Happy reading~!
"Daddy..?"
Keduanya langsung menoleh kearah Bumi yang menatap Arta dengan tatapan penasaran. Arta membelalak terkejut.
"Daddy? Ini dada, sayang.. Kenapa panggilannya berbeda? Tumben sekali.. Awal awal disuruh panggil daddy kamu-nya nggak mau," Tutur Arta seraya menaruh parsel buah di samping brankar.
Tatapan Bumi tidak lepas pada Arta sedikitpun, setelahnya kedua tangan kecil itu melayang keatas. Isyarat minta untuk di gendong.
"Hm? Mau gendong?" Bumi mengangguk, sekejap, tubuhnya sudah berada di dekapan Dada. Ia mencium aroma khas yang paling ia rindukan, rasanya nyaman.. Seraya terus menggenggam sweater yang dipakai arta dengan erat, Bumi menatap kosong ruangan itu.
"Kak, kok Bumi lebih anteng dari biasanya?" Tanya Arta dengan kaki yang maju mundur menimang Bumi di dekapannya. Caka menggeleng tidak mengerti.
"Enggak ah, om.. Bumi baru aja cerita ke Caka kok. Ya kan, No?" Nono mengangguk semangat.
"Iya, Bubum balu celita mimpi na.." Arta ikut mengangguk, memikirkan sesuatu.
"Terus kok tiba tiba anteng gini? Perasaan nggak panas deh,"
Hening.
"Mau pulang." Tiba-tiba, Bumi menceletuk. Semua langsung memusatkan perhatian pada anak yang sedang nyaman digendongan Arta.
"Kenapa, dek?" Tanya Caka ingin memastikan.
"Mau pulang!" Kali ini Bumi ikut menghentakkan kakinya, membuat tubuh itu terlonjak.
"Bumi belum sembuh.. Besok aja ya pulangnya?" Rayu Caka, dirinya mendekat dan berusaha menatap lekat wajah adiknya itu. Namun, Bumi selalu menghindar. Ia menoleh ke kanan dan ke kekiri, seolah olah tidak ingin menatap ganti wajah kakaknya.
"Lihat kakak," Pintanya. Dan karena mendengar pintaan itu, Bumi langsung menyembunyikan wajahnya di dalam dekapan Arta, lalu tangannya terus menggenggam erat sweater yang digunakan Arta. Takut ditinggalkan.
"Bumi?"
"Kakak bukannya mau ngelarang Bumi untuk pulang.. Tapi tubuh Bumi belum sepenuhnya sembuh, iya kan? Lihat sekarang, masih lemas begitu minta pulang," Jelasnya memberi pengertian pelan-pelan, berharap Bumi lebih mengerti.
"Bumi mau pu-"
"Sshht! Bubum masih akit tawu! Ndak usah minta pulang pulang!" Sewot Nono. Bocah itu menempelkan jari telunjuknya di bibir, isyarat untuk diam.
Entah Bumi mengerti atau tidak, anak itu sekarang menyembulkan kepalanya dari balik dekapan Arta, menatap mereka berdua dengan mata bulatnya.
"Om, biar gantian Caka aja yang gendong Bumi, pasti capek.. Anaknya berat," Tutur Caka seraya maju selangkah dan merentangkan tangannya.
"Eh, tidak usah, Om kuat kok, Bumi ini anaknya ringan.. Tidak berat sama sekali,"
Tapi Caka merasa tidak enak, Om Arta baru saja memasuki kamar dan langsung di sambut oleh Bumi yang tidak sedang dalam mood baiknya. Ah, perkara Bumi.. Caka benar-benar tidak mengerti jalan pikirannya.
"Tapi Caka nggak enak, Om.. Lagipula Bumi juga perlu banyak istirahat," Sahutnya lagi. Tubuhnya ikut mendekat dan berusaha mengambil Bumi dari gendongan Arta.
Anak itu mencak-mencak dalam gendongan Arta, tidak ingin lepas. Lalu Bumi langsung menangis histeris.
"Ndakk!! Ndaaak!!" Teriaknya penuh penolakan. Semakin kencang cengkramannya pada Arta, semakin kuat pula Caka menarik Bumi dari gendongan Arta.
Berhasil!
Bumi sekarang berada digendongan kakaknya, tapi Bumi selalu mencondongkan tubuhnya pada Arta.
"Dadaa.. Dada.." Panggilnya dengan isakan kecil. Tangan mungil itu berusaha meraih Arta seiring Caka terus menjauh.
"Kakak lepas.." Caka menggeleng, terus membawa Bumi menjauh dari Arta yang nampak pasrah. Memang benar kata Caka, Bumi butuh banyak istirahat.
"Bumi..?" Pikiran Arta kosong, hanya menatap pintu luar tempat Bumi dibawa keluar oleh Caka.
♪•°•♪
HOHOIII!!
apa kabar aunty, uncle, and kakak kakak sayang??
Sebulan lebih, Sybill nggak update adek Bumi. Jujur, karena sudah lama tidak diasah kemampuan sybill.. Perlahan lahan menghilang.. Huhuhu..
Yah, mau gimana lagi? Harus banyak dilatih buat kata katanya, salah sybill sendiri maless😥
Anw, i hope u like 🤍🐨
Sampai jumpa minggu depan~~
KAMU SEDANG MEMBACA
DIARY BUMI
Randommembantu ibu panti menjemur pakaian, mencuci piring kotor, menjaga adik-adiknya, ikut berjualan, bukankah itu sudah dikatakan hebat bagi anak seusia bumi? Lantas, mengapa tidak ada yang mengadopsinya? Bumi juga ingin seperti adik dan kakaknya yang m...