08. Hamil

71 11 0
                                    

Sudah tiga hari ini Rosa sakit, dan tiga hari ini juga Rian dan Riana menginap di rumah nenna mereka. Awalnya, Rosa menolak ide Rico itu. Dia yakin kalau dia sudah baik baik saja dan masih bisa merawat anak anaknya. Tapi, tubuhnya tidak bisa di ajak kerja sama. Seharian Rosa hanya tergolek di kasur dengan lemas. Akhirnya, wanita itu menyetujui ide Rico dan menitipkan anaknya di rumah orang tuanya untuk sementara waktu. Lagi pula, kedua bocah itu bisa bisa ikut tertular sakit.

Di hari pertama Rosa sakit, Rian dan Riana segera berangkat ke rumah nenna nya di sore hari sesaat setelah Rico menghubungi Mia.

Awalnya, Rico berencana untuk mengantarkan kedua anaknya itu sebentar. Tapi, kedua anak itu kekeuh tidak mau di antar. Kata mereka,

"Ayah di rumah aja jagain bunda. Kasian bunda lagi sakit di tinggal terus. Abang sama kakak kan di anter sama Pak Jamal, jadi bakal aman kok, ayah."

Berakhirlah kedua anak itu pergi di antar oleh Pak Jamal.

"Mas Rico."

Sudah tiga hari ini juga Rosa mendadak tidak bisa lepas dari Rico. Wanita itu mendadak jadi sangat manja. Rico tentu sangat senang menerimanya.

Seperti saat ini. Rico berniat untuk mengecek berkas berkas kantornya sebentar di ruang kerja yang ada di rumah saat Rosa sedang tertidur. Memang, selama Rosa sakit Rico tidak ke kantor dan bekerja dari rumah. Tapi, belum sampai 30 menit Rico duduk di ruang kerjanya Rosa sudah menyusul.

"Sayang, kok bangun lagi? Kenapa, hm? Mual lagi?" Tanya Rico. Pria itu segera membawa Rosa untuk duduk di atas pahanya.

"Kamu kenapa ninggalin aku?" Rosa menyenderkan kepalanya ke dada bidang suaminya.

"Maaf ya, sayang. Aku mau nge cek berkas sebentar." Rico mengusap usap punggung Rosa dengan lembut.

"Kenapa ngga ajak aku?"

"Tadi kan kamu tidur, sayang. Lagian kan kamu lagi sakit, aku cuma sebentar doang kok ini. Sedikit lagi selesai." Jelasnya.

"Tapi tetep aku mau ikut." Rosa menyembunyikan wajahnya di dada Rico. Rico segera memeluk pinggang ramping Rosa dan meletakkan dagu nya di atas kepala Rosa.

"Iya, maaf ya. Yaudah, sekarang kita balik ke kamar yuk!"

"Loh, katanya mau cek berkas?"

"Biarin aja, aku lebih milih ngabisin waktu sama istri aku daripada sama kertas kertas ngga jelas ini."

"Gitu gitu kalau ngga ada kertas itu gabisa kamu duduk di rumah ini, mas." Rico terkekeh mendengar jawaban istrinya.

"Yaudah, nanti aku lanjut lagi. Pusing aku ngeliatin kertas terus. Butuh liat yang seger seger, kamu contohnya." Goda Rico. Rosa yang mendengar itu merasa malu lalu semakin membenamkan wajahnya di dada Rico. Rico tertawa gemas melihat istrinya yang terlihat sangat menggemaskan saat ini.

"Gendong mas."

Akhirnya, Rico membawa Rosa kedalam gendongannya dan membawanya kedalam kamar. Sesampainya di kamar, Rico membaringkan Rosa dengan hati hati.

"Apa yang dirasa, sayang? Masih mual? pusing? Perutnya sakit ngga?" Rico bertanya mengenai keluhan keluhan Rosa selama wanita itu sakit. Rico masih tidak tahu istrinya ini sakit apa. Karena, suhu tubuhnya sudah kembali normal. Sebenernya Rico curiga akan suatu hal, karena Rosa yang mendadak meminta banyak hal, seperti orang yang sedang ngidam.

"Udah ngga. Cuma agak pusing sedikit."

Rico mengangguk lalu mengambil handphone nya di saku celana. Hm, Rosa sudah telat datang bulan selama 2 minggu. Rico hapal betul jadwal datang bulan istrinya. Memang sih, kadang jadwalnya telat. Tapi, biasanya hanya telat beberapa hari, paling lama seminggu. Sementara ini sudah mau jalan dua minggu.

R FamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang