21. Take Away a Prisoner

104 16 0
                                    

Zhong Chenle tidak tau ada penjara di tempat terpencil seperti ini. Tempatnya luas tapi lorong-lorong di dalamnya sangat sempit. Tempat itu berada di kaki gunung, jauh dari pemukiman.

Tembok disini sangatlah tinggi, dengan ventilasi udara sangat minim. Saat pertama kali masuk, Chenle bisa mencium aroma khas dari dinding yang basah dan plafon yang berjamur.

Lantai keramik di sepnjang lorong tertutup ini berwarna hitam, sebuah warna yang memberikan kesan suram dan hampa.

"Lewat sini." seorang sipir menuntun jalannya, menapak dengan langkah cepat di depan Chenle.

Mereka bilang Luna hanya di tahan sementara disana, sampai kasusnya di bawa ke meja hijau barulah gadis itu akan di pindahkan. Tapi Chenle tak akan menunggu itu terjadi.

Jantung Chenle berdegup keluar dari ritme yang seharusnya, kedua telapak tangan lelaki itu terasa dingin dan basah. Tidak biasanya dia merasa tegang ketika akan bertemu seseorang.

Kegelisahan membuat tubuh Chenle tak bisa diam. Ujung snekersnya terus mengetuk lantai membentuk sebuah nada lirih yang tak terjelaskan.

Tatapannya terfokus pada jemari penuh luka gores yang tengah memutar kunci dengan sangat lamban, ingin rasanya Chenle merebut kunci itu dan menggantikan pria gendut di hadapannya, tapi dia tak mau membut masalah di tempat ini.

"Tolong jangan buat keributan, aku akan siapkan dokumennya." Kata pria itu.

Chenle mengabaikannya. Tatapannya terfokus pada pintu besi dengan celah kecil di bagin bawah. Lelaki itu mendorong pintunya pelan, sampai dia melihat seonggok tubuh terbaring di lantai dan kemudian Chenle hanya diam.

Luna terlihat seperti bukan Luna.
Wajahnya kusam, rambutnya kumal dan pakaiannya sangat compang-camping. Ada bekas darah yang mengering dan telah berubah warna menempel di bagian belakang pakaiannya. Pemandangan ini membuat tenggorokan Chenle tercekat.

"Luna.." dia berkata lirih. Menantikan reaksi gadis itu, menunggu saat-saat Luna menatapnya lalu memeluknya dan hal-hal semacam itu. Tapi itu tidak terjadi.

Gadis itu hanya terbaring di lantai. Pipinya menempel di lantai dengan mata kosong yang menatap lurus. Bibirnya begitu kering entah kapan terakhir kali dia di beri minum.

Zhong Chenle menautkan alisnya, menatap miris seonggok tubuh yang telah kehilangan semangat hidup. Tubuh ringkih dengan banyak trauma itu terlihat semakin kurus. Chenle benar-benar tidak tega melihatnya.

"Luna.. ini aku... Zhong Chenle."

Gadis itu tak berkedip selama beberapa saat lalu melirik ke atas tanpa mengangkat kepala. Tatapan mata legamnya bertemu pandang dengan milik Chenle, tapi dia tetap tidak merespon apapun.

"Ayo kita pulang. "

Chenle berjongkok di sampingnya, membantu mengangkat tubuh Luna dan membuat gadis itu terduduk. Tatapan mata Chenle menatap wajah lusuh itu lekat-lekat, tangannya terulur kedepan, menyentuh pipi Luna dan menghapus noda lengket di pipi gadis itu.

"Kamu demam. Kenapa mereka ga bawa kamu ke klinik hm??"

Chenle tidak pernah tau kehidupan di dalam penjara akan sekejam ini. Dia tau orang-orang di dalam penjara adalah pendosa tapi itu tidak menjadikan mereka semua kehilangan rasa kemanusiaan dan memperlakukan manusia seperti anjing di penampungan.

Chenle sudah mencoba mengangkat tubuh Luna untuk membantunya berdiri tapi kaki-kaki gadis itu seperti kehilangan tulangnya. Lelaki itu akhirnya membopong Luna tanpa pikir panjang. Membawa gadis itu ke dalam mobil dan memeluknya dengan erat.

"Kau membawa kabur tahanan." Gadis itu akhirnya bicara dengan sangat lirih. Saking lirihnya Chemle harus diam beberapa saat untuk memperjelas apa yang baru saja dia dengar.

TAKE ME DADDY !! | ZHONG CHENLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang