PROLOG

17 2 0
                                    

Mendung.

Kukira matahari saja menghargai bahwa hari ini adalah salah satu hari terburukku. Semua orang sudah pergi, tinggal segelintir orang yang masih setia berada di sini yang juga kuketahui sebagai orang-orang terdekatnya.

Aku tidak percaya semuanya. Bullshit. Rasanya dua hari terakhir hanyalah sebuah mimpi, mimpi buruk di mana orang yang kusayangi terenggut begitu saja dari sisiku. Mimpi buruk di mana aku telah kehilangan orang yang penting untukku. Mimpi buruk di mana aku benar-benar menyadari bahwa sekumpulan orang yang kusebut keluarga adalah dalang dibalik segalanya.

Mengepalkan tangan, rasa-rasanya aku ingin menghancurkan apa yang ada di sekitarku. Membenci diriku sendiri yang hanya mampu terdiam ketika melihatnya untuk yang terakhir kali, yang hanya mampu menyesal, yang hanya mampu menatap pusara itu tanpa bisa apa-apa.

Aku memang goblok. Lelaki macam apa aku ini? Bahkan di saat-saat terakhirnya pun aku masih tidak bisa melakukan suatu hal yang becus.

Aku selalu benci menangis, tapi tentu saja air mata sialan ini tak henti menetes. Aku juga membenci semua mata yang kini menatapku dengan iba. Dengan kasar aku mengusap wajahku dan meninggalkan tempat itu secepat yang aku bisa.

Saat mendongak, tak sengaja tatapanku bertabrakan dengan sepasang mata yang seketika membuatku hancur lagi. Pemilik mata itu, ialah salah satu penyebab kematiannya. Kematian orang yang membuatku mengerti apa itu hidup. Pemilik mata itu, ialah seseorang yang takkan pernah bisa kubenci sekeras apa pun aku mencoba.

Seseorang mencoba menghentikanku, tapi aku bahkan tak ingin berbicara dengan siapapun. Menepiskannya dengan kasar, aku kini berlari. Adrenalin dan kesedihan yang sarat membuat bobot tubuhku seolah tak lagi terasa, aku merasa seringan bulu. Pepohonan dan batu nisan menjadi kabur, hingga yang kulihat hanyalah sekelebat abu-abu aspal jalan raya. Aku tak ingin menghentikan langkah.

Hingga kurasakan tubuhku melayang tinggi, dan tak kurasakan apa-apa lagi.

.

HEREAFTERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang