11. Humanizing a Bitch

209 20 3
                                    

Chenle benar-benar mengurus segala hal sejak Luna menginjakkan kakinya di korea. Mulai dari pakaian, sepatu bahkan hingga pakaian dalam gadis itu, Chenle memilihkan semuanya.

"Kamu ga malu pegang-pegang dalaman cewek? "

Lelaki itu menatap dengan serius celana dalam lace berwarna hitam dan abu-abu seolah benda itu adalah dokumen penting yang harus dia periksa dengan saksama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lelaki itu menatap dengan serius celana dalam lace berwarna hitam dan abu-abu seolah benda itu adalah dokumen penting yang harus dia periksa dengan saksama.

"Kenapa malu? Aku kan bayar. "

Terhitung ada 10 pasang pakaian wanita yang terkumpul di keranjang. Lelaki itu mengambilnya dari rak tanpa perhitungan, persis seperti petani kebun teh yang sedang memanen teh.

Mood lelaki itu terlihat belum membaik, Luna menilai itu dari ekspresi Chenle yang merengut seperti seekor anjing Chihuahua. Jadi Luna tidak mau banyak bertanya.

"Ayo pergi."

Luna juga merasa sedikit trauma dengan kata 'pergi' yang Chenle ucapkan. Takut-takut kalau dia akan berpindah ke negara lain lagi.

"Kita mau kemana?"

"Hotel."

Chenle menjawab singkat. Dia berjalan keluar toko dengan Luna yang berusaha mengikuti langkahnya.

Luna terkejut ketika Chenle tiba-tiba menggandeng tangannya saat mereka menyeberang jalan. Luna pikir itu hanya sebuah gerakan reflek, tapi laki-laki itu sama sekali tidak melepaskan genggamannya sepanjang mereka berjalan di trotoar.

"Kenapa? Ga suka di gandeng??"
Chenle tampaknya menyadari arah pandang Luna.

"Bu-bukan begitu... Cuma ga biasa. "

"Ohh. "

Sebuah hotel dengan arsitektur indah ala bangunan tradisional korea menyambut mereka. Luna di buat takjub hanya dengan memandang bagian luarnya.

"Tempat ini punya keluargaku. Papaku memaksa aku untuk mengurusnya." Lelaki itu menjelaskan tanpa di minta. Luna tersenyum.

"Tuan muda ?" Sebuah nada terkejut menyambut kedatangan pewaris tempat itu.

"Anda benar-benar datang?"

Chenle melepaskan kacamatanya, menatap serius seorang staf yang menghampirinya di pintu masuk.

"Lari dari masalah bukan solusi, di ancam juga bukan hal yang menyenangkan, jadi aku datang." Dia mengedikkan bahu.

Staf itu tersenyum padanya. Ada sedikit raut lega di wajahnya seolah dia baru saja diselamatkan dari hal buruk.

"Saya akan memberitau tuan besar kalau anda bersedia datang. " Staf itu lalu beralih menatap Luna.

"Lalu anda... Ah.. apakah ini nona Gao Yuen? "

Chenle menoleh menatap Luna. Dia tidak berkeinginan untuk menjawab pertanyaan yang tidak di tujukan padanya.

"Eh.. bukan. " Luna sedikit kaku, dia melirik Chenle untuk mrminta bantuan, namun lelaki itu acuh.

TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang