ALFIAN NUGROHO
.
Untuk kali pertama sejak aku berkuliah, jam pulang sangat kunantikan. Tepat ketika jam menunjukkan selesainya kuliah, aku sontak melesat keluar. Biasanya, aku akan bertahan melakukan apa saja, penelitian, tugas atau apapun yang membuat otakku sibuk berpikir. Berbeda dengan anggapan Elvira yang seringkali mengatakan aku hanya menjalani hidup membosankan, selain rajin berlatih di club, pada kampus teknik aku mengikuti organisasi pecinta alam. Sudah dua kali kegiatan kami mendaki gunung telah kuikuti. Meskipun aku juga bukan anggotanya yang paling aktif.
Bukannya aku tak mau aktif berorganisasi, tapi dengan beban kuliah double degree yang kuambil sedikit membuatku keteteran juga. memang cukup ambisius, teknik sipil di kampus negeri dan bisnis internasional di kampus swasta. Meskipun pada kampus swasta yang merupakan kampus Elvira, Lily dan juga ehem Vina, aku seringkali menghadiri pertemuan online atau kelas malam. Yep, aku memang sesibuk itu.
Sesampainya aku di kampus swasta, mau tak mau aku melihat kelebatan rambut Lily yang mencolok di kejauhan. Memang kantin fakultas psikologi letaknya tak jauh dari fakultas hukum, dan karena aku memang berniat mencari adikku, maka aku memarkir mobil di fakultasnya. Meskipun aku heran mengapa dua orang ini berada di fakultas Vinastika dan tak ada Vinastika pula, tapi aku tetap menghampiri Elvira dan Lily "Kalian nggak kelas?" Ucapku datar pada dua orang didepanku yang entah mengapa tampak sibuk sendiri. Jarum jam masih menunjukkan pukul sebelas siang. Kebetulan tadi dosenku hanya memberikan tugas dan penjelasan singkat sehingga aku bisa keluar secepat mungkin.
Elvira melotot dan menjatuhkan ponselnya saking terkejutnya dengan suaraku, sementara Lily lebih baik karena refleksnya cukup bagus, meskipun terlonjak ia tak menunjukkan keterkejutannya. Padahal aku tak berniat mengejutkan siapapun loh, mereka saja yang terlalu asyik dengan dunianya.
"Kok lo ada disini?" Lily bertanya cepat.
"Nggak kuliah lo? Perasaan tadi berangkat deh!" Hampir bebarengan, Elvira menyahuti Lily. Alisnya mengangkat tanda bingung.
"Dia beneran Alfian kan? Sejak kapan kita pernah ketemu dia di kampus ini? Pagi buta pula?" Cerocos Elvira seolah aku ini hantu dan tak bisa mengerti perkataannya. Dasar adik sialan, belum apa-apa sudah membuat bete.
Sebenarnya apa yang dikatakan Elvira tidak salah sepenuhnya, aku memang hampir tak pernah mengikuti kelas pagi-sore. Aku juga sangat jarang berkeliaran di kampus ini kecuali perpustakaan. Kalau itu sih, karena merupakan kampus swasta, perpustakaannya buka selama 24 jam jadi tak salah dong aku memanfaatkannya? Dan meskipun kami bertiga jarang bertemu, aku sering kok bertemu Elvira atau Lily, aku hanya malas bertegur sapa, karena energiku telah terkuras habis.
Sambil menaikkan alis, aku membalas jengkel "Lo pikir gue setan sampe mustahil ada disini?"
Kali ini Lily tertawa "Konyol banget!"
Aku mendelik tidak suka, apanya yang konyol? Aku kan juga mahasiswa disini.
"Jangan galak-galak gitu dong bang! Kami emang kaget kok karena mana mungkin manusia es super sibuk mau repot-repot ke kampus ini siang-siang begini?"
Baru saja aku akan membalas ucapan Elvira yang menyebalkan itu ketika dengan kurang ajarnya ia meletakkan jari telunjuknya di mulutku. Sialan! Merusak reputasiku saja. Padahal aku yakin tak banyak yang menyadari jika Elvira adalah adikku. Sekarang, beberapa mata telah melihat kearah kami.
"Iya kami tahu yang terhormat Alfian Nugroho si super sibuk mendadak punya waktu karena kekasih hati Vinastika Putri telah kembali kesini."
Mengacuhkan Elvira aku menoleh ke arah Lily "Ini anak waras?" Lily hanya tertawa sambil mengangkat bahunya. "Kami disini karena pengen ketemu Vinastika Al, kami emang sempet ngobrol," Lily berhenti sebentar sambil melirik ke arah Elvira yang mendadak mengalihkan pandangannya. Apa itu? Elvira merasa bersalah?. Aku memicingkan mata, pasti ada yang telah terjadi tapi Lily tidak mengatakan apa-apa dan melanjutkan "Tapi dia kayaknya nggak enak badan. Tadi sih katanya mau ke toilet tapi nggak tahu tuh nggak balik-balik,"
KAMU SEDANG MEMBACA
HEREAFTER
Romance[ROMANCE-FICTION] Beberapa surat ancaman terkutuk itu kembali menerorku Mengungkit masa lalu yang belum usai Menuntut dendam yang belum terbayarkan Memaksaku untuk menyelesaikan segalanya Membuatku kembali pada kehidupan lamaku, Pada akhirnya aku ha...