Chapter Eight

49 32 21
                                    

Halo halo semua!! Welcome To Kitchen Family!!! Gimana? Dari Chapter 1 sampai 7? Seru atau makin freak?

Kalau kalian suka sama cerita ini. Boleh kok kalian masukin ke perpustakaan kalian atau promosikan ke teman teman kalian!!!

Jangan lupa vote dan komen 🤍

“Kenapa kamu gak ngizinin aku pergi?” tanya pink usai mendengar pernyataan gebetannya itu.

“Lo pergi pasti bakal nyesel.” jawab Kompor Hitam seadanya.

“Apa yang aku sesali? justru aku bakal seneng kalau aku pergi dari sini. Cuma di tempat ini, aku gak nyaman kerja. Dan itu gara gara kamu” balas pink membuat Kompor Hitam sedikit terkekeh.

Rupanya gadis di sampingnya ini belum mengetahui kejutan yang telah di siapkan. Kalau begini, semakin mudah bagi Kompor Hitam untuk memberikan kejutan.

Ini hanya kejutan biasa yang pasti membuat Pink membenci salah satu teman nya. Rahasia ini sudah Kompor Hitam jaga jaga sejak lama. Namun, setelah di fikirkan kembali. Jika rahasia ini terus di pendam, pasti semua orang akan terlalu menaruh kepercayaan kepada dia.

“Buat sekarang lu gak perlu tau” ucap Kompor Hitam membuat Pink mengecurutkan bibirnya kesal.

Bukan jawaban seperti ini yang Pink inginkan. Dia kira, Kompor Hitam akan memberikan alasan. Bila tau kompor Hitam tidak bisa memberi jawaban yang pasti. Lebih baik Pink beranjak pergi dari sana.

“Gua gak kasih tau sekarang karena jawaban nya ada di depan mata” ucap Kompor Hitam terlihat santai.

“Orang yang lu anggap teman. Belum tentu nganggep lu sebaliknya. Stop berperilaku childish di depan mereka. Karena gak semua manusia mau menerima hal tersebut” sambungnya di akhiri dengan pink yang sudah pergi dari pandangan Kompor Hitam.

•••

Usai menjenguk sendok pada sore ini. Jam Biru berniat membeli beberapa kue cubit untuk dimakan bersama sama di dapur. Walaupun beberapa temannya enggan menjenguk Sendok. Hal itu tidak membuat sifat berbagi Jam Biru punah.

Lelaki yang terkenal humoris ini memang suka berbagi di waktu tertentu. Kadang, dalam seminggu Jam Biru bisa membagikan beberapa jajanan pinggir jalan cukup banyak.

“Kemarin kemana bang? Saya cari ke sini gak ada” ucap Jam Biru sembari menatap kue tersebut lamat lamat.

“Abang pindah ke tempat sebelah. Kemarin ke sini malah sepi. Abang lupa anak anak libur sekolah.” jawab abang abang tersebut di angguki oleh Jam Biru.

Terimalah lagu ini. Dari orang biasa~” Suara lantunan gitar mulai terdengar dari arah kejauhan.

Bila sudah bernyanyi dan membawa gitar pasti sudah tau dia ini sejenis apa. Seorang pengamen kelas kakap yang suaranya kadang bagus kadang agak serak berserakan ini selalu hadir di setiap tempat tanpa mengenal waktu.

Sosok pria yang selalu menemani makan di pinggir jalan ini memang terkadang agak menggangu. Lagi makan nyanyi, lagi asik ngobrol nyanyi, lagi asik bersantai nyanyi.

Ingat kata guru. Boleh jadi pengamen kalau suara nya bagus dan enak di dengar.

“Pengamen mah enak. Tinggal nyanyi, jalan, dapet uang. Abang mah harus keliling bawa kompor, masak, susah dapet uang” keluh tukang kue cubit sembari mengusap keringat nya.

“Tapi pengamen kan gak usaha bang” balas Jam Biru berusaha mengimbangkan pembicaraan.

“Ya abang tau. Tapi tetap aja kadang sedih. Pulang ke rumah bawa uang cuma dikit gegara kalah sama pengamen” dengan keringat yang bercucuran. Abang tukang kue cubit kembali mengelap keringat nya dengan sabar.

Sementara Jam Biru yang mendengar itu mendadak sedih. Semenjak banyak makanan viral dan banyak yang beranggapan bahwa makanan pinggir jalan tidak sehat membuat beberapa pedagang harus memutar otak.

Makanan yang tidak sehat memang enak. Tapi makanan sehat belum tentu lezat. Kita manusia gak setiap hari makan rumput kayak kambing. Butuh yang berminyak dan sedikit pedas.

“Abang jangan punah dulu ya. Tunggu saya punya anak, nanti saya suruh mereka beli dagangan abang tiap hari”

•••

Berjam jam menunggu, Kompor Pink diam diam berfikir mencari jalan pintas untuk keluar dari penjara ini. Ia kurang betah di sini. Butuh beberapa bulan lagi untuk log out dari dapur kesayangan ini.

Masuk ke dapur yang terkenal impian banyak orang adalah suatu anugrah bagi Kompor Pink. Tak banyak perabotan yang di Terima karena tidak memenuhi syarat.

“Kenapa di dunia ini harus ada kecoa?” ucap Pink merasa jiji saat kakinya tidak sengaja menginjak anak kecoa yang baru saja lahir.

Untung tidak mati, jadi Pink tidak merasa berdosa.

“Kayak, bisa gak sih? kecoa jangan dateng pas di waktu tegang? kalau aku teriak lalu ketauan gimana?”gerutu pink kembali menginjak kecoa mini tersebut sampai penyet.

Jika Pink sibuk menggerutu sembari mematikan makhluk paling mengerikan. Lain hal nya dengan tembok yang sedang di sender oleh Pink. Lelaki berwarna kuning ini, selalu menatap pink dengan tatapan judes.

Masih kecil saja sudah menggerutu karena tempat yang tidak nyaman. Belum saja Pink merasakan seperti Tembok. Bertahun tahun tinggal dirumah yang sama dan tubuhnya yang selalu di rubah warnanya.

Di buat setengah tahun, rusak setengah bulan. Memang Tembok ini definisi lelaki kuat. Hujan di serobot, petir di lawan, sabar di coret. Kurang apa lagi?

“Anak generasi zaman sekarang. Ngerasa jadi makhluk paling lelah di dunia. Padahal yang lelah itu saya, kelahiran 89 yang jadi Duda dadakan gegara di ganti warnanya” ceplos Tembok Kuning di iringi tengokan secara mendadak oleh Pink.

“Saya sayang Pink, tapi karena kepentingan manusia. Saya rela di ganti jadi warna cerah. Pernikahan baru jalan sehari , baru aja anuan udah di pisahin” Pink yang merasa namanya terpanggil pun mendekati Tembok.

Yang kemudian berkata. “Kenapa kamu sayang aku? kita kan gak saling kenal”

BUG
Suara lemparan buku dari suatu lemari mengenai kepala pink. Hantaman dari buku tersebut membuat badan pink terpental ke belakang.

Untung nya ada Jam Biru yang kebetulan lewat. Ia langsung menangkap Pink dari belakang dengan tatapan tulus.

Kalau seperti ini. Seharusnya ada adegan slow motion yang kemudian setelahnya ada lagu romantis. Pasti bakal jadi film SCTV terbaik.

Jangan lupa yang cewek dari desa, yang cowok anak pak RT. Terus ketemu di tengah jalan, dan gak sengaja ke tabrak.

“Romantis banget, kapan gua kayak gitu?”gumam Rak buku sedih.

Kita bikin kue lapis, biar makin romantis.” Nyanyi Jam Merah dengan Sengaja.

“Mata gua gak salah liat? Jam Biru senyum?” ucap Kulkas abu abu mengucek matanya keras sampai tercolok.

“Mamah papah aku romantis. Jangan pisah dulu plisss” minta Cicak yang kebetulan nempel di Tembok.

Deg deg deg

BRUK
“Ah maaf sengaja ngelepasin” ucap Jam Biru mendapatkan sorakan kurang menyenangkan dari teman temannya.

“Gapapa kok. Makasih tadi sempat nahan, jadinya gak jatuh”jawab Pink sembari mengusap pinggangnya yang sakit.

“Tapi kan barusan gua lepas. Jadi nya jatuh” balas Jam Biru mengingatkan.

“Yee lu gublug. Bukannya di tahan malah di lepas” ucap Kipas Gagang Hitam menoyor kepala temannya itu.

Kitchen (Tamat) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang