"Pagi-pagi sudah pakaian rapi mau ke mana, yang? Kamu off kerja yah hari ini?" tanya Yuki ketika menemukan istrinya sudah berpakaian rapi tapi tetap sibuk menyiapkan sarapan untuknya.
"Iya nih, ibu katanya mau ajak aku ketemuan sama sahabat lamanya yang kemarin tinggal di Swiss," jelas Ana.
Yuki mencium pipi istrinya mengulas senyum di bibir Ana, "Maaf tidak bisa temani kamu pas lagi libur begini."
"Hari libur aku itu masih hari kerja kamu sayang, nanti pulang kerja kita juga bisa makan malam di luar, okey." Ana menyajikan sarapan yang sudah dia buat di depan suaminya.
Yuki pun melahap masakan istrinya, Ana ini pintar masak jadi makanan yang dia sajikan selalu enak masuk ke tenggorokan Yuki.
"Aku anterin kamu ke rumah ibu, yah," tawar Yuki.
"Emangnya kamu nggak terlambat? Nggak usahlah, aku juga rencananya mau pesan taksi online." Ana menggeleng takut suaminya terlambat kerja yah walaupun CEO tetap saja harus masuk kerja tepat waktu.
"Nggak masalah, aku bisa titip di sekretarisku, mau berangkat sekarang?" Namun suaminya adalah lelaki yang keras kepala, sekali A yah A.
Ana pun mengalah, sebenarnya jarak rumah ibunya dengan rumah yang Ana dan Yuki tempati memang tidak terlalu jauh, sekitar 15 menit sudah sampai lah. Hanya saja Ana takut kalau Yuki bertemu dengan macet atau disuruh tinggal lama lagi sama ibunya bercerita.
"Kamu nggak usah turun, nanti makin lama kalau ibu cerita," ujar Ana ketika mereka telah sampai.
"Okey deh." Yuki mencium kening Ana dan setelahnya dia turun dari mobil.
Ana melambaikan tangannya mengiringi kepergian Yuki, "Yang anter suamimu, yah? Kenapa nggak disuruh masuk toh?" omel ibunya karena tidak sempat bertemu dengan mantu kesayangannya.
"Udah terlambat ke kantor bu, kita jam berapa berangkatnya?" Ana langsung masuk saja ke rumah yang dulu dia tempati.
"Ibu sudah pesan taksi online, bentar lagi sampai mungkin." Ibunya juga mengikuti Ana dari belakang.
***
"Wiiiihhh cantik kali loh anakmu, jeng," ujar wanita yang sudah lansia itu ketika melihat Ana.
Ana hanya tersenyum dipuji oleh sahabat mamanya, "Anakmu juga ganteng, lama nggak lihat ternyata sudah setinggi ini, yah." Di samping wanita itu memang ada lelaki yang terlihat berumur 30-an.
Ibu Ana mencolek Ana agar kenalan dengan lelaki itu, "Namanya siapa, nak? Ini Qistiana Zahida Ulani, panggilannya Ana." Ana mengulurkan tangannya.
Lelaki itu membalas uluran tangan Ana, "Saya Salwan Najid Safaraz, panggil saja Najid." Ana mengulas senyum dan mereka akhirnya larut dalam obrolan.
Setelah hampir 20 menit dua orang bestie itu saling ngobrol tentu saja menimbulkan kebosanan untuk Ana apalagi lelaki yang di depannya ini cuma diam-diam saja, "Jid, katanya tadi kamu mau ke Museum yang ada di depan? Pergi gih bareng Ana," tegur mamanya Najid mungkin karena sudah melihat wajah jenuh Ana.
"Boleh nggak, Ana?" tanya Najid ragu-ragu.
Ana berbalik memperhatikan pintu masuk museum, "Boleh." Ana ngikut saja daripada harus tinggal bergosip dengan dua sepuh ini.
CallMeAna post story on her Instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
Surat Kaleng (Fakestagram)
FanficMengenai seorang gadis yang sudah menikah namun masih ada intrik di dalam pernikahannya. Ini tentang seorang gadis yang masa cintanya belum habis pada satu orang. Dia tengah berusaha untuk menemukan cintanya yang benar-benar sejati. Dia berharap bah...