16 - Tipsy

1.8K 73 19
                                    

Suara riuh dari kebanyakan anak remaja sangat memekakkan telinga. Lampu kerlap kerlip juga menghiasi seluruh ruangan disertai instruksi DJ yang menyuruh mereka semua menikmati musiknya. Tidak ketinggalan, beberapa alkohol yang berjejer memenuhi area meja dari masing-masing penyewa.

Tak terkecuali, di meja pojok yang sudah di pesan dan diisi oleh sekumpulan cowok tampan yang menyita perhatian. Siapa lagi jika bukan Arsen dan kawan-kawannya. Mereka sedang minum dan saling bercanda satu sama lain.

Mereka memainkan kartu remi dengan keadaan tidak sepenuhnya sadar. Dan yang terlihat masih waras hanyalah Melvin di meja itu.

"Sini pangku."

Gilang yang juga sudah dikuasi alkohol tampak tidak sadar memegang tangan Nara yang duduk di sebelah Arsen.

"Lepas goblok!" Arsen menepis tangan kurang ajar Gilang. Walaupun tingkat kesadarannya hampir sama dengan Gilang, namun ia masih melihat dengan baik apa yang Gilang lakukan.

Cari mati dia!

Mereka saat ini sedang di Allura. Memanfaatkan waktu liburnya untuk dipakai bersenang-senang. 

Nara terpaksa ikut karena permintaan Arsen. Laki-laki itu tidak membiarkannya istirahat dan menikmati weekend yang baik. Ia butuh menyiapkan tenaga untuk kembali mencari Regan besok. Namun faktanya, sekarang ia ada di sini bersama teman - teman Arsen yang lain. 

"Minum-minum.."

Mata Arsen terlihat sudah sayu. Bau alkohol menyeruak di jaket denim yang dipakainya. Arsen merangkulnya sambil menyodorkan botol minuman bermerk yang Nara sama sekali tidak tau. Sedari tadi laki-laki itu memaksanya meneguk cairan aneh tersebut.

"Aku nggak mau Arsen! Rasanya aneh."

Nara berusaha menjauhkan diri dari Arsen. Namun laki-laki itu menahannya dan malah menguncinya dengan kaki. Nara sangat risih dengan keadaan sekitar. Ia trauma dengan tempat seperti ini, mengingatkannya akan pertemuan sialnya dengan Arsen. 

"Cepet minum! Buka mulut lo!"

Nara merasakan cairan aneh itu lagi di tenggorokannya. Ia terbatuk dan berharap minuman yang sudah ditelannya keluar lagi dari perut. Ia ingin menangis dan pergi dari sini tapi bagaimana caranya?

"Lo jangan kayak anjing deh Daf!" Melvin menepuk kepala Daffa yang mengendus-endus lehernya. Gila, Melvin merinding sendiri jadinya.

"Udah lah main kartunya! Gue nyari cewek cakep dulu." Gilang beranjak dari tempat mereka dan menuju bartender untuk berkenalan dengan gadis cantik yang sedari tadi duduk sendirian di sana.

Melvin membereskan kartu remi di meja yang berhamburan ke mana-mana. Ia sengaja tidak minum banyak alkohol, sebab ia tau teman-temannya itu sudah pasti hilang akal semua. Kalau ia ikutan mabuk, siapa yang nanti menyetir mobil saat pulang?

"Nar! Tolong ambilin kunci mobil Arsen di kantungnya." seru Melvin.

Nara mengangguk dan mengambil kunci itu di saku belakang celana Arsen. Laki-laki itu sudah tepar dan terlihat meracau tidak jelas. Ia kesulitan mengambil kunci itu saat Arsen tidak bisa diam di tempatnya.

"Jadi kita mau make out di sini, hm?" 

Sepertinya Arsen salah paham dengan gerakkan tangan Nara pada tubuh belakangnya. Ia hanya menjangkau kunci itu, namun memang terlihat seperti sedang meraba-raba.

Nara mendorong tubuh Arsen agar ia lebih leluasa mencari kuncinya. Dan dapat, ia langsung memberikannya ke Melvin.

"Emang pada bangsat-bangsat lo semua!" Melvin beranjak dari tempatnya dan menyusul Gilang. Ia menarik kerah laki-laki itu dari bartender dan mendorongnya ke arah sofa lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 13 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CollideTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang