Keesokan paginya...
Azila mengerjap bangun dari tidurnya, gadis itu semalam tertidur saat mendengar lagu setelah bertukar pesan dengan Velicia
Matanya membelalak saat melihat jam dinding di kamarnya. Pukul 06.20 pagi
"Aku terlambat" gadis itu bergegas mengambil handuk untuk mandi pagi
Tetapi, gerakannya terhenti kala mengingat ucapan sang ibu semalam
"Maka lebih baik kau berada di rumah besok, tidak apa apa kan?"
"Oh ya. Aku izin sekolah hari ini" ia berniat untuk menaruh kembali handuknya
"Tapi mandi pagi saja tidak apa apa kan?" Lalu kakinya melangkah menuju kamar mandi yang berada di dalam kamarnya
Tidak lama. Hanya membutuhkan waktu tidak sampai 10 menit, Azila sudah keluar dari kamar mandi dengan pakaian santainya
Gadis itu terdiam saat mendengar suara ketukan pintu kamarnya
Tok tok tok
"Non?"
"Iya, bi?"
"Di panggil turun untuk sarapan" lanjutnya
"Oh? Iya bi, aku akan menyusul setelah ini!"
"Naik" setelahnya terdengar derap langkah yang melangkah pergi menjauh dari kamarnya, sepertinya pembantu rumahnya itu sudah pergi
Azila menghela napas pelan, gadis itu lalu berjalan menuju keluar kamar dan berjalan menuruni satu persatu anak tangga
Tatapannya menatap meja makan yang sudah ada Velinda dan Barra di sana, tidak seperti biasanya. Barra kini sudah siap dengan seragam sekolahnya
Gadis itu mendadak merasa iri, ia juga ingin memakai seragam Bangsa High School hari ini. Sebab, memakai seragam khas sekolah itu sudah menjadi hal yang ia sukai
Mendengar suara langkah kaki yang menuruni tangga, lantas Velinda dan Barra mengalihkan atensinya pada Azila yang sedang menuruni tangga terakhir
Saat Azila sudah sampai di meja makan, Velinda dengan cepat menuangkan nasi untuk kedua anak asuhnya itu
Sepertinya Velinda dan Barra memang menunggu kedatangan Azila untuk sarapan
"Makan nak, Azila" Velinda meletakkan sepiring nasi di hadapan gadis itu
Azila mengangguk pelan, lalu tangannya terulur untuk mengambil beberapa lauk yang tersaji di atas meja
"Mau ku ambil kan?" Tanya Barra
"Ah, tidak kak. Aku bisa sendiri" ucapnya sambil tersenyum kikuk
Barra hanya mengangguk saja, pemuda itu lalu mulai menyuapkan satu suap ke dalam mulutnya
Lima menit kemudian kegiatan sarapan selesai. Wanita paruh baya yang menjadi pembantu rumahnya langsung datang untuk membereskan piring piring bekas mereka makan
Barra memakai tas sekolahnya "Azila, ibu. Aku berangkat dahulu"
Velinda mengangguk pelan "hati di jalan ya, nak" kedua perempuan itu menatap Barra yang mulai berjalan keluar rumah menuju garasi mobil
"Ibu bekerja hari ini?" Tanyanya saat pandangan Barra sudah tidak terlihat lagi di mata mereka, gadis itu sedikit bingung. Karena Velinda hanya mengenakan baju semalam yang ia pakai saat makan malam dan bukannya baju kantor seperti biasanya
"Berangkat kerja kok, ibu ke kamar dahulu ya sebentar"
"Hm.. baiklah" Azila menatap Velinda yang menaiki satu persatu anak tangga dengan cepat menuju kamarnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Sisi Gelap Sekolah Bergengsi
Teen Fiction"Aku ingin mendapat apa yang ku mau" Memecahkan misteri tentang siapa pembunuh seorang siswi di salah satu sekolah elit Tentang Kekurangan dan sisi kelam sekolah elit yang menjadi impian semua pelajar Lantas, jika sebuah sekolah yang memiliki banya...