17.Ketakutan Haneesha

4.4K 346 45
                                    

안녕하세요 친구!
Happy Reading!

⑅⁠꒰⁠✧⁠◝⁠•⁠ᴗ⁠•◜⁠✧꒱⑅⁠

"Tanggung jawab, soal apa?"

"Haneesha, hamil anak saya."

"ANJING." Darren bangkit dan memukuli wajah penuh luka milik Maveen dengan membabi buta. Luka yang dibuat Juardha kemarin belum hilang, sekarang ditambah dengan luka yang dibuat Darren.

Jevan, Bening, dan juga Semesta terlebih dulu keluar dari rumah. Jevan mengajak adik-adiknya untuk berjalan-jalan disekitar rumah Caca.

"YANG LO HAMILIN ITU ADEK GUE, BANGSAT! LO HANCURIN ADEK GUE SIALAN!" Darren menendang perut Maveen dengan kencang, yang membuat Maveen jatuh dan terbatuk-batuk.

Juardha hanya melihat tanpa berniat untuk melerai mereka, biarkan Maveen mendapatkan hukuman karna perbuatannya. Sedangkan Athayya dan Tania berusaha menarik anak mereka masing-masing.

"Darren, udah!" Tania memegang lengan anak laki-lakinya itu, mengelusnya lembut untuk membuat Darren sedikit tenang dan mengurangi emosi Darren.

"Ma?" panggil Caca dengan lirih, dan langkahnya memelan matanya mulai berkaca-kaca. Ia kembali teringat, saat Maveen melecehkannya dengan begitu kasar. Tadi, Caca terbangun saat mendengar suara keributan dari lantai bawah.

Athayya membantu Maveen untuk bangun, bangun dengan tertatih dan sesekali mendesis. Sekarang tubuh dan wajah Maveen bertambah sakit, bahkan sangat sakit. Maveen melihat Caca sekilas, ia mengusap pipinya yang terasa kebas.

"Gue nggak akan pernah setuju, kalo adek gue nikah sama lo!" Wajah Darren memerah, Darren mengatur nafasnya yang tersengal.

"Abang." panggil Tania lembut sembari menggelengkan kepalanya pelan.

"Adek nggak bakalan tenang kalo hidup sama mereka, ma." ucap Darren dengan suara yang sudah melembut. Ingatannya kembali teringat akan perlakuan Athayya, beberapa tahun yang lalu.

"Caca, Maveen mau bertanggung jawab. Kamu mau menikah sama Maveen?" tanya Juardha pelan.

"Nggak mau!" tolak Caca. Ia menggelengkan kepalanya kencang lalu memeluk erat Tania dari samping.

"Adek takut, ma." lirih Caca pada Tania.

"Tuh, dia nggak mau Dad. Udah aku bilang Maveen nggak perlu repot-repot, buat tanggung jawab. Kita pulang aja, kasian Kakak." ketus Athayya.

"Yasudah kalau begitu, kita pulang dulu aja. Kasih Caca waktu dan ruang buat mikirin ini. Caca pikirin baik-baik ya, nak." Juardha melihat Caca yang masih bersembunyi dipelukan Tania.

Keluarga Atmadja pun pamit untuk pulang, Jevan, Bening juga Semesta sudah pulang terlebih dahulu.

"Caca maafin Abang, Abang nggak bisa jagain kamu." ucap Darren pelan.

"Nggak, Abang ga salah. Caca yang nggak bisa jaga diri Caca, Abang maafin Caca ya." sanggah Caca.

"Kamu nggak salah, dek. Maveen yang salah, sini peluk Abang." pinta Darren merentangkan kedua tangannya untuk menyambut Caca. Caca dengan senang hati masuk kedalam pelukan Darren.

LOSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang