Definisi mainan adalah sebuah hiburan yang di pakai ketika bosan. Luna tau itu, dan dia tidak memiliki ambisi untuk mendapat perhatian dari Chenle.
Tapi peringatan dari Renjun membuat Luna tidak bisa bermain santai. Gadis itu ingin menyelesakan ini dengan cepat agar dia bisa pergi. Mungkinkah dia harus berlaku sedikit lebih agresif ?
Itu terdengar sedikit berbahaya tapi mungkin patut untuk di coba.
Pagi ini Luna memberanikan diri masuk ke kamar Chenle ketika dia masih terbenam di alam mimpinya.
Aroma kopi pekat yang dia letakkan di nakas langsung menguar memenuhi kamar Chenle.Lelaki itu tidak bergeming, tidak juga merasa terusik pada suara-suara lirih yang ada di kamarnya. Luna duduk di pinggiran ranjang, suara deritan lirih itu menunjukkan keberadaannya.
Berulang kali dia meyakinkan dirinya bahwa dia akan aman, kenekatan ini tidak ada artinya jika di bandingkan dengan perjanjiannya dengan Huang Renjun.
Tangan Luna terulur dengan penuh keraguan. Bergerak lambat bersamaan dengan otaknya yang bersiap menerima konsekuensinya.
Luna memperhatikan wajah Chenle yang masih terlelap kemudian beralih menatap tubuh bagian bawah Chenle yang akan menjadi sasarannya. Hanya tinggal beberapa senti lagi tangannya berada di tempat yang tepat tapi seseorang malah menginterupsinya.
"Sayang...."
Suara nyaring itu terdengar bersamaan dengan pintu yang di buka secara kasar.
Luna reflek menjauhkan tangannya dan berdiri tegak. Tatapannya bertemu pandang dengan gadis angkuh yang berdiri di depan pintu.
"Sedang apa kau di kamar pacarku ?" Gadis itu berjalan mendekat dengan wajah tidak ramah.
"Saya sedang mengantarkan teh untuk tuan muda. " Luna berhasil menahan suaranya agar terdengar meyakinkan. Gadis dihadapannya itu percaya, lalu mengibaskan tangannya sebagai pertanda bahwa Luna harus segera pergi dari sana.
"Sayang bangun.." Dan suara menjijikkan itu bergaung memenuhi kamar.
Luna sengaja berjalan dengan lambat. Memperhatikan saat-saat Chenle membuka matanya. Lelaki itu tidak tampak terkejut ketika melihat Yuen tapi justru terkejut ketika mendapati Luna juga ada di kamarnya.
"Hmm.. " Chenle bergumam. Menerima setiap sentuhan Yuen di tubuhnya dengan mata terus mengawasi Luna yang berjalan ke arah pintu.
"Morning Kiss...?"
"Hm.."
Luna mendengar itu semua, bagaimana Chenle merespon kekasihnya dengan sangat lembut meski tanpa kata. Gadis itu sempat berbalik untuk menutup pintu kamar Chenle sebelum dia meninggalkan tempat dan lagi-lagi matanya bertemu pandang dengan Chenle. Lelaki itu berciuman dengan kekasihnya tanpa melepaskan tatapannya dari Luna.
'ah.. aku gagal. '
Acara makan malam keluarga tidak pernah terasa menyenangkan bagi anak muda seperti Chenle dan para sepupunya. Yeahh.. siapa juga yang bisa tahan untuk tidak menguap karena mendengarkan pak tua berkacamata di ujung meja yang bercerita kisah masa lalunya.Dan lagi, membandingkan kehidupan cucu-cucunya sekarang dengan hidupnya di masa lalu itu juga tidak etis. Kenapa semua orang tua selalu begitu?
Chenle telah menguap sebanyak 4 kali dalam 30 menit terakhir, Liu Yangyang pun demikian bahkan kedua matanya nyaris terpejam, Hendery sibuk menghitung jumlah wijen di atas makanannya. Dan hanya Huang Renjun dan Kun saja yang masih mendengarkan.
Chenle bersandar malas, memperhatikan wajah sepupunya satu persatu, sampai ketika namanya di sebut, lelaki itu kembali menegakkan punggungnya.
"Bagaimana hubunganmu dengan nona besar keluarga Gao ?? Kalau kalian sudah cocok kenapa tidak langsung melamarnya ?? "
Chenle menelan ludah, kata lamaran,melamar, dan dilamar itu tidak pernah ada di dalam kepalanya. Lelaki itu masih ingin bermain-main daripada harus di repotkan untuk mengurusi kehidupan pernikahan yang rumit.
"Chenle belum siap. " Dia menjawab tanpa sedikitpun menatap sesepuh keluarga Zhong.
Pria tua itu menggerutu, seperti prediksi Chenle. Tapi Chenle tidak ingin ambil pusing, petuah-petuahnya hanya akan berlalu seperti angin bagi Chenle.
Ketika Chenle kembali bersandar, lelaki itu mendapati Bai Luna yang berdiri di depan pintu. Dia menjadi salah satu maid yang bertugas mengantarkan desert dan Chenle merasa senang karena Luna berjalan ke arahnya.
Semakin dekat dan Chenle bisa melihatnya dengan lebih jelas. Wajah cantik nya terlihat gugup tapi gerakannya sangat luwes karena Luna berpengalaman menjadi waiters. Satu hal yang membuat Chenle menyeringai sangat lebar, yaitu ketika Chenle tau Luna tidak mengenakan bra nya.
Gadis itu benar-benar menjadi mainan yang penurut. Ahh... Lihatlah betapa indahnya benda kecil yang menonjol samar itu. Chenle ingin sekali menyentuhnya, memelintirnya di antara ibujari dan telunjuknya, lalu menghisapnya. Astagaa.... Hanya membayangkannya saja sudah membuat celananya sesak.
"Ice cream nya tuan." Luna berdiri tepat di samping Chenle. Menata segala sesuatunya di atas meja.
Sementara Chenle meliriknya, tanganya bergerak nakal kebelakang tubuh Luna. Jemarinya menggambar garis lurus dari belakang lutut Luna hingga ke bokonhnya. Gadis itu gelisah karena rasa geli. Chenle benar-benar menyukai respon nya.
"Aku ingin teh camomile sebelum tidur." Chenle berbisik dan membuat kontak mata sebelum Luna pergi.
Ramyeon meokgo gallae sudah berganti versi menjadi cha meokgo gallae dalam versi Chenle...🙈
Le-Nyangie... 💙💙
KAMU SEDANG MEMBACA
TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLE
FanfictionZhong Chenle tau kalau semua orang suka uang, tapi Bai Luna berbeda. Dia mencintai uang lebih dari dirinya sendiri hingga Chenle keheranan. "Ayolah.. ini bukan sesuatu yang aneh. Aku butuh uang dan kamu butuh partner sex. Kita bisa jadi rekan yang...