sedikit membiru. Nara bisa merasakan ngilu yang teramat sangat saat melihatnya.
"Bantuin gue mandi. Gue gak bisa bangun." Arsen membuka kaosnya hingga telanjang dada.
Nara membantu Arsen berdiri. Tubuh kecilnya tidak bisa mengangkat tubuh besar Arsen walaupun laki-laki itu sudah pegangan ke tembok.
"Yang bener dong jalannya. Kaki gue sakit sialan!"
"I-iya ini aku udah hati-hati. Kamu jangan marah-marah mulu makannya nanti tambah sakit."
"Cerewet ya lo! Cepet bantu lepasin celana gue."
Nara mendudukkan Arsen di pinggiran bathtub. Mengabaikan ringisan yang keluar dari mulut Arsen, Nara mengambil kursi di ruang tamu. Ia menempatkan kursi itu di bawah shower agar memudahkan Arsen mandi sendiri.
"Kamu pindah dulu ke kursi. Nanti aku bukain celananya."
"Gue gak bisa jalan sendiri. Bantuin sini!"
Arsen berpegangan pada bahu Nara. Kakinya gemetar tidak karuan saat berusaha jalan. "Ambilin HP gue di kamar, bawa ke sini!" suruhnya.
Nara mengikuti perintah Arsen. Ia mengambil HP laki-laki itu di atas nakas dan kaos polos beserta celana pendek untuk ganti.
"Ini Arsen. Baju ganti kamu aku taruh sini ya." Nara hendak keluar dari kamar mandi, namun Arsen melarangnya.
"Tunggu sebentar! Gue telfon Melvin dulu."
Nara hanya bisa pasrah. Ia menyandarkan tubuhnya di dekat pintu sambil mendengarkan celotehan Arsen. Laki-laki itu meminta Melvin agar membawakannya tongkat ke apartment. Oh iya, Nara tidak ingat jika Arsen membutuhkan penopang untuk membantu jalannya.
"Taruh lagi HP gue."
Nara menaruhnya di pinggir wastafel. "Kamu mandi sendiri bisa kan? Celananya aku bantu bukain." ujarnya.
"Mana bisa bego, kalau ada apa-apa gimana? Lo emangnya mau tanggung jawab? Cepet bukain gue udah gerah."
Dengan hati-hati Nara membukakan celana sekolah Arsen yang belum ganti dari kemarin. Ia menaruhnya di keranjang pakaian kotor. Nara membiarkan Arsen hanya mengenakan boxer. Tidak mungkin kan ia membukanya semua, di saat laki-laki itu menatapnya tajam seperti sekarang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Collide
Teen FictionNara sangat tahu. Semua musibah yang dialaminya saat ini murni karena kesalahan yang ia buat. Arsen, cowok gila dan tidak punya perasaan itu menghancurkan harga dirinya hingga paling dalam. Bodohnya Nara ikut masuk ke dalam alur permainan itu dan te...