2. Behind It All

195 22 0
                                    

Zhong Chenle tidak pernah suka berbagi mainan sejak dia kecil. Itu berlaku sampai sekarang.

Tapi mainan baru nya kali ini berbeda. Bukan mobil-mobilan atau sesuatu yang bisa terbang. Tapi seorang wanita. Ini akan jadi sesuatu yang menarik.

Terkadang hidup memang harus mencari masalah agar tidak monoton. Hidup tenang sama sekali bukan gaya nya.

"Aku ga suka berbagi milikku." Sesuatu yang mutlak dia katakan di awal perjanjian.

Luna hanya diam mendengarkan selagi kaki panjangnya mengikuti arah jalan Chenle.

"Resign dari bar itu, lalu aku akan memperkerjakanmu disini."

"Sebagai apa ?" Luna ingin memperjelas itu.

"Masih tanya?? Tadi sudah kubilang kan, jadi mainanku."

Gadis itu memiringkan kepalanya kekanan dan kekiri. Apakah tuan muda Zhong tidak pernah tau jika kata 'mainan' itu memiliki banyak arti ?

"Tinggal disini, kamu harus datang sewaktu-waktu kalau aku bosan."

"Gajinya ?"

Ahh... Benar. Zhong Chenle lupa jika dia sedang bicara pada budak uang, tentu saja pembahasan tentang uang harus di dahulukan.

"300 juta 1 bulan. Cukup? "

Nominal itu membuat Luna tersenyum. Menemukan ada banyak nol di rekeningnya adalah hal paling membahagiakan untuknya.

"Cukup. Kapan aku mulai? "

Chenle berhenti di depan kamarnya, dia melihat layar ponselnya sebentar sebelum menjawab.

"Nanti setelah asistenku memeriksa riwayat kesehatanmu. Aku ga mau ada orang penyakitan di rumahku. "

Zhong Chenle memberikan Luna waktu untuk bersiap dengan pekerjaan baru nya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Zhong Chenle memberikan Luna waktu untuk bersiap dengan pekerjaan baru nya. Gadis itu telah mengajukan surat pengunduran dirinya di bar lalu berencana mengemasi beberapa pakaiannya di rumah.

Dia menghela nafas. Saat-saat dimana dia harus pulang adalah saat-saat terberat untuknya. Ada alasan lain kenapa Luna memilih kerja di bar selain karena gajinya besar adalah karena dia diperbolehkan menginap di dapurnya.

Luna tidak suka kata pulang, baginya rumah itu terasa seperti neraka. Ada hal-hal yang membuatnya merasa trauma hingga dia harus menghindar.

Sekali lagi dia menghela nafas. Tangan dinginnya memutar gagang pintu dengan harapan besar bahwa tidak akan ada seorang pun yang menyambutnya. Tapi....

Klang...

Ternyata seseorang tengah menunggu kepulangannya lalu menyambutnya dengan lemparan panci yang nyaris mengenai kepalanya.

"AKU UDAH NYURUH KAMU BAWA UANGNYA KAN?? KENAPA BARU PULANG HAH ???"

Luna menggosok telinganya yang berdengung akibat teriakan seorang pria lusuh di sisi sofa. Gadis itu berusaha berjalan lurus ke kamar dan mengabaikannya tapi orang itu menarik pakaiannya hingga dia terjatuh.

"ANAK BODOH !! BAWAKAN AKU UANG !! BELIKAN AKU BEER SEKARANG."

"Lepaskan !! Luna ga mau ayah."

Luna meringis merasakan rambutnya di tarik hingga tubuhnya terseret ke depan pintu. Satu tendangan mengenai tulang pipinya hingga Luna berteriak.

"Tolong hentikan.... Hentikan !! " Luna berusaha bangkit. Menepis tendangan bahkan injakan yang hampir menimpa wajahnya.

Gadis itu berdiri dengan sikap waspada dan tatapan muak. Dalam pengaruh alkohol maupun tidak, pria bringas di hadapannya akan terus berlaku kasar dan semaunya. Luna benar-benar sudah muak.

"Aku sudah susah payah bantu bayar hutangmu ya !! setidaknya ga usah nyusahin aku lagi !! Aku kerja buatku sendiri bukan buat ayah mabuk-mabukan dan judi !! "

"ANAK KURANG AJAR. KAU GA BERGUNA SAMA SEPERTI IBUMU!!"

Pria yang memiliki hubungan biologis dengannya itu mengangkat kursi besi di sampingnya, lalu tanpa ragu melemparkannya pada Luna.

Gadis itu berhasil menghindar tapi itu justru menyulut kemarahan yang lebih besar dari ayahnya.

"PERGILAH KE NERAKA BRENGSEK !!!" Dia terus berteriak seperti orang gila.

Sekali lagi pria itu berhasil menarik rambut panjang Luna dan menyeret gadis itu dengan tidak manusiawi. Luna berontak, berusaha menahan kaki ayahnya tapi ini tidak mudah.

Kepalanya terasa sangat sakit, mungkin kulit kepalanya akan jebol jika terus begini. Tubuh mungilnya terseret sampai ke teras dan dia mulai di pukuli lagi secara membabi buta.

Luna tak mampu melawan, yang bisa dia lakukan hanya meringkuk dan memeluk kepalanya. Gadis itu merintih kesakitan, berharap seseorang akan datang dan menolongnya sebelum dia mati di tangan ayahnya sendiri.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang