Chapter three

62 33 14
                                    

Hola ketemu lagi sama aku Sendal Ijo. Bagaimana Tanggapan kalian dari Chap 1 sampai 2? apakah Sedikit terhibur? maaf ya, kalau gak tertawa, soalnya ngetik nya sesuai yang ada di otak saja.

Jangan Lupa Vote dan komen

Sendok menatap Remeh pink saat ini. Melihat gadis manja dan alay ini, membuat sendok teringat dengan beberapa garpu. Sendok heran, Gadis yang masih baru ini dengan beraninya Mendekati Kompor Hitam, tanpa tau siapa Cegilnya.

Gadis sekecil pink, mudah sekali di lawan oleh Sendok. Enak saja Pink, Ia berusaha mendekati Hitam dengan semangat penuh. Bisa kalah dengan gadis suruhan.

“Mending lu jauhin Hitam deh” Ucap Sendok tidak mau basa basi

“Kenapa aku harus menjauhinya? Aku kan tidak mempunyai kesalahan” Balas pink

“Lu emang gak ada salah sama dia. Tapi Lu punya salah sama gua” Kata Sendok membuat pink mengerutkan keningnya.

Sejak kapan Ia mempunyai kesalahan dengan sosok sendok? Mereka saja baru bertemu. Bila pertemuan mereka cukup lama tapi Pink memang memiliki kesalahan di masa lalu. Maka Pink akan intropeksi diri.

“Mungkin lu berfikir apa kesalahannya. Sini gua jelasin. Kesalahan lu yaitu. Kenapa Dari sekian banyaknya jantan di sini, harus hitam yang lu dekati? kedua, Lu dengan beraninya masuk circle gua. Padahal gua Ketua nya. Ketiga, Lu dengan sengaja sok akrab sama jam merah. Kayak apaansi, Lo itu anak baru. Gak usah banyak gaya deh” Ucap Sendok sembari mengibas kan rambut merah menyala nya itu.

Pink yang merasa Sendok salah paham pun, Berniat menjelaskan secara detail. Bukan dirinya yang sok akrab. Tapi Sebagai perabotan yang terkenal intovert membuat pink harus belajar bergaul, walau pada akhirnya ia akan di benci.

Mencari teman yang beneran setia sama kita itu susah. Apalagi Pertemanan yang udah berjalan satu atau dua semester. Pasti di akhir menuju kenaikan. Satu persatu di antaranya akan bubar, tanpa informasi.

“Menurut ku kamu salah paham. Aku deketin Hitam karena di suruh Jam merah, lalu aku sendiri gak tau circle kamu yang mana, terakhir alasan aku banyak bicara dengan jam merah karena dia itu seru dan asyik. Kalau kamu iri, jangan ngejatuhin anak orang. Kata mamah, orang iri itu orang gak mampu” Ujar Pink di akhiri kalimat sindiran halus

Sendok yang Tidak Terima, mengepalkan kedua tangannya. Ini benar benar pertama kali bagi Sendok ada gadis yang berani melawannya. Tidak mau terlalu lama mengurus hama seperti Pink.

Ia memutuskan untuk pergi saja. Kali ini Sendok membiarkan pink untuk menang. Tapi untuk besok, dia akan melawan.

“Dia kenapa? dia yang ajak ngobrol, aku juga yang di tinggal. Mana aku masih baru di sini, belum terlalu tau jalannya. Kalau aku kesasar gimana? Aku kan perabotan penting. Mana di sini sepi. Kalau rame pasti aku bakal minta tolong” Gerutu Pink dengan Mata menatap area di depannya itu.

“Andai aja Aku gak nurut, pasti sekarang aku lagi Natap Dia” Bermodalkan Percaya diri yang kuat.

Pink mulai berjalan menuruni tangga dengan perlahan. Dalam batin Pink mengatakan, Jika ia turun melalui tangga pasti akan sampai di dapur. Baru saja di pertengahan Tangga, Bola mata Pink melebar secara tiba tiba. Usai melihat adegan dewasa di depan matanya.

“Itu, Beneran jam merah? Mengapa ia melakukan kegiatan tersebut? kata mamah. Aktivitas seperti itu hanya untuk orang dewasa. Lantas Apa yang mereka lakukan?” Pink yang memiliki jiwa penasaran yang tinggi pun. Kembali melihat adegan dewasa tersebut tanpa berkedip.

Jika orang tuanya tau, pasti detik ini juga. Pink tidak akan selamat, karena melihat adegan dewasa. Adegan yang Pink maksud adalah jam merah yang tengah asyik berpelukann sembari mengecup pipi lelaki di sampingnya.

•••

“Gua bingung. Gua kan gak suka salak, tapi gua mendadak mikir. Kenapa tukang jus gak pernah bikin jus salak? padahal kan sama sama buah” ucap Kipas gagang Hitam mengundang tanda tanya bagi semua temannya.

“Ya, karena Salak itu ribet. Dan gak semua orang suka salak. Kalau lu mau jus salak, mending bikin sendiri. Gampang dan Mudah, anti ribet juga” sahut jam biru.

“Tapi gua gak punya blender. Lu punya gak? kalau ada minjem dong, Gua mau pake” Kipas mulai menadangkan kedua tangannya.

Kali ini Kipas benar benar, seperti manusia rajin. Ia benar benar meminta blender milik jam biru, yang padahal sudah sangat amatlah jelas. Seorang jam biru manusia sederhana yang apa apa selalu minjam.

Jam biru bukan miskin, hanya kurang mampu saja.

“Aku gak punya blender. Jadi skip yah” Jam biru memutuskan untuk menjauh dari kipas, sebelum seorang gadis cantik yang ia lihat sejak tadi pergi.

Selama tinggal di kediaman Allarick. Ini pertama kali bagi jam biru, melihat seorang gadis cantik seperti kembang desa. Biasanya Jam biru hanya melihat anak baru yang tampangnya biasa saja. Akan tetapi, kali ini. Ia terlihat berbeda.

Aura positif milik pink lebih baik, dari pada aura negatif milik sendok.

“Kenapa Kamu ganteng?” Tanya Pink membuka pembicaraan.

“Maksudnya jangan terlalu ganteng. Nanti aku suka gimana?Emang kamu berani deketin tujuh abang aku. Ayah aku galak loh, suka makan orang” Ceplos Pink berusaha menarik perhatian Kompor hitam.

“Kamu tau gak? Abang aku kan udah punya pacar tau. Tapi sayang nya beda agama. Kasian , tapi kayaknya lebih kasian aku deh. Udah seiman tapi beda perasaan.” cerocos Pink tidak di hiraukan oleh kompor Hitam.

Kompor Hitam yang sejak tadi sibuk membaca buku. Hanya bisa menutup kupingnya menggunakan earphone. Membaca dengan nuansa tenang, rupanya sangat sulit untuk didapatkan oleh Kompor Hitam.

Setiap mau membaca. Ada saja pink yang sibuk mendekati nya untuk berbicara. Entah pembicaraan penting atau tidak. Yang jelas, Kompor Hitam sangat tidak menyukai suasana ini.

Saat ini ia sedang membutuhkan tempat seorang diri. Ingin mengusir Pink, tapi kasian. Pink jika Kompor Hitam telisik, seperti anak perempuan yang mudah menangis atau gampang sakit hati. Oleh sebab itu. Setiap Pink berada di sekitar nya, kompor Hitam memilih untuk diam.

“Cewek secantik Pink di cuekin? Mata nya Kompor Hitam perlu di cek ke dokter spesialis” ucap jam biru tidak Terima

“Kalau lu inget kompor itam kan gak bakal pernah buka hati untuk gadis manapun lagi. Dia masih suka sama mantannya” bisik Jam merah.

“Pink gak boleh di sia siakan. Gua sebagai lelaki yang setia, berjanji akan menjaga Pink sepenuh jiwa dan raga” Dengan cukup pd Jam biru mendekati Pink.

Sudah cukup baginya melihat Pink seperti itu. Kini giliran ia, yang mendekati.

“Pink dari pada menyukai dia yang gak mau balas. Mending sama gua aja deh. Gua mah setia, gak bakal berpaling ke cewek manapun” ujar Jam biru sedikit memanasi Kompor
hitam.

“Maaf kamu terlalu baik sama aku. Dan maaf, Rasa suka aku cuma ada sama dia. Maaf ya ru, Aku belum ada perasaan sama kamu. Dan yang terakhir, Maaf Perasaan suka ku udah habis sama dia” Ucap Pink sedikit menohok jantung Biru.

Di awali kesenangan, di akhiri kesedihan.

Kitchen (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang