Chapter Seven

46 22 24
                                    

Hola kawanan Sendal!!! Gimana Kabarnya? semoga baik!!!

BTW aku mau nanya. Menurut kalian, Kitchen ini di mata dan fikiran kalian kayak gimana? nyambung atau engga???

Oh iya satu lagi. Kalau ada pertanyaan seputar kitchen. Kalian follow IG ku yahh: milky_late__

Nanti aku bakal bikin QnA!!!

"Menurut kalian. Kompor Hitam cocoknya sama siapa?" tanya teko hijau membuka topik pembicaraan.

"Jelas sama Sendok lah. Mereka kan Sama sama dari kalangan atas. Udah pasti nanti anaknya kalau keabisan kuota gak perlu nabung." jawab Teflon di setujui oleh yang lain.

Setelah mendengarkan obrolan pink dan kawan kawan. Sekarang ini, Teko dan teman teman tengah membicarakan Pink yang terkesan sok imut, terlalu berharap, dan mengganggu.

Selama Pink berada di dapur. Beberapa perabotan terlihat berpura-pura terlihat nyaman dan suka atas kehadiran Kompor Pink. Padahal aslinya mereka sangat membenci Pink dengan alasan Pink terlalu menarik untuk tinggal di Dapur.

"Intinya Kompor Hitam gak boleh sama Kompor pink. Mereka harus di pisahin" Tegas Teflon.

"Mereka itu sebenarnya gak bakal bisa bersatu. Secara Kompor Hitam aja gak naro perasaan. So, Lu tenang aja. Selamanya Sendok akan terus bersama Kompor Hitam." Panci memberikan tepukan semangat pada Teflon.

Jika Panci dan Teflon sedang sibuk membicarakan Pink. Berbeda lagi dengan Pisau dan telenan yang nampak nya akan kembali seperti dulu lagi. Yakni, berpacaran.

Selama ini. Jujur saja baik Telenan ataupun Pisau sama sama belum bisa Move On. Keduanya masih menyimpan perasaan, namun karena ego mereka rela menahan sampai akhirnya lelah dengan sendiri nya.

Mereka memang bukan baru berpacaran. Tetapi sudah hampir tiga tahun nya mereka menjalin hubungan. Kandasnya hubungan mereka itu karena suatu pendapat yang dimiliki.

"Kamu masih ada perasaan sama aku?" Tanya Telenan kembali memastikan.

"Tanpa aku Jawab kamu udah tau. Buat apa aku khawatir sama kamu kalau perasaan aku masih ada" Jawaban dari Pisau Hitam membuat Telenan kembali menundukkan kepalanya.

Berminggu minggu putus. Perasaan Pisau tidak pernah berubah. "Kalau perasaan aku udah hilang. Mungkin saat ini juga aku gak bakal ada di dapur nyonya" sambung pisau membuat Telenan menegakkan badannya.

"Maksudnya? Kamu bakal pergi dari dapur nyonya kalau perasaan kamu udah gak ada? terus kamu bakal lupain aku?" serobot Telenan.

Pisau Hitam sedikit mengelus kepala Telenan. Yang kemudian berkata. "Jawaban nya iya. Kemarin saat kita putus aku udah nyiapin apa aja yang bakal aku persiapkan kalau sewaktu waktu aku bakal pergi dari sini"

"Hampir setiap mau balik kerja. Aku kembali mikir tentang. Apa yang aku lakukan saat aku pergi dari sini? Cuma di dapur nyonya aku bener bener ngerasa apa itu teman. Dan Cuma kerja di sini aku dapet uang dan tempat tinggal yang layak"

"Sebelum aku menginjakkan kaki di sini. Sempat mikir kalau aku bakalan tinggal di kos kosan. Ternyata Ekspetasi ku terlalu besar." Kekeh Pisau Hitam mengingat betul saat ia pertama kali merantau.

"intinya, Aku tetap bersyukur dengan apa yang aku Terima." Akhir Pisau Hitam yang mendapatkan suara emas dari Telenan yakni, ngorok.

•••

Seusai menelpon keluarga. Sekarang, Pink terlihat duduk termenung di sebuah taman kecil yang berisikan sedikit tanaman Hias serta beberapa kupu kupu yang lucu.

Kitchen (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang