Chapter 6

12 0 1
                                    

Sebelum Emma bisa memikirkan perkataannya. Banyak kesatria tiba-tiba berlarian di taman meneriakkan "PANGERAN!"

Edward mendecih kesal, memang hari sudah senja. Seharusnya dia sudah pulang saat sore tadi bersama Amy.

Mereka berdua merapikan peralatan pikniknya dan menghampiri para kesatria itu. Mereka semua senang dan mendesah lega melihat sang pangeran pulang tanpa lecet. Bisa habis mereka oleh sang ratu.

"Biar aku mengantarmu pulang" Ucap Edward. Dia naik ke kereta dan menurunkan tangannya pada Emma.

Gadis itu terkisap. "Mana boleh aku duduk di kereta bangsawan!"

Edward memutar bola matanya. "Sudahlah naik saja. Ini perintah." Mau tidak mau Emma mengiyakannya.

Dia menepuk-nepuk roknya, khawatir kalau saja ada debu. Kemudia dia meletakkan tangan di atas milik pangeran. Edward menuntunnya naik.

Sesaat Emma berada di dalam kereta, barulah dia sadar ada orang selain mereka berdua. Dia membeku terkejut.

Seorang anak perempuan seumurannya, atau mungkin lebih tua. Menatapnya penasaran. Surai hitam legam pendeknya membuat Emma terkagum serta mata biru langitnya yang tajam. Seluruh penampilannya berteriak elegan. Dia sangat cantik.

Cukup lama mereka bertatapan sebelum Edward berdehem.

"Emma, ini sepupuku Amy. Amy, ini..err, Emma" Edward bingung di tengah kata. Apa hubungannya dengan Amy?

Amy menatap Emma penasaran. "Apa dia yang membuatmu selalu pulang malam akhir-akhir ini?"

Sebelum Edward sempat menjawab, Amy dengan cepat menyelanya. "Well, tak apa. Aku paham. Aku juga rela melakukan apapun untuk wajah manis seperti itu" Ucapnya sambil menatap Emma dengan senyum lebar. Emma membalas senyumnya canggung.

"Namaku Amaryllis Clark. Putri dari menteri kerajaan Eden. Panggil saja aku Amy" Ucapnya, memberikan tangannya untuk salam.

Emma membalasnya kikuk. "Emma Florance." Tangannya lembut sekali.

Amy tersenyum geli. "Jepit rambut yang bagus" Ucapnya.

"Ini?" Tanya Emma seraya mengusap jepit rambutnya. Jepit bunga matahari yang di berikan Edward.

"Terimakasih. Edward yang memberikannya" Jawabnya.

"Benarkah?" Ucap Amy, matanya menatap Edward tajam dan seakan tersadar akan sesuatu. Edward mengalihkan pandangannya ke jendela dan bersiul.

"Kau meninggalkanku di tengah jalan setelah membeli jepit itu! Ku pikir kau membelikannya untukku" Amy berkata kesal dan melipat tangannya di depan dada.

"Apa?" Jawab lelaki itu, menatap Amy remeh. "Kau tidak cocok memakai sesuatu seperti itu"

Wajah Amy memerah marah. Kedua sepupu itu berkelahi hebat perkara jepit rambut disepanjang perjalanan dengan Emma yang panik.

---

Setelah hampir satu jam. Kereta kuda berhenti di depan rumah Emma. Gadis itu turun dari kereta dengan barang belanjaannya.

Lily dan Hadrian memeluk putri mereka erat, khawatir anak mereka terluka. "Kau dari mana saja anak kecil?" Ayahnya memeluknya erat. Emma menunjukkan kue belanjaannya, membuat ayahnya melepaskannya dan mengambilnya senang.

Lily mendesah lega setelah mengetahui dia hanya bermain dengan pangeran. Emma menatap kebelakang. Tersenyum senang dan melambai pada kereta yang mulai berjalan itu.

Amy dan Edward balas melambai. Masih kesal dengan satu sama lain.

"Kau menikmati harimu sayang?" Ucap ibunya menyapu surainya. Emma tersenyum manis.

Of Flowers and CrownsWhere stories live. Discover now