Apakah Aku Benar-benar Memiliki Kamu?

18 1 0
                                    

"Telah kuberikan semua yang ada di dalam jiwa

Tak tersisa walau sekecil debu

Kuikhlaskan goresan rasa namun kata yang indah

Selalu berlabuh di tempat yang salah"


***

Gadis itu tengah menyusuri lorong rumah sakit ketika seseorang menarik tangannya dan mereka masuk ke sebuah ruangan yang terlihat seperti gudang, "Sanjana, apa-apaan kamu?!" Gadis itu berusaha melepaskan diri dari lelaki itu.

"Apa kamu bisa menghentikan kebiasaan kalian untuk pergi bersama berlibur seperti itu?!" Wajah Sanjana merah padam.

"Lepasin Sanjana!" Gadis itu tidak ingin menjawab apapun.

"Kamu nggak tahu kalau hatiku selalu sakit setiap kamu posting kemesraan kalian?!" Nada Sanjana semakin meninggi.

"Lalu kamu mau apa? Kamu mau aku menolak kebiasaan yang sudah sering aku lakukan bersama suami aku sebelum aku bertemu sama kamu?!" Gadis itu malah membalas Sanjana dengan tidak kalah tajamnya.

Akhirnya Sanjana melonggarkan tangannya dari gadis itu dan tentu saja gadis itu langsung menarik tangannya, "Kamu benar-benar mencintai dia, Ana," simpul Sanjana.

"Terserah dengan segala kesimpulan kamu Na, kamu tidak tahu perasaanku, hanya aku yang tahu. Aku mungkin tidak mencintai dia tapi seluruh keluargaku sangat mencintai dia melebihi cintanya ke aku!" Ana kembali ingin berjalan keluar.

Tapi Sanjana menariknya kembali, "Apa kamu mencintai aku, Na?" Sanjana menatap kedua bola mata gadis yang sudah menarik jiwanya untuk melakukan dosa selama enam bulan terakhir ini.

"Kalau aku bilang aku mencintai kamu apa kamu akan percaya?" tatap Ana kesal kemudian mendorong Sanjana agar menjauh darinya.

Sanjana terdiam saja, "Bukan aku yang memaksamu untuk menjalani hubungan ini, aku sudah bilang sama kamu kalau aku punya suami. Aku memang tidak mencintainya tapi seluruh keluargaku mencintainya, nyawa dia lebih berharga daripadaku. Suamiku tidak pernah menjahatiku dari dua tahun lalu kita menikah, bagaimana caraku menyakitinya untuk hubungan kita yang baru berjalan enam bulan ini?!" omel Ana.

Sanjana tetap saja terdiam, "Kita masuk ke lubang dosa ini sama-sama tapi aku bukan perempuan yang akan membebankan segala dosa ini padamu. Aku akan menanggungnya bersamamu tapi kalau kau suruh aku menanggungnya sekarang, aku belum siap! Kalau kau tidak mau menanggungnya lagi bersamaku, jalan keluar dari lubang dosa ini masih terbuka lebar." Dan setelah itu Ana meninggalkan Sanjana yang terdiam.




W.Sanjana post story on his Instagram

Sanjana post story on his Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Caption: Gue terlalu bego emang


Hannie_ reply W.Sanjana story

Surat Kaleng (Fakestagram)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang