Suasana saat ini sangat canggung. Sanu yang fokus menyetir dan Rhea yang tidak bisa berhenti menarik ingusnya agar masuk kembali.
"Makasih jaketnya" Ucap Rhea dan diangguki oleh Sanu.
Baju Rhea berbahan tipis dan kebetulan berwarna putih, bahaya jika orang lain melihat lekukan tubuh Rhea. Serta malam ini dingin karena hujan deras dan Rhea yang turut kehujanan. Mungkin itu isi pikiran Sanu yang lalu memberi Rhea jaket.
"Ini jaketnya siapa?" Tanya Rhea.
"Gue" Jawab Sanu dengan ketus. Sebenarnya ia berbohong, jaket itu milik temannya yang tertinggal. Ia bahkan dengan tidak sengaja menemukan jaket milik temannya itu di mobil milik Papa nya.
Rhea mengulum bibirnya dengan usaha menahan senyumannya. Baru kali ini, setelah 23 tahun hidup dan kembali lagi ke masa lalu, ia merasakan bagaimana rasanya diperhatikan oleh pacar. Tidak, maksud Rhea bukan Sanu--- sudahlah, entah bagaimana cara menjelaskannya.
"Baru tau lo pake jaket juga, biasanya pake kemeja"
"Biasanya?" Tanya Sanu. Rhea menjawab pertanyaannya dengan menunjuk diri Sanu yang kebetulan juga memakai kemeja.
"Emangnya lo udah punya sim sama ktp? kok nyetir sendiri?" Tanya Rhea lagi. Biasanya, jika Rhea sedang modus ia akan terus bertanya.
"Tadi Papa yang nyetir, tapi sekarang gue tinggal, yaudahlah gapapa. Dan, 8 Desember nanti gue punya ktp" Jelas Sanu,
"Oh, ngga tanya sih" Jawab Rhea yang berhasil mengulti Sanu.
"Mau turun disini?"
"Hehe engga"
Kembali canggung, keduanya fokus dengan kegiatannya masing masing. Menyetir, dan yang satu--- tidak, bukan menarik ingusnya masuk kedalam lagi, saat ini Rhea fokus melihat pemandangan.
"Tadi, lo beneran naik ojek?" Tanya Sanu sebagai pembukaan topik kali ini. Rhea hanya membalas dengan anggukan kecil.
"Ortu lo, emang kejam gitu ya?" Tanya Sanu lagi, namun kali ini Rhea membalas dengan anggukan yang cukup semangat.
Sanu menjadi tidak enak dengan Rhea kali ini karena menebak jika orang tua Rhea kejam, dan rupanya itu adalah kenyataan.
"Soalnya tadi gue siap siap nya lama, dan gue ditinggal mereka yang keburu ketemu papa lo. Yaudah gue naik ojek aja" Jelas Rhea. Kali ini Sanu kembali lega, ia mengira bahwa memang orang tua Rhea itu kejam.
"Terus, kenapa pulangnya lo bilang bakalan naik ojek?" Tanya Sanu lagi untuk memastikan.
"Gue udah basah kuyup gini, mobil mereka kan kotor ntar" Jawab Rhea dengan santai. Sanu kembali merasa tidak enak karena Rhea menjawab seolah-olah ia adalah anak buangan.
"Tapi, kenapa ga takut mobil gue kotor?" Tanya Sanu lagi dan lagi. Rhea tidak membalas apapun dan hanya meringis kearah Sanu.
Kembali tenang, hanya ada suara rintikan air hujan dari arah luar. Rhea yang kelelahan dan memang sedikit mabuk dengan AC mobil memilih untuk memejamkan matanya saja. Namun sekarang mobil Sanu berhenti dipinggir jalan karena di depan tampak ada macet yang cukup parah.
"Rhe, jalan utama macet gini. Lo kalo pulang kemaleman boleh ngga?" Tanya Sanu kepada Rhea yang hampir saja tertidur.
"Hah? Lewat jalan pintas aja" Jawab Rhea seadanya.
Sanu terdiam, ia tidak kunjung menjalankan mobilnya dan menatap Rhea yang sekarang juga menatap Sanu.
"Kenapa? Ih, bibir lo belum lo obatin?" Ucap Rhea yang salah fokus pada luka di bibir Sanu akibat kelahi dengan Hesa sore tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back To 2017 | Jangkku
FanfictionTime traveler? Rhea menganggap itu hanyalah khayalan semata, namun kali ini ia benar-benar mengalaminya. "Lawak, mana mesin waktu lo? Ngaku dari masa depan tapi ga bawa mobil terbang." -Sanubara Atharel Rhea Danera, ialah gadis malang yang mengalam...