"Hati mu terlalu mahal untuk jatuh cinta pada seseorang yang salah, apalagi jika orang itu tidak menghargai mu yang mempunyai perasaan lebih kepadanya"
- sisi gelap sekolah bergengsi
📜📜📜
"Cara yang bisa bikin lo jauh jauh dari pikiran pengen bunuh diri adalah berusaha menghibur diri sendiri pas lagi suntuk atau bosen, seperti.. melakukan hal hal yang lo sukai"
Velicia mengangguk "gue bakal coba saran lo"
"Oke, gue mau pulang, mau bareng?" Avera bangkit dari duduknya sembari membuka dompetnya
"Bareng lah! Kan lo naik nebeng mobil gue!"
"Eh! Enak aja nebeng, lo yang kasih tumpangan buat gue duluan ya!"
"Hm, yaudah lo bareng gue aja, daripada pesen taksi, boros"
"Baru tau gue, Velicia ketus gak suka boros"
"Ck!"
📜📜📜
"Astaga! Ketiduran!" Azila bangkit dari tempat tidurnya dengan wajah panik, dengan tergesa gesa ia memakai pakaian yang biasa ia pakai untuk bekerja paruh waktu
Ya, seharusnya ia sudah bekerja sejak sore tadi, namun seusai di antar Barra, dirinya tertidur karena terlalu capek
"Udah lebih dari telat ini mah!"
Tangannya terulur mengambil ponselnya yang tergeletak di atas meja, di samping tempat tidurnya
"Nomor siapa ini?" Dahinya berkerut melihat notifikasi pesan dari nomor yang tidak ia kenal
Unknown number
|Azila
Tak perlu berangkat
Hari ini, kau di
Perbolehkan izin
17.30|siapa ya?
Send 19.00Ting
"Hah?"
Unknown number
|Ini aku
19.01Satu pesan belum di baca
|Barra :)
19.01|Loh? Kak Barra?
Send 19.02|Iya?
Ada apa?
19.02|dapet nomor ku
Darimana?
Read 19.03|nomor absen mu
19.03"Ah! Iya, dia kan ke kantor guru tadi sore" Gumamnya "bisa jadi aja, dia minta nomor ku ke guru guru di sana"
"Hm" jadinya kembali bergerak cepat mengetikkan beberapa kata untuk membalas pesan dari Barra itu
|jadi..
Aku tidak perlu ke
Kafe nih..? :<
Read 19.04|Iya
Istirahat aja ya
Di rumah :>
19.04|Oke! ><
Read 19.05"Haaah.." Azila merebahkan diri dengan perasaan lega, saat melihat pesan dari Barra, untung saja ia di perbolehkan tidak pergi bekerja hari ini
Kalau tidak..? Entah, apa yang terjadi
📜📜📜
Di sebuah rumah ..
Ingat gadis nusa abadi yang name tag nya Camelia Veronica kan?
Amel dan Sintia sedang memakai masker di rumahnya
"Eh Amel, lo masih inget gak sih sama Pak Virendra, CEO besar yang lahir dari keluarga bangsawan dan menikahi seorang wanita yang biasa di panggil Bu Aulia?" Tanya Sintia tiba tiba sambil mengoleskan masker feel off ke wajahnya
"Ih kenal banget dooong, dia CEO yang kaya raya banget saat itu, mereka bukan artis tapi mereka terkenal karena kesuksesannya"
"Tapiii, CEO besar itu udah lama meninggal mungkin 11 tahun yang lalu dan itu udah lama banget pas gue masih kecil baru berusia 4 tahun" lanjut Amel dengan muka lesu
"Lo kenal? Kirain gue lo gak kenal Mel" Heran Sintia sambil terkekeh mendengar ucapan Amel
"Kenal bangett malah, dulu mereka berdua idola gue pas mereka masih hidup"
"Eh anaknya gimana tuh? Kok gue belum tau ya kabarnya?"
"Oh itu, kabar dua anaknya di asuh oleh ibu angkat yang berbeda anak laki lakinya di asuh oleh seorang owner restoran, tapi gak tau kalau anak cewenya di asuh sama siapa"
Heh! Itu anak ceweknya, teman lo yang lo rundung di sekolah Mel :)
"Tapi kayanya sih anak yang laki lakinya di asuh sama owner restoran Coffee & Dessert restoran deket sekolah itu, tapi katanya gak tau bener atau enggak, soalnya yang tau juga gak banyak" lanjut Amel
"Beneran? Dia di asuh sama owner restoran itu? Kok gue gak pernah liat sih?"
"Ya iyalah gak pernah liat, orang lonya aja belum pernah sama sekali ke restoran itu gimana mau ketemu anaknya" sahutnya sinis
"Kalau gak, coba kita ke situ siapa tau aja bener dan ketemu sama anaknya" saran Sintia
Amel menatap lekat Sintia "Masa sih? gue sih gak yakin, gak banyak yang tau juga kan tadi lo denger itu kan 'katanya' berarti belum tentu benar kalau dia di asuh sama owner restoran itu"
Sintia menghela nafas "Coba dulu Mel siapa tau bener, kan belum di coba belum tau"
Amel terdiam sejenak menimang nimang perkataan Sintia "iya juga sih, banyak juga yang bilang gitu, yaudah nanti kita ke sana mau kapan perginya?"
"Besok sore aja gimana? Sehabis pulang sekolah, siapa tau aja dia baru pulang sekolah juga terus mampir ke kafe itu"
"Hmm boleh deh besok, tapi kalau ga ada gimana?"
Senyuman Sintia langsung pudar "maksud gue tuh, kita mampir ke restoran itu bukan karena ingin ketemu anaknya doang tapi sekalian hangout juga, secara kita kan belum pernah mampir dan cobain makanan di restoran itu apalagi restoran itu sudah lama terkenal, kali kali boleh lah ya"
"Oke, bener juga sih kata lo jadi klau gak ketemu juga gapapa, lagian gue juga gak berharap kok, gimana mau gak kalau besok?" Tanya Amel balik untuk memastikan kalau besok harus jadi
" jadi dong, gue sih ayo ayo aja,terserah lo kan gue sarankan ke situ karena lo" sahut Sintia sambil membersihkan masker di wajahnya
Kedua gadis itu tidak tahu bahwa seorang pemuda yang datang ke sekolah mereka adalah Barra yang mereka bicarakan
📜📜📜
Di ruang pribadi yang gelap..
Ada seorang kepala sekolah perempuan bername tag Ratna Desi dia sedang melihat koran keluaran 13 tahun yang lalu, di koran itu tertera tulisan
"Pak Virendra dan Bu Aulia CEO besar yang resmi menunjukan kedua anaknya di depan publik, dengan anak pertama laki laki dan anak kedua perempuan selisih usia satu tahun"
Dengan foto Pak Virendra, Bu Aulia, Barra dan Azila yang semuanya senyum bahagia, dengan posisi Azila digendong Virendra yang baru saja berusia dua tahun dan Barra yang sedang di gandeng Aulia berusia tiga tahun
"Barra Malik Virendra, Azila Novalian Aulia" cicit kepala sekolah itu dengan suara berbisik sambil berpikir di ruangan gelap seorang diri
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Gelap Sekolah Bergengsi
Teen Fiction"Aku ingin mendapat apa yang ku mau" Memecahkan misteri tentang siapa pembunuh seorang siswi di salah satu sekolah elit Tentang Kekurangan dan sisi kelam sekolah elit yang menjadi impian semua pelajar Lantas, jika sebuah sekolah yang memiliki banya...