9. Seni Bercinta

292 13 0
                                    

Chenle tidak terlalu menyukai teh sebelumnya. Yeah.. dia minum kadang-kadang tapi teh bukan minuman favoritnya.

Tapi setelah Luna bekerja di rumahnya, lelaki itu jadi sering minum teh. Ini adalah salah satu cara untuk mengundang Luna ke kamarnya.

"Teh nya tuan."

"Panggil aku daddy kalau kita lagi berdua." Chenle memberinya nada perintah yang terdengar merajuk. Luna menahan senyumannya.

"Daddy..."

Gadis itu meletakkan teh camomile dingin di atas nakas, lalu berdiri kaku menunggu perintah selanjutnya.

"Duduk."

Luna mengikuti perintah Chenle. Gadis itu mengambil tempat di pinggiran ranjang Chenle dan tanpa sungkan berselonjor kaki disana. Saat-saat dia bisa menyentuh Chenle dan membuat candu di tubuh lelaki itu adalah saat yang Luna tunggu. Tapi gadis itu tak ingin terlalu buru-buru.

Chenle merebahkan dirinya di samping Luna, kepalanya berada di pangkuan gadis itu, sementara tangannya dengan cepat membuka kancing-kancing di pakaian Luna.

"Menunduk..!!"

Gadis itu seperti robot yang patuh. Menunduk tanpa bantahan dan membuat dada berisinya menggantung di depan wajah Chenle. Lelaki itu membuka mulutnya, menyusu seperti bayi besar yang manja.

Tangan Luna reflek mengelus kepalanya dan membuat Chenle terbuai karena kenyamanan.

"Kamu punya pacar kan??" Mulut Luna asal bicara hanya untuk memecah keheninyan.

"Humm.."

"Kenapa ga lakuin ini sama pacarmu? " Luna menunduk ketika Chenle melepaskan hisapannya.

"Yuen itu dari keluarga terpandang, aku ga mau merusaknya."

'aaah.' Luna menatap lurus kedepan, sedikit tersinggung dengan ucapan Chenle.

Jadi lelaki itu tidak mau merusak gadisnya tapi justru merusak perempuan lain??

Ah tunggu!! Bukankah Luna memang sudah rusak? Dia melakukan pekerjaan kotor ini karena keinginannya sendiri.

Luna menunduk, menatap Chenle yang kembali menyusu seperti bayi.

Betapa irinya dia dengan gadis bernama Gao Yuen itu. Dia berasal dari keluarga terpandang, dia memiliki segalanya termasuk kehormatan dirinya. Sementara Luna....

Dia sudah tidak punya harga diri. Dia merusak kehormatannya sendiri semata-mata karena uang dan hutang ayahnya yang penjudi.

Tidak ada yang perlu di sesali. Semua orang memiliki jalan sendiri untuk menjemput kebahagiaan, setidaknya orang gagal juga masih harus berharap.

Gadis itu merasa bosan hanya degan mengelus kepala Chenle. Tangannya kemudian turun menyusuri perut lelaki itu dan berakhir di gundukan keras di antara selangkangan Chenle.
Belum sempat Luna meremasnya, Chenle sudah menahan tangannya.

Lelaki itu langsung bangun dan menatapnya penuh peringatan.

"Jangan menyentuhku tanpa ijin. " Katanya.

"Kenapa ?"

"Kamu itu mainanku, jadi hanya aku yang boleh memainkanmu."

'aaa..' Luna hampir lupa.

Chenle duduk sesaat, mengambil teh yang tadi dia minta lalu menyesapnya sebagian.

Lelaki itu kemudian beranjak dari ranjang, mengambil seutas tali dari lemarinya.

"Aku akan mengajarimu cara bermain."

Entah kenapa Luna jadi memiliki firasat tidak enak. Gadis itu menatap waspada dengan tubuh kaku. Apa yang akan Chenle lakukan? Menyiksanya ???

Lelaki itu mengikat tangan dan kaki Luna dengan sedemikian rupa hingga dia tidak bisa bergerak.

"Chenlee..."

Chenle memelototinya karena panggilan yang salah.

"Eh.. maksudku.... D-daddy... "

Gadis itu terbelenggu dengan posisi tidak nyaman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gadis itu terbelenggu dengan posisi tidak nyaman. Tapi Chenle tidak akan memberinya belas kasihan. Ini adalah permainan yang sesungguhnya, Chenle telah merencanakan ini sejak lama.

"Let's play baby..."

.

.

.

Kelanjutan cerita ini memiliki unsur 21+.. jadi hanya bisa dibaca disini 🤗

⬇️⬇️

https://karyakarsa.com/Feeimagine/take-me-daddy-9-hidden

com/Feeimagine/take-me-daddy-9-hidden

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang