6. Daddy Playing Around

329 19 0
                                    

Chenle tersenyum menatap seorang gadis seperti mangsanya. Lelaki itu duduk di area paling atas tribun penonton di pinggir lapangan basket.

Tatapannya seperti elang, sementara bibirnya tersenyum seperti seorang psikopat. Jemarinya sibuk memutar-mutar remote control kecil berwarna pink selagi dia mengawasi Luna dari jarak sekian meter.

Gadis itu tengah mengejar dosennya, entah untuk apa. Dan Chenle akan mulai mempermainkannya. Lelaki itu menyeringai dengan tatapan jahat seperti Gwynplaine dalam film the man who laughs.

"Let's play baby."

Dalam sekali tekan Luna langsung lumpuh di tempat. Gadis itu tiba-tiba berjongkok dengan wajah meringis. Chenle menatapnya tertarik, dia menunduk menunpukan kedua lengan di atas paha nya dengan ibu jari bergerak lincah menambah intensitas getaran.

Luna tampak terengah dengan mulut terbuka, matanya terpejam dan Chenle bisa membayangkan se-sexy apa desahan gadis itu sekarang.

Luna mulai terlihat gelisah, dia kembali berdiri dengan mata menatap sekitar sampai akhirnya gadis itu menemukan Chenle ada di tribun.

"Ahh.. aku ketahuan." Gumaman Chenle diiringi kekehan jahatnya.

Chenle tidak mengira bermain-main seperti ini ternyata menyenangkan juga. Gairah itu tidak melulu soal sex, tapi melihat orang lain kesulitan menahan diri itu juga memicu adrenalin nya.

Ohh... Lihatlah betapa emosionalnya gadis itu saat berjalan ke arah Chenle.

Chenle merespon itu dengan penuh senyuman dan kaki-kaki yang berjalan turun dari tribun untuk berdiri di tempat yang sedikit tersembunyi.

"Zhong.. Chenle... "

Mereka bertatap muka di bawah tangga dengan Luna yang sedikit terengah. Sementara Chenle menatapnya demgan kedua tangan terlipat di depan dada.

"Hm?? Kenapa? " Chenle pura-pura tidak tau.

"Hentikan ini.. tolong." Suara memohonnya terdengar samar di antara deru nafasnya yang berantakan.

Bai Luna tidak mampu berdiri di atas kakinya, lututnya terasa lemas sementara bagian dalamnya bergetar. Gadis itu masih meringis ketika meraih kedua bahu Chenle untuk berpegangan.

"Kamu tahan juga ya." Chenle berbicara tepat di depan telinga Luna dan membuat gadis itu semakin merinding.

"Chenlee.. " Luna menatapnya dengan wajah memohon.

Dia benar-benar tersiksa, menahan diri agar tidak berteriak dan mencapai klimaks benar-benar membuatnya tersiksa. Tapi Zhong Chenle tidak menunjukkan belas kasihan padanya. Lelaki itu justru tersenyum puas menyaksikan wajah tersiksanya.

"Chenlee..."

"Panggil aku daddy seperti waktu itu." Titahnya.

"Hmm.. daddy.. "

suara Luna terdengar semakin lirih. Deru nafasnya bercampur dengan erangan dan lenguhan putus asanya membuat Chenle ikut merinding. Lelaki itu memundurkan sedikit kepalanya agar dia bisa memperhatikan seberapa menderita wajah Luna.

Wajah gadis itu telah di penuhi peluh. Bibir bawahnya memucat karena Luna menggigitnya sebagai bentuk perjuangan untuk menahan desahan.

Chenle berkedip lambat menyaksikan kedua kelopak mata Luna yang terpejam. Dia gadis yang cantik, Chenle mengakui itu hanya di dalam kepalanya. Tapi dia tidak akan memuji gadis itu secara terang-terangan.

"Mmmh.."

Satu desahannya lolos, Luna melepaskan pegangannya di pundak Chenle dan nyaris terjatuh tapi Chenle segera meraih punggungnya. Menahan gadis itu agar tetap berdiri dan sedikit bersandar ke arahnya.

Pinggul Luna bergerak-gerak, getaran di dalamnya membuat dia reflek melakukan itu. Chenle yang awalnya hanya ingin bermain-main kini ikut terpengaruh oleh permainannya sendiri.

Secara tidak sadar dia ikut gelisah. Kedua matanya ikut terpejam bersamaan dengan area sensitifnya yang sedikit menegang.

'Shit!! Kenapa aku ikutan kacau.'

Lelaki itu merasa tidak terima, tapi dia tetap menjaga Luna tetap di pelukannya.

"Chen..le... "

"Keluarin aja." Suara Chenle terdengar seperti bisikan.

Luna merasa dirinya semakin kacau. Berada di puncak gairah membuat gadis itu tak bisa menahan diri untuk tidak mengerang. Kedua tangannya pun mulai lancang memeluk leher seorang pria yang telah memiliki kekasih. Tapi siapa peduli, Luna butuh mengejar pelepasannya sekarang.

Gadis itu mendesak Chenle dengan tubuh tak terkontrol, lalu berusaha menggesekkan area vitalnya dengan milik chenle yang telah menegang di balik celana trainingnya.

Luna tau gairahnya telah menular pada Chenle. Dia tau itu hanya dengan mendengar betapa kacau ritme jantung Chenle.

Luna memejamkan mata dengan erat. Menahan desahan tak lagi mudah baginya. Gadis itu akhirnya menggigit pundak Chenle agar suara memalukan itu tak sampai terdengar di tempat umum. Dan akhirnya dia sampai di sesi yang dia tuju dimana seluruh miliknya menyembur keluar tanpa bisa dia tahan.

Celananya basah sampai mata kaki. Bahkan bukan cuma celanamya saja tapi celana Chenle juga.

"You squirt in my pants."

Luna melepaskan pelukannya dengan penuh rasa bersalah.

"Sorry.."

Tapi setelah dipikir lagi buat apa dia meminta maaf?
Toh dia jadi sekacau ini karena ulah Chenle kan ??

Chenle ingin sekali marah karena celanamya basah tapi lelaki itu tidak bisa melakukannya. Wajah lelah Luna membuatnya berempati. Tapi dia tidak merasa bersalah apalagi menyesali perbuatannya. Chenle bahkan berniat mengulanginya lagi di waktu yang lebih menantang. Tapi untuk sekarang dia akan memberikan Luna kelonggaran.

"Ayo pulang, aku ga mau kamu pingsan disini."

Daddy lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Daddy lelah..

Daddy lelah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang